RENUNGAN HARI BIASA:
RABU 10 OKTOBER 2012
(Daniel)
Gal 2:1-2,7-14, Mzm 117:1,2, Luk 11:1-4
BACAAN INJIL:
Pada suatu kali Yesus sedang berdoa di salah satu tempat. Ketika Ia berhenti berdoa, berkatalah seorang dari murid-murid-Nya kepada-Nya: "Tuhan, ajarlah kami berdoa, sama seperti yang diajarkan Yohanes kepada murid-muridnya." Jawab Yesus kepada mereka: "Apabila kamu berdoa, katakanlah: Bapa, dikuduskanlah nama-Mu; datanglah Kerajaan-Mu. Berikanlah kami setiap hari makanan kami yang secukupnya dan ampunilah kami akan dosa kami, sebab kami pun mengampuni setiap orang yang bersalah kepada kami; dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan."
RENUNGAN:
"Tuhan, ajarlah kami berdoa, sama seperti yang diajarkan Yohanes kepada murid-muridnya."
Mungkin kita juga sedikit iri melihat orang yang bisa berdoa, karena kita tidak tahu bagaimana berdoa, tidak tahu apa yang kita katakan dalam doa. Itu pula yang dilakukan oleh salah seorang murid Yesus ketika melihat Yesus berdoa. Murid itu meminta Yesus untuk mengajarinya berdoa, tetapi bukan seperti doa yang dilakukan Yesus, namun seperti yang diajarkan Yohanes kepada murid-muridnya. Murid itu merasa iri melihat Yohanes mengajari murid-muridnya berdoa sedangkan dia merasa tidak diajari oleh Yesus.
Kiranya mungkin kita juga demikian bila melihat saudara dari Gereja Protestan begitu pintar berdoa sedangkan kita kurang bisa berdoa seperti mereka. Banyak umat merasa bahwa Gereja katolik kurang mengajari umat berdoa, tidak seperti protestan yang begitu hebat dan pintar berdoa. Kadang juga umat ingin diajari seperti doa yang dilafalkan pihak protestan dan kadang meniru-niru doa mereka.
Benarkah Gereja Katolik tidak mengajari umat berdoa? Tentu tidak. Gereja juga mengajari doa dan dalam Gereja Katolik bagitu kaya akan bentuk-bentuk doa.
Doa itu bukan soal kata-kata yang panjang dan indah didengar, tetapi doa itu adalah soal iman kepada Allah. Kita sulit berdoa karena kita kurang beriman kepada Tuhan dan kitapun kurang menghayati iman itu.
Dalam doa yang diajarkan oleh Yesus kepada murid-Nya, sungguh terkandung muatan iman dalam doa. Kalau kita beriman kepada Tuhan, kita pasti punya kerinduan untuk bertemu dan berbincang-bincang dengan Tuhan. Perbincangan itu kita lakukan dalam doa-doa kita. Doa yang keluar dari iman, adalah doa yang mengalir dari batin kita, bukan doa yang dilafalkan. Dalam doa iman, kita memuji, memuliakan Tuhan, rindu akan Kerajaan-Nya, penyerahan diri pada Tuhan dan pada akhirnya kita ingin hidup seperti kehendak Tuhan.
Bahkan doa yang sungguh-sungguh karena iman, malah seringkali tidak membutuhkan kata-kata. Misalnya orang yang sungguh percaya pada Tuhan, dalam doa dia tidak mengucapkan sepatah katapun, tetapi hanya duduk merasakan persatuan dengan Tuhan. Orang demikian tidak mengatakan sepatah katapun, bukan karena tidak tahu mengatakan apa-apa, tetapi karena tidak membutuhkan kata-kata dalam doanya, tetapi merasakan kedekatan dan persatuan dengan Tuhan.
Doa yang mendalam, komunikasi dengan Tuhan dilakukan bukan lagi dengan kata-kata, tetapi dengan keyakinan akan kesatuan dan kehadiran Tuhan dalam dirinya, serta diungkapkan dengan hidup seturut kehendak Tuhan. Amin.
0 comments:
Post a Comment
Syalom. Terimakasih atas kunjungan dan komentarnya.Semoga Tuhan memberkati para Saudara.