RENUNGAN HARIAN PEKAN PASKAH VI
Jumat 18 Mei 2012
(Hr I. Novena Pentakosta,Yohanes I, Leonardus Murialdo,Willem Toulouse, Feliks dr Cantalice)
Kis. 18:9-18; Mzm. 47:2-3,4-5,6-7; Yoh. 16:20-23a
BACAAN INJIL:
Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya kamu akan menangis dan meratap, tetapi dunia akan bergembira; kamu akan berdukacita, tetapi dukacitamu akan berubah menjadi sukacita. Seorang perempuan berdukacita pada saat ia melahirkan, tetapi sesudah ia melahirkan anaknya, ia tidak ingat lagi akan penderitaannya, karena kegembiraan bahwa seorang manusia telah dilahirkan ke dunia. Demikian juga kamu sekarang diliputi dukacita, tetapi Aku akan melihat kamu lagi dan hatimu akan bergembira dan tidak ada seorangpun yang dapat merampas kegembiraanmu itu dari padamu. Dan pada hari itu kamu tidak akan menanyakan apa-apa kepada-Ku. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya segala sesuatu yang kamu minta kepada Bapa, akan diberikan-Nya kepadamu dalam nama-Ku.
RENUNGAN:
Suatu ketika ada seorang anak yang menggendong adeknya yang masih bayi tetapi gemuk. Orang yang melihat hal itu merasa kasihan dan mengatakan, “Wah kamu pasti merasa capek karena beban yang kau gendong hampir sama besarnya dengan dirimu.” Anak itu dengan menjawab, “Saya tidak merasa capek dan tidak menganggap bahwa yang saya gendong adalah beban, tetapi dia adalah adekku yang kusayangi, sehingga saya tidak merasa keberatan dan menderita.” Kasih sayang kepada adeknya yang digendong, membuat anak itu tidak merasa keberatan menggendong adiknya dan tidak merasa capek. Jelas bahwa hidup yang didasari cinta kasih, mampu memberi kekuatan tersendiri bagi orang menjalaninya.
Demikian juga halnya perumpamaan yang diberikan oleh Yesus, dengan mengambil pengalaman seorang ibu yang mengandung anaknya. Mengandung anak bagi seorang ibu pasti mengalami persoalan tersendiri, pengorbanan yang sungguh besar. Namun persoalan dan pengorbanan itu sekan tidak terasa karena ibu itu sadar bahwa yang dia kandung adalah anak yang dikasihinya. Apalagi ketika anak yang dikandung itu lahir, penderitaan yang dialami seorang ibu ketika mengandung, seakan tidak berarti apa-apa dibanding dengan kebahagiaan karena kelahiran anaknya yang disayanginya.
Dalam kehidupan beriman juga, pasti kita mengalami tantangan, persoalan dan penderitaan. Namun bila kita menjalani hidup dalam cinta pada Tuhan, pasti semuanya itu dapat kita tanggung dan tidak akan menyurutkan iman kita. Apalagi bila kita juga sadar dan yakin bahwa sukacita besar siap menantik kita bila kita tetap setia dalam iman. Memang benar, bahwa orang beriman tidak akan lepas dari kesulitan, persoalan hidup. Namun hendaknya kita tetap setia, karena hidup selalu mengarah pada masa depan yang bahagia siap menanti kita. Maka semoga kita tetap setia dalam iman karena cinta pada Tuhan dan demi hidup bahagia. Penderitaan yang kita alami tidak ada apa-apanya dibanding dengan kebahagiaan kekal. Amin.
0 comments:
Post a Comment
Syalom. Terimakasih atas kunjungan dan komentarnya.Semoga Tuhan memberkati para Saudara.