CONTOH TUGURAN KAMIS PUTIH
Doa tuguran ini disadur dari http://programkatekese.blogspot.com/ dengan beberapa penambahan. Dalam tuguran ini, hendaknya pemimpin membaca atau memandu dengan tenang, tidak terburu-buru dan sangat baik bila diputarkan lagu-lagu instrumen Taize sebagai musik latar selama tuguran. Semoga ini dapat bermanfaat.
LAGU PEMBUKAAN
Pemimpin :
Bapak, ibu, Saudara-saudari yang dikasihi oleh Yesus Kristus. Pada malam hari ini, setelah kita merayakan Hari Raya Kamis Suci, Perjamuan Malam terakhir yang dilakukan oleh Yesus bersama para murid-Nya, kita mengadakan tuguran bersama. Sikap dalam tuguran ini adalah menemani Yesus dan amat dihargai bila kita juga bisa duduk diam ikut prihatin dengan apa yang dialami Yesus. Duduk diam bukan berarti tidak melakukan apa-apa, melainkan kita hadir dan melihat semua peristiwa yang memprihatinkan itu serta mendengarkan apa yang disabdakan Yesus kepada kita.
Malam Ini bersama-sama dengan Yesus, berjaga bersama-Nya, menemani-Nya dalam kesendirian dan kegelisahan-Nya. Kita mempersatukan hati dengan Hati Yesus yang kini diliputi ketakutan dan dukacita yang mendalam. Semua dijalani oleh Yesus dengan senang hati, hanya karena cinta kasih-Nya yang sungguh besar kepada kita manusia pendosa. Saat ini kita merenungkan kasih Yesus yang sungguh luar biasa dan karena kasih itu pula, Dia rela menanggung semua penderitaan yang sangat mengerikan.
Lalu bangunlah Yesus dan menanggalkan jubah-Nya. Ia mengambil sehelai kain lenan dan mengikatkannya pada pinggang-Nya, kemudian Ia menuangkan air ke dalam sebuah basi, dan mulai membasuh kaki murid-murid-Nya lalu menyekanya dengan kain yang terikat pada pinggang-Nya itu. (Yoh 13:4-5)
Yesus guru dan Tuhan, mau menanggalkan jubah yang biasanya juga menjadi pakaian kebesaran sebagai guru, dan menggantinya dengan pakaian seorang pelayan yakni sehelai kain lenan di pinggang-Nya. Dengan mengenakan pakaian pelayan, Yesus siap untuk melayani para murid-Nya. Namun Yesus bukan hanya sekedar melayani para murid, tetapi menjadi seorang pelayan dan menghambakan diri bagi para murid yakni dengan membasuh kaki para murid dan meyekanya dengan kain lenan itu. Sungguh apa yang diperbuat oleh Yesus mengejutkan para murid, karena Yesus adalah guru mereka, tetapi malah menghambakan diri kepada para murid.
Sungguh luar biasa cinta kasih Yesus, cinta-Nya bukan hanya dengan kata-kata saja tetapi dalam tindakan nyata. Yesus memang sungguh mengasihi kita, Dia juga telah menghambakan diri kepada kita dengan mau menjadi pelayan bagi kita. Malam hari ini, Yesus membasuh kaki kita dan melapnya dengan kain yang terikat di pinggang-Nya.
PERMENUNGAN (Oleh Pemimpin)
1. Yesus mengasihi kita secara total, apakah kita sungguh menyadari kasih Tuhan kepada kita?
2. Atau mungkin kita tidak menyadari kasih Yesus kepada kita sehingga kitapun tidak menghargai dan mengasihi Dia?
Malam hari ini, sadarilah dan percayalah bahwa Yesus sungguh mengasihi kita semua, Dia mau menjadi pelayan bagi kita semua.
Sebab Ia tahu, siapa yang akan menyerahkan Dia. Karena itu Ia berkata: "Tidak semua kamu bersih." (Yoh 13:11)
Yesus mengasihi semua murid, mengenal mereka dan juga tahu bahwa dari antara para murid ada yang mau mengkhianatinya. Walaupun demikian, Yesus tidak menarik kasih-Nya dari murid yang mengasihi-Nya. Bisa kita bayangkan bagaimana menyakitkan hati Yesus, karena orang yang dikasihi-Nya dan ikut makan dengan Dia tetapi tidak bersih malah mau mengkhianati Dia. Memang sungguh menyakitkan bila orang yang kita kasihi dan orang yang dekat dengan kita, tetapi malah mengkhianati kita, menikam kita dari belakang.
