RENUNGAN HARIAN PEKAN PASKAH VI
Senin 14 Mei 2012
(Pesta St. Matias, Rasul )
Kis 1:15-17,20-26, Mzm 113:1-2,3-4,5-6,7-8, Yoh 15:9-17
BACAAN INJIL:
"Seperti Bapa telah mengasihi Aku, demikianlah juga Aku telah mengasihi kamu; tinggallah di dalam kasih-Ku itu. Jikalau kamu menuruti perintah-Ku, kamu akan tinggal di dalam kasih-Ku, seperti Aku menuruti perintah Bapa-Ku dan tinggal di dalam kasih-Nya. Semuanya itu Kukatakan kepadamu, supaya sukacita-Ku ada di dalam kamu dan sukacitamu menjadi penuh. Inilah perintah-Ku, yaitu supaya kamu saling mengasihi, seperti Aku telah mengasihi kamu.
Tidak ada kasih yang lebih besar dari pada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya. Kamu adalah sahabat-Ku, jikalau kamu berbuat apa yang Kuperintahkan kepadamu.
Aku tidak menyebut kamu lagi hamba, sebab hamba tidak tahu, apa yang diperbuat oleh tuannya, tetapi Aku menyebut kamu sahabat, karena Aku telah memberitahukan kepada kamu segala sesuatu yang telah Kudengar dari Bapa-Ku. Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu.
Dan Aku telah menetapkan kamu, supaya kamu pergi dan menghasilkan buah dan buahmu itu tetap, supaya apa yang kamu minta kepada Bapa dalam nama-Ku, diberikan-Nya kepadamu. Inilah perintah-Ku kepadamu: Kasihilah seorang akan yang lain
RENUNGAN:
Mendengar atau membaca injil hari ini, mungkin kita sedikit heran karena injil hari ini sudah diperdengarkan kepada kita pada hari minggu kemarin. Mungkin bertanya, “Mengapa injil ini diperdengarkan kembali kepada kita? Memang injil tentang kasih Allah dan ajakan untuk hidup saling mengasihi diperdengarkan kepada kita beberapa hari ini. Kiranya dengan pengulangan ini, jelas kepada kita mau dikatakan bahwa kasih itu begitu penting dan mendesak bagi hidup kristiani. Apalagi hidup saling mengasihi pada masa sekarang ini sangat mendesak untuk diamalkan. Inilah tugas panggilan kita para pengikuti Yesus.
Berbicara tentang kasih itu, sungguh mudah, tetapi sulit mengamalkannya.
Banyak lagu, tulisan, ceramah yang berkobar-kobar tentang kasih. Semuanya mengatakan bahwa betapa indahnya hidup bila saling mengasihi. Namun kenyataan yang kita hadapi, melakukan perbuatan kasih tidak semudah mengatakannya. Hidup orang yang melakukan perbuatan kasih juga kadang kala tidak seindah uraian tentang buah kasih, sebab seringkali orang yang melakukan perbuatan kasih, justru mengalami tantangan dan penderitaan. Kiranya saat ini sangat mendesak pewartaan dan hidup tentang kasih. Sebab kita ketahui sendiri apa yang terjadi dalam kehidupan kita.
Saat ini sering kita saksian kejadian yang justru sangat bertetangan dengan cinta kasih. Sekarang ini manusia hanya mementingkan diri sendiri atau kelompoknya, tidak peduli dengan orang lain. Bahkan kecintaan mereka pada diri sendiri atau kelompoknya sungguh begitu besar sampai mereka dengan sadar mengorbankan orang lain. Tentu kasih yang demikian, bukanlah kasih kristiani. Sebab dengan jelas Yesus mengatakan bahwa kasih itu membahagiakan orang lain, bukan menyengsarakan orang lain. Seorang pelaku kasih harus rela berkorban demi orang lain.
Kasih yang relah berkorban ini kiranya sulit kita temukan dalam kehidupan sekarang ini. Justru yang terjadi sebaliknya adalah perbuatan hidup yang mengorbankan orang lain. Dalam hal ini, tidak sedikit umat kristiani yang berkobar-kobar berbicara tentang kasih Allah kepada manuisa, tetapi mereka hanya pada tingkat kata-kata, tidak sampai pada perbuatan nyata. Banyak orang yang begitu ahli dalam berbicata tentang kasih, tetapi bodoh dan miskin dalam perbuatan kasih.
Dari sebab itulah, Yesus menegaskan bahwa kasih adalah bagian penting dalam hidup kristiani yang percaya kepada Dia. Pentingnya perbuatan kasih itu, maka Yesus mengatakan bahwa dengan berbuat kasih, kita sudah memenuhi perintah Tuhan agar kita hidup saling mengasihi. Dengan perbuatan kasih itu, nyatalah kita anak-anak Allah yang mahakasih. Dengan berbuat kasih, maka sukacita kita menjadi penuh. Sehingga berbuat kasih adalah identitas penting para pengikut Yesus.
Dasar kita hidup dalam perbuatan kasih adalah karena Allah sendiri sudah mengasihi kita. Kita harus sadar bahwa menjadi suatu keharusan bagi kita untuk berbuat kasih, karena kita telah dikasihi oleh Allah dan kasih-Nya itu adalah anugerah cuma-cuma dari Tuhan.
Oleh sebab itu, sudah seharusnya kitapun mengasihi sesama dengan tulus hati.
Oleh sebab itu, kita patut merenungkan diri, “Sejauh mana kita sebagai murid Yesus sudah berbuat kasih kepada sesama kita?” Ingatlah bahwa kasih menuntut suatu pengorbanan demi kebahagiaan sesama, bukan mengorbankan sesama demi kepentingan diri sendiri atau kelompok. Mewartakan kasih dan melakukan perbuatan kasih pada masa kita sangatlah mendesak, maka Yesus mengutus kita untuk mewartakan kasih Allah lewat hidup kita yang melakukan perbuatan kasih kepada sesama. Amin.
0 comments:
Post a Comment
Syalom. Terimakasih atas kunjungan dan komentarnya.Semoga Tuhan memberkati para Saudara.