RENUNGAN HARI JUMAT AGUNG (Puasa dan Pantang), 6 April 2012
Yes 52:13-53:12, Mzm 31:2,6,12-13,15-16,17,25, Ibr 4:14-16, 5:7-9, Yoh 18:1-19:42
Yes 52:13-53:12, Mzm 31:2,6,12-13,15-16,17,25, Ibr 4:14-16, 5:7-9, Yoh 18:1-19:42
RENUNGAN:
Di balik kematian Yesus ada suka tetapi di balik suka juga ada duka. Mungkin ini yang bisa kita gambarkan tentang perayaan kita hari ini. Hari ini kita akan merayakan Jumat Agung, yakni sengsara dan kematian Yesus di salib.
Kematian adalah salah satu bagian kehidupan manusia yang pasti terjadi bagi setiap orang. Namun walaupun demikian, kematian tetap merupakan suatu yang mengerikan, menakutkan bagi banyak orang dan terkadang tidak sedikit orang yang masih takut menghadapi kematian.
Hari ini, kita mengenang kembali kematian Yesus di salib. Namun sebelum Yesus mati dengan cara sengat mengerikan di salib, Yesus terlebih dahulu mengalami penderitaan. Sungguh Yesus mengalami penderitaan sebelum sampai pada kematian-Nya. Tadi malam kita ketahui bagaimana Yesus mengalami pergolatan batin karena tahu bahwa sudah tiba waktunya bahwa Dia harus menerima penderitaan dan kematian. Begitu beratnya penderitaan yang akan dialami-Nya, sehingga ketika berdoa di taman Getsemani, peluh yang keluar bercampur darah, ketakutan yang luar biasa. Namun akhirnya Yesus mengambil keputusan seturut kehendak Allah Bapa, yakni menerima penderitaan dan kematian itu.
Dari kisah sengsara yang kita dengarkan, kita bisa mengetahui betapa hebatnya penderitaan yang dialami oleh Yesus; Dia ditangkap seperti seorang penjahat besar, dan saat itu para murid meninggalkan-Nya, Dia dihina, diludahi dan sungguh direndahkan martabat-Nya, orang-orang yang dikasihi-Nya juga para murid meninggalkan-Nya dalam sengsara-Nya dan bahkan Petrus menyangkal sampai 3 kali. Penderitaan Yesus berpuncak pada kematian di salib. Yesus menerima dan menjalani semuanya itu hanya karena taat pada kehendak Allah Bapa yang mengasihi manusia dan hendak menyelematkan manusia. Kehendak dan kasih Allah Bapa, itu pulalah kehendak dan kasih Yesus kepada manusia.
Secara harafiah, memang benar bahwa Yesus mati karena kedosaan, kejahatan manusia zaman-Nya, tetapi di atas semuanya itu, Yesus menerima penderitaan dan kematian itu, adalah karena kasih-Nya yang sungguh luar biasa bagi manusia. Kasih Allah kepada manusia yang menghendaki manusia selamat, nyata dalam penderitaan dan kematian itu. Sehingga sengsara dan kematian Yesus adalah terutama karena kasih kepada manusia. Kasih itu diungkapkan dalam kerelaan-Nya dalam sengsara dan kematian di salib. Sungguh kasih yang luar biasa dinyatakan dalam kematian Yesus hari ini. Kematian-Nya menerbus dosa-dosa manusia. Inilah sukacita di balik kematian Yesus hari ini.
Kita memang berduka karena Yesus Tuhan kita menderita dan mati dengan cara yang sangat mengerikan di salib. Namun hendaknya kita berduka bukan karena kematian Yesus, tetapi berduka karena dosa kitalah yang menyebapkan Yesus mengalami semuanya itu. Hari ini kita bersukacita, karena:
- kasih Allah nyata dalam sengsara dan kematian Yesus.
- Yesus adalah Tuhan, rela menjalani semua sengsara dan kematian demi keselamatan kita, demi menebus dosa-dosa kita. Kematian-Nya di salib memulihkan kembali hubungan kita dengan Allah.
- Kematian Yesus membawa suatu harapan baru bagi kita bahwa kesetiaan dan ketaatan pada kehendak Allah, akan menghantar kita pada keselamatan kekal.
- Sengsara dan kematian Yesus mengajarkan kepada kita bahwa kitapun sanggup mengalahkan penderitaan dan kematian bila kita taat dan setia pada kehendak Allah.
Maka pada perayaan hari ini, kita patut merenungkan dan berduka bukan karena kematian Yesus, tetapi karena hingga saat ini kedosaan kitalah yang menjadikan Yesus mengalami sengsara dan kematian di salib. Hari ini juga kita patut bersyukur dan bersukacita atas Yesus, karena Dia Tuhan kita yang sungguh mengasihi kita, kasih-Nya sungguh luar biasa yang nyata dalam kerelaan-Nya menanggung semua penderitaan dan akhirnya mati di salib. Syukur dan sukacita kita, hendaknya kita nyatakan dengan hidup sebagai murid yang percaya, setia kepada Yesus. Hidup sebagai murid Yesus, kita nyatakan dengan berani mati di salib. Hari ini, mari kita juga menyalibkan kedosaan kita, atau mematikan kedosaan dan kehendak manusiawi kita agar dalam hidup kita, allah dan kehendak Allah lah yang hidup. Mari kita juga rela menanggung penderitaan dan rela mati demi Yesus yang sudah terlebih dahulu mengalami sengasara dan mati bagi kita. Semoga kematian Yesus membuahkan iman yang hidup bagi kita. Amin.
