RENUNGAN HARIAN PEKAN PASKAH VI
Selasa 15 Mei 2012
(Pakomius, Maria Dominika Mazzarello)
Kis 16:22-34, Mzm 138:1-2a,2bc-3,7c-8, Yoh 16:5-11
BACAAN INJIL:
Tetapi sekarang Aku pergi kepada Dia yang telah mengutus Aku, dan tiada seorangpun di antara kamu yang bertanya kepada-Ku: Ke mana Engkau pergi? Tetapi karena Aku mengatakan hal itu kepadamu, sebab itu hatimu berdukacita.
Namun benar yang Kukatakan ini kepadamu: Adalah lebih berguna bagi kamu, jika Aku pergi. Sebab jikalau Aku tidak pergi, Penghibur itu tidak akan datang kepadamu, tetapi jikalau Aku pergi, Aku akan mengutus Dia kepadamu. Dan kalau Ia datang, Ia akan menginsafkan dunia akan dosa, kebenaran dan penghakiman; akan dosa, karena mereka tetap tidak percaya kepada-Ku; akan kebenaran, karena Aku pergi kepada Bapa dan kamu tidak melihat Aku lagi; akan penghakiman, karena penguasa dunia ini telah dihukum.
RENUNGAN:
Memang sungguh merupakan pengalaman yang tidak menyenangkan bila kita ditinggalkan oleh orang yang kita kasihi, yang mengasihi kita dan yang kita harapkan menjadi pegangan hidup kita. Kehilangan orang yang demikian, bisa membuat kita serasa kehilangan gairah hidup. Makanya tidak jarang seorang istri begitu sedih karena ditinggal mati suaminya dan isteri itupun tidak lama kemudian menyusul meninggal.
Yesus mengetahui kesedihan para murid ketika Dia mengatakan bahwa Dia akan pergi meninggalkan para murid. Oleh sebab itu Yesus menegaskan bahwa Dia tidak akan meninggalkan para murid, Yesus akan tetap menyertai para murid yakni dengan mengutus Roh Kudus untuk mendampingi dan menjadi penolong bagi para murid. Walaupun Yesus akan kembali ke surga, tetapi kasih-Nya kepada manusia tetap tinggal, tidak dicabut. Roh Kudus akan diutus untuk menyertai para murid dan manusia.
Kasih Allah sepanjang masa, tidak mengenal waktu dan tidak akan berkesudahan. Kasih Allah dan Allah sendiri senantiasa hadir dalam kita hingga sekarang dan sampai kapanpun yakni lewat kehadiran Roh penghibur. Roh itu telah dicurahkan ke dalam diri kita masing-masing. Oleh sebab itu, kita tidak usah gelisah, takut dan gentar menjalani hidup, karena Roh Allah selalu beserta kita, siap untuk memberi penghiburan dan memberi pertolongan kepada kita.
Namun persoalannya adalah Roh yang sudah diberikan kepada kita tidak bekerja. Roh itu seakan terpenjara dalam hidup kita. Roh Kudus yang telah dicurahkan ke dalam hati kita masing-masing lewat baptisan tentu bukan karena diam tidak berbuat apa-apa, tetapi karena kita tidak bekerja sama dengan Roh Allah atau tidak percaya pada Roh Allah yang ada dalam diri kita. Roh Kudus itu seakan terpenjara oleh kedangkalan iman kita, terpenjara oleh keegoisan kita yang hanya mementingkan diri sendiri, yang hanya mengandalkan kekuatan diri dan kehebatan dunia. Roh Kudus itu adalah Roh Allah sendiri, namun bagaimanapun membutuhkan kerjasama kita dengan Roh Allah.
Maka kita perlu membina iman kita kepada Allah, memberi kesempatan kepada Roh Allah dalam diri kita untuk bekerja bagi kita. Kerapkali Roh Allah itu tampak bekerja ketika kita tidak punya kekuatan apa-apa, namun tetap kita kurang menyadari bahwa semua adalah karena Roh Allah bekerja dalam diri kita.
Jalan untuk membiarkan Roh Allah bekerja dalam diri Allah, adalah iman dan kerendahan hati di hadapan Tuhan serta sikap pasrah pada kehendak Tuhan. Orang yang rendah hati, dalam dirinya Roh Allah akan selalu bekerja dan berbuat melebihi kemampuan manusiawi kita. Maka mari kita mohon dari Tuhan, agar kita dimampukan bekerjasama dengan Roh Allah yang berdiam dalam diri kita. Mari kita mohon, agar Roh Kudus menghibur dan memberi kekuatan bagi kita. Amin.
0 comments:
Post a Comment
Syalom. Terimakasih atas kunjungan dan komentarnya.Semoga Tuhan memberkati para Saudara.