Kita sudah menjadi murid-murid yang dikasihi oleh Yesus dan Yesuspun sudah memperkenankan kita makan bersama dalam kerajaan-Nya lewat perayaan ekaristi. Yesus juga tahu bahwa kita sebagai murid-Nya tidak bersih, tetapi malah penuh dengan kedosaan. Seringkali dengan sadar kita mengkhianati Yesus. Memang kita tidak menghina Yesus, memang kita tidak sampai meniggalkan-Nya, namun sikap hidup kita tidak sesuai dengan kehendak Yesus. Walaupun kita semua tidak bersih, namun Yesus tidak menarik kasih-Nya kepada kita.
PERMENUNGAN (Oleh Pemimpin)
1. Apakah kita memang seperti salah seorang murid yang tidak bersih itu?
2. Apa saja yang telah kita perbuat, yang membuat kita tidak bersih dan bahkan mengkhianati Yesus sendiri?
Jadi jikalau Aku membasuh kakimu, Aku yang adalah Tuhan dan Gurumu, maka kamupun wajib saling membasuh kakimu; sebab Aku telah memberikan suatu teladan kepada kamu, supaya kamu juga berbuat sama seperti yang telah Kuperbuat kepadamu. (Yoh 13:14-15)
Dengan membasuh kaki para murid, Yesus tidak hanya sekedar menyatakan bahwa diri-Nya mau menjadi pelayan dan hamba bagi para murid, tetapi Dia juga memberi teladan bagi kita agar kita mau melakukan hal yang sama kepada sesama kita.
PERMENUNGAN (Oleh Pemimpin)
1. Apakah selama ini kita mau berkorban demi iman kepada Yesus?
2. Apakah kita mengasihi sesama kita dengan rela melayani sesama kita?
3. Atau justru kita selalu berharap, memaksa Tuhan melayani dan berkorban atas kehendak kita? Juga selalu berharap, ingin dan memaksa orang lain melayani keinginan kita?
Dan Ia membawa Petrus dan kedua anak Zebedeus serta-Nya. Maka mulailah Ia merasa sedih dan gentar, lalu kata-Nya kepada mereka: "Hati-Ku sangat sedih, seperti mau mati rasanya. Tinggallah di sini dan berjaga-jagalah dengan Aku. " Maka Ia maju sedikit, lalu sujud dan berdoa, kata-Nya: "Ya Bapa-Ku, jikalau sekiranya mungkin, biarlah cawan ini lalu dari pada-Ku, tetapi janganlah seperti yang Kukehendaki, melainkan seperti yang Engkau kehendaki." (Mat 26:37-39)
Bapak Ibu dan Saudara-saudari yang terkasih, Sesudah Yesus mengadakan perjamuan terakhir bersama para murid-Nya, Yesus mengajak Petrus dan anak Zebedeus serta-Nya. Yesus mengajak mereka untuk menemani-Nya yang sedang mengalami kesedihan bahkan begitu beratnya yang dialami-Nya sampai-sampai Yesus mengatakan bahwa Dia gentar dan seperti mau mati rasanya. Malam ini kita bersama-sama dengan Yesus, berjaga bersamaNya, menemaniNya dalam kesendirian dan kegelisahannya, kita mempersatukan hati dengan hatiNya yang kini diliputi ketakutan dan dukacita yang mendalam. Lihatlah Ia yang sendirian, gentar dan ketakutan dalam doaNya.
"Ya Bapa-Ku, jikalau sekiranya mungkin, biarlah cawan ini lalu dari pada-Ku, tetapi janganlah seperti yang Kukehendaki, melainkan seperti yang Engkau kehendaki."
Kita mau malam ini bersama-sama berjaga bersama Yesus, menemaniNya yang sedang mengambil keputusan tersulit dalam tugas dan perutusanNya ke dunia, yaitu untuk menyelamatkan kita dengan menderita dan wafat di kayu salib. Itu sebabNya Yesus sangat ketakutan, peluhNya menjadi seperti tetes-tetes darah. Ia sangat sedih dan gentar. Tetapi dalam ketakutan dan kegelisahanNya, Yesus telah mengambil keputusan yang luar biasa: “Ya Bapa-Ku jikalau cawan ini tidak mungkin lalu, kecuali apabila Aku meminumnya, jadilah kehendak-Mu!"
