Sinode: Kerendahan hati, solidaritas merupakan kunci untuk evangelisasi
Kerendahan hati, solidaritas, cinta sejati merupakan kunci untuk evangelisasi, kata sejumlah prelatus dalam sinode para uskup seluruh dunia di Vatikan tentang ‘Evangelisasi Baru’.
“Evangelisasi baru memanggil kita untuk memiliki kerendahan hati baru. Injil tidak dapat berkembang dalam kesombongan,” kata Uskup Agung Socrates Villegas dari Lingayen-Dagupan, Filipina dalam sinode uskup pada 9 Oktober.
Mengikuti Kristus berarti meneladani dia dengan “rasa kagum dan hormat terhadap manusia,” katanya.
Menurutnya, “Evangelisasi telah terluka dan terus terhambat oleh arogansi para pengikut-Nya.”
Uskup Agung Luis Antonio Tagle dari Manila, Filipina, juga menekankan pentingnya meneladani ‘kerendahan hati, seraya mencontohkan kesediaan Yesus untuk menjadi manusia, menderita dan mati demi umat manusia.
Kerendahan hati Yesus ditunjukkan melalui cinta sejati dan solidaritas terhadap semua orang, terutama “mereka yang terabaikan dan dibenci oleh dunia,” dan Gereja harus melakukan hal yang sama, kata Uskup Agung Tagle.
Kardinal Polandia Zenon Grocholewski, Prefek Kongregasi Pendidikan Katolik, mengatakan setiap anggota Gereja harus melakukan pemeriksaan bathin yang serius “di kaki salib, belajar kerendahan hati dan cinta sejati.”
Kardinal itu menegaskan para imam dan teolog harus serius melihat kondisi pendidikan Katolik. Sekolah dan universitas Katolik sudah memiliki jumlah yang lebih banyak dari sebelumnya, namun pertumbuhan itu disertai dengan “krisis pertumbuhan iman,” katanya.
Salah satu kunci untuk menyelesaikan masalah itu, kata kardinal itu, para imam dan teolog perlu memahami bahwa belajar bertahun-tahun dan prestasi akademis cemerlang tidak akan menarik orang kepada Kristus jika pewartaan mereka tidak benar-benar memperkenalkan Tuhan sendiri dan mengajarkan apa yang diajarkan Gereja.
Sementara itu Uskup Jose Rauda Gutierrez dari San Vicente, Salvador, mengatakan para uskup dan imam seringkali merupakan hambatan bagi evangelisasi.
Evangelisasi baru, katanya, harus menjadi “seperti obat yang menyembuhkan guna membawa sukacita dan kehidupan” di tempat di mana ada ketakutan.
Uskup John Corriveau OFMCap dari Nelson, British Columbia, Kanada, mengatakan membangun komunitas dan mempromosikan rasa persekutuan, terutama dalam menghadapi individualisme yang meningkat, merupakan bagian penting dari evangelisasi baru.
“Panggilan untuk persekutuan, bukan hanya sebuah slogan. Hal ini perlu pertobatan hati,” katanya.
Uskup Agung Gerhard Muller dari Jerman, Prefek Kongregasi Ajaran Iman, mengatakan, penginjilan yang efektif pertama mengharuskan bahwa Gereja “mengatasi perdebatan internal Gereja” termasuk istilah konservatif dan progresif.
Menurutnya, para anggota Gereja harus fokus pada berbagi Injil kepada orang lain dan melakukannya dalam satu persekutuan dengan Gereja dan sesuai dengan ajarannya.
Sumber: Catholic News Service
Foto: catholicnewsagency.com
Sumber: Catholic News Service
Foto: catholicnewsagency.com
0 comments:
Post a Comment
Syalom. Terimakasih atas kunjungan dan komentarnya.Semoga Tuhan memberkati para Saudara.