Di balik kematian Yesus ada suka tetapi di balik suka juga ada duka. Mungkin ini yang bisa kita gambarkan tentang perayaan kita hari ini. Hari ini kita akan merayakan Jumat Agung, yakni sengsara dan kematian Yesus di salib.
Kematian adalah salah satu bagian kehidupan manusia yang pasti terjadi bagi setiap orang. Namun walaupun demikian, kematian tetap merupakan suatu yang mengerikan, menakutkan bagi banyak orang dan terkadang tidak sedikit orang yang masih takut menghadapi kematian.
Hari ini, kita mengenang kembali kematian Yesus di salib. Namun sebelum Yesus mati dengan cara sengat mengerikan di salib, Yesus terlebih dahulu mengalami penderitaan. Sungguh Yesus mengalami penderitaan sebelum sampai pada kematian-Nya. Tadi malam kita ketahui bagaimana Yesus mengalami pergolatan batin karena tahu bahwa sudah tiba waktunya bahwa Dia harus menerima penderitaan dan kematian. Begitu beratnya penderitaan yang akan dialami-Nya, sehingga ketika berdoa di taman Getsemani, peluh yang keluar bercampur darah, ketakutan yang luar biasa. Namun akhirnya Yesus mengambil keputusan seturut kehendak Allah Bapa, yakni menerima penderitaan dan kematian itu.
Dari kisah sengsara yang kita dengarkan, kita bisa mengetahui betapa hebatnya penderitaan yang dialami oleh Yesus; Dia ditangkap seperti seorang penjahat besar, dan saat itu para murid meninggalkan-Nya, Dia dihina, diludahi dan sungguh direndahkan martabat-Nya, orang-orang yang dikasihi-Nya juga para murid meninggalkan-Nya dalam sengsara-Nya dan bahkan Petrus menyangkal sampai 3 kali. Penderitaan Yesus berpuncak pada kematian di salib. Yesus menerima dan menjalani semuanya itu hanya karena taat pada kehendak Allah Bapa yang mengasihi manusia dan hendak menyelematkan manusia. Kehendak dan kasih Allah Bapa, itu pulalah kehendak dan kasih Yesus kepada manusia.
Secara harafiah, memang benar bahwa Yesus mati karena kedosaan, kejahatan manusia zaman-Nya, tetapi di atas semuanya itu, Yesus menerima penderitaan dan kematian itu, adalah karena kasih-Nya yang sungguh luar biasa bagi manusia. Kasih Allah kepada manusia yang menghendaki manusia selamat, nyata dalam penderitaan dan kematian itu. Sehingga sengsara dan kematian Yesus adalah terutama karena kasih kepada manusia. Kasih itu diungkapkan dalam kerelaan-Nya dalam sengsara dan kematian di salib. Sungguh kasih yang luar biasa dinyatakan dalam kematian Yesus hari ini. Kematian-Nya menerbus dosa-dosa manusia. Inilah sukacita di balik kematian Yesus hari ini.
Kita memang berduka karena Yesus Tuhan kita menderita dan mati dengan cara yang sangat mengerikan di salib. Namun hendaknya kita berduka bukan karena kematian Yesus, tetapi berduka karena dosa kitalah yang menyebapkan Yesus mengalami semuanya itu. Hari ini kita bersukacita, karena:
- kasih Allah nyata dalam sengsara dan kematian Yesus.
- Yesus adalah Tuhan, rela menjalani semua sengsara dan kematian demi keselamatan kita, demi menebus dosa-dosa kita. Kematian-Nya di salib memulihkan kembali hubungan kita dengan Allah.
- Kematian Yesus membawa suatu harapan baru bagi kita bahwa kesetiaan dan ketaatan pada kehendak Allah, akan menghantar kita pada keselamatan kekal.
- Sengsara dan kematian Yesus mengajarkan kepada kita bahwa kitapun sanggup mengalahkan penderitaan dan kematian bila kita taat dan setia pada kehendak Allah.
Maka pada perayaan hari ini, kita patut merenungkan dan berduka bukan karena kematian Yesus, tetapi karena hingga saat ini kedosaan kitalah yang menjadikan Yesus mengalami sengsara dan kematian di salib. Hari ini juga kita patut bersyukur dan bersukacita atas Yesus, karena Dia Tuhan kita yang sungguh mengasihi kita, kasih-Nya sungguh luar biasa yang nyata dalam kerelaan-Nya menanggung semua penderitaan dan akhirnya mati di salib. Syukur dan sukacita kita, hendaknya kita nyatakan dengan hidup sebagai murid yang percaya, setia kepada Yesus. Hidup sebagai murid Yesus, kita nyatakan dengan berani mati di salib. Hari ini, mari kita juga menyalibkan kedosaan kita, atau mematikan kedosaan dan kehendak manusiawi kita agar dalam hidup kita, allah dan kehendak Allah lah yang hidup. Mari kita juga rela menanggung penderitaan dan rela mati demi Yesus yang sudah terlebih dahulu mengalami sengasara dan mati bagi kita. Semoga kematian Yesus membuahkan iman yang hidup bagi kita. Amin.
0 comments:
Post a Comment
Syalom. Terimakasih atas kunjungan dan komentarnya.Semoga Tuhan memberkati para Saudara.