Yesus telah menunjukkan tanggung jawab yang luar biasa akan tugas dan perutusan yang diembanNya dari Bapa. Ia menyerahkan seluruh kekuatan, kehendak, dan bahkan hidupnya sendiri Ia serahkan untuk menyelesaikan tugas dan tanggungjawab yang telah diterimaNya dari Bapa. Saat-saat terakhir hidupNya saat tergantung di kayu salib Ia berkata: “Sudah selesai". Ia telah menyelesaikan dengan sempurna tugas perutusanNya di dunia, dan terlaksanalah karya penyelamatan Allah lewat penderitaan dan kematian Yesus itu. Kita diselamatkan karena Yesus telah mati untuk kita. Sungguh “Betapa lebar dan panjangnya, betapa tinggi dan dalamnya kasih Kristus”. tak terukur kasihNya… Tak terhingga kebaikanNya… Telah dibuktikanNya kesetiaan dan kasihNya… Yesus telah menyerahkan segala-galanya demi cinta kasihNya kepada kita. Ia ingin kita selamat, Yesus menghendaki kita menerima hidup yang baru sebagai putera-puteri Allah, serupa dengan Ia yang telah setia sampai menyerahkan semuanya demi kehendak BapaNya.
Malam ini kita melaksanakan apa yang diperintahkan Yesus kepada kita, para muridNya :
“Berjaga-jagalah dan berdoalah ……..
Berjaga-jagalah dan berdoalah supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan:
roh memang penurut, tetapi daging lemah.”
Yesus telah memberikan segala-galanya untuk kita. Sudahkah Anda merasakan itu?
Ia telah berkurban sehabis-habisnya untuk engkau, tidakkah kau perhatikan itu?
Janganlah kita melalaikan apa yang diperintahkanNya kepada kita. Janganlah kita didapatiNya tertidur, melupakan tugas dan tanggung jawab yang telah dipercayakanNya kepada kita.:
PERMENUNGAN (Oleh Pemimpin)
"Tidakkah kamu sanggup berjaga-jaga satu jam saja dengan Aku?"
Tidakkah kita sanggup melaksanakan perintah Tuhan?
Tidakkah kita sanggup memanggul salib hidup kita?
Apakah Kita sudah menjadi pribadi seperti yang dikehendakiNya?
Sudahkah kita membalas Cinta kasih yang telah ditunjukkanNya bagi kita ?
Tidak sanggupkah kamu berjaga-jaga?
Tidak sanggupkah kamu melaksanakan apa yang telah kuperintahkan kepadaMu?
Tidak sanggupkah kamu menjalankan tugas yang telah dipercayakan kepada kamu?
Tidak sanggupkah kamu memikul tanggung jawab akan tugas dan kewajiban yang telah Engkau pilih sendiri?
Apakah Engkau sudah menjadi anggota keluarga yang baik? …………………
(dapat ditambahkan pertanyaan reflektif lainnya)
Apakah Engkau telah menjadi umat Katolik yang baik? Yakni rindu dan menghadiri perayaan ekaristi?
Apakah juga telah menjadi umat katolik yang baik dengan memahami ajaran, aturan Gereja Katolik dan berusaha mengikuti aturan dan ajaran Gereja Katolik?
Apakah sebagai pengurus Lingkungan, sudah menjadi Pengurus lingkungan/wilayah yang baik?
Apakah sebagai pengurus Lingkungan, sudah menjadi pemimpin yang baik? Dimana tanggung jawabmu?!!
Sudahkah Engkau menjadi orang yang berguna bagi orang-orang disekitarMu?
Menjadi terang bagi mereka yang berada di kegelapan?
atau tongkat bagi mereka yang tidak tahu arah?
Sudahkan kita peduli pada yang menderita?
Pada yang miskin dan kekurangan?
Sudahkah kita menolong yang membutuhkan?
Pernahkah kita pada masa pertobatan ini berbuat sesuatu untuk sesama kita?
Atau …………….
Masih saja kita menunjukkan keegoisan hati kita?
Menomor satukan kehendak kita?
Tidak peduli pada keluarga, sesama, lingkungan dan masyarakat kita ?
Apakah kita mau berbagi sukacita, berkat Tuhan dengan sesama sebagaiman nyata dalam Ekaristi, Yesus membagikan diri-Nya untuk kita?
Yes 58:5 Sungguh-sungguh inikah berpuasa yang Kukehendaki, dan mengadakan hari merendahkan diri, jika engkau menundukkan kepala seperti gelagah dan membentangkan kain karung dan abu sebagai lapik tidur? Sungguh-sungguh itukah yang kausebutkan berpuasa, mengadakan hari yang berkenan pada TUHAN?
Sesungguhnya, pada hari puasamu engkau masih tetap mengurus urusanmu, dan kamu mendesak-desak semua buruhmu.
Yes 58:4 Sesungguhnya, kamu berpuasa sambil berbantah dan berkelahi serta memukul dengan tinju dengan tidak semena-mena. Dengan caramu berpuasa seperti sekarang ini suaramu tidak akan didengar di tempat tinggi.
Yes 58:6 Bukan! Sabda Tuhan Berpuasa yang Kukehendaki, ialah supaya engkau membuka belenggu-belenggu kelaliman, dan melepaskan tali-tali kuk, supaya engkau memerdekakan orang yang teraniaya dan mematahkan setiap kuk,
Yes 58:7 supaya engkau memecah-mecah rotimu bagi orang yang lapar dan membawa ke rumahmu orang miskin yang tak punya rumah, dan apabila engkau melihat orang telanjang, supaya engkau memberi dia pakaian dan tidak menyembunyikan diri terhadap saudaramu sendiri!
Yes 58:8. Pada waktu itulah terangmu akan merekah seperti fajar dan lukamu akan pulih dengan segera; kebenaran menjadi barisan depanmu dan kemuliaan TUHAN barisan belakangmu.
Bapak Ibu dan saudara-saudari yang terkasih, Mari kita mulai saat ini membangun niat sungguh-sungguh untuk berubah, untuk mengawali semua, membuat semuanya menjadi baik, berbuat sesuatu untuk sesama Demi kemuliaan nama Tuhan.
Kita percaya bahwa
Yes 53:4. penyakit kitalah yang ditanggungnya, dan kesengsaraan kita yang dipikulnya, padahal kita mengira dia kena tulah, dipukul dan ditindas Allah.
Yes 53:5 Tetapi dia tertikam oleh karena pemberontakan kita, dia diremukkan oleh karena kejahatan kita; ganjaran yang mendatangkan keselamatan bagi kita ditimpakan kepadanya, dan oleh bilur-bilurnya kita menjadi sembuh.
Tundukkanlah diri sedalam-dalamnya pada Tuhan, dan sekarang coba nyatakan niat-niat baik Bapak, ibu dan Saudara/i sebagai murid-murid Yesus. (Henin sejenak)
Sekarang mohonkanlah berkat untuk semua niat hatimu untuk memperbaiki hidup, untuk lebih bertangggung jawab kepada tugas dan perutusan yang telah dipercayakan Tuhan kepada kita.
DOA PENUTUP: (Bisa didoakan secara bersama-sama)
Ya Tuhan Yesus. Kami mengucapkan terimakasih atas kasih-Mu yang sungguh luar biasa kepada kami. Malam hari ini, kami disadarkan kembali karena kasih-Mu kepada kami, Engkau rela menerima semua penderitaan itu. Terimakasih ya Tuhan Yesus. Semoga berani membalas kasih-Mu dengan berusaha hidup setia menjadi murid-murid-Mu. Engkau telah rela menderita dan mati demi kami karena membela kami, semoga kami berani berkorban lewat berkorban bagi sesama kami. Dan semoga, dengan merayakan paskah, kami merayakannya dengan pertobatan hidup yakni membagikan kasih-Mu kepada sesama. Buatlah kami menjadi saluran kasih-Mu bagi dunia.
Amin.
LAGU PENUTUP
LAGU PEMBUKAAN
Pemimpin :
Bapak, ibu, Saudara-saudari yang dikasihi oleh Yesus Kristus. Pada malam hari ini, setelah kita merayakan Hari Raya Kamis Suci, Perjamuan Malam terakhir yang dilakukan oleh Yesus bersama para murid-Nya, kita mengadakan tuguran bersama. Sikap dalam tuguran ini adalah menemani Yesus dan amat dihargai bila kita juga bisa duduk diam ikut prihatin dengan apa yang dialami Yesus. Duduk diam bukan berarti tidak melakukan apa-apa, melainkan kita hadir dan melihat semua peristiwa yang memprihatinkan itu serta mendengarkan apa yang disabdakan Yesus kepada kita.
Malam Ini bersama-sama dengan Yesus, berjaga bersama-Nya, menemani-Nya dalam kesendirian dan kegelisahan-Nya. Kita mempersatukan hati dengan Hati Yesus yang kini diliputi ketakutan dan dukacita yang mendalam. Semua dijalani oleh Yesus dengan senang hati, hanya karena cinta kasih-Nya yang sungguh besar kepada kita manusia pendosa. Saat ini kita merenungkan kasih Yesus yang sungguh luar biasa dan karena kasih itu pula, Dia rela menanggung semua penderitaan yang sangat mengerikan.
Lalu bangunlah Yesus dan menanggalkan jubah-Nya. Ia mengambil sehelai kain lenan dan mengikatkannya pada pinggang-Nya, kemudian Ia menuangkan air ke dalam sebuah basi, dan mulai membasuh kaki murid-murid-Nya lalu menyekanya dengan kain yang terikat pada pinggang-Nya itu. (Yoh 13:4-5)
Yesus guru dan Tuhan, mau menanggalkan jubah yang biasanya juga menjadi pakaian kebesaran sebagai guru, dan menggantinya dengan pakaian seorang pelayan yakni sehelai kain lenan di pinggang-Nya. Dengan mengenakan pakaian pelayan, Yesus siap untuk melayani para murid-Nya. Namun Yesus bukan hanya sekedar melayani para murid, tetapi menjadi seorang pelayan dan menghambakan diri bagi para murid yakni dengan membasuh kaki para murid dan meyekanya dengan kain lenan itu. Sungguh apa yang diperbuat oleh Yesus mengejutkan para murid, karena Yesus adalah guru mereka, tetapi malah menghambakan diri kepada para murid.
Sungguh luar biasa cinta kasih Yesus, cinta-Nya bukan hanya dengan kata-kata saja tetapi dalam tindakan nyata. Yesus memang sungguh mengasihi kita, Dia juga telah menghambakan diri kepada kita dengan mau menjadi pelayan bagi kita. Malam hari ini, Yesus membasuh kaki kita dan melapnya dengan kain yang terikat di pinggang-Nya.
PERMENUNGAN (Oleh Pemimpin)
1. Yesus mengasihi kita secara total, apakah kita sungguh menyadari kasih Tuhan kepada kita?
2. Atau mungkin kita tidak menyadari kasih Yesus kepada kita sehingga kitapun tidak menghargai dan mengasihi Dia?
Malam hari ini, sadarilah dan percayalah bahwa Yesus sungguh mengasihi kita semua, Dia mau menjadi pelayan bagi kita semua.
Sebab Ia tahu, siapa yang akan menyerahkan Dia. Karena itu Ia berkata: "Tidak semua kamu bersih." (Yoh 13:11)
Yesus mengasihi semua murid, mengenal mereka dan juga tahu bahwa dari antara para murid ada yang mau mengkhianatinya. Walaupun demikian, Yesus tidak menarik kasih-Nya dari murid yang mengasihi-Nya. Bisa kita bayangkan bagaimana menyakitkan hati Yesus, karena orang yang dikasihi-Nya dan ikut makan dengan Dia tetapi tidak bersih malah mau mengkhianati Dia. Memang sungguh menyakitkan bila orang yang kita kasihi dan orang yang dekat dengan kita, tetapi malah mengkhianati kita, menikam kita dari belakang.
Kita sudah menjadi murid-murid yang dikasihi oleh Yesus dan Yesuspun sudah memperkenankan kita makan bersama dalam kerajaan-Nya lewat perayaan ekaristi. Yesus juga tahu bahwa kita sebagai murid-Nya tidak bersih, tetapi malah penuh dengan kedosaan. Seringkali dengan sadar kita mengkhianati Yesus. Memang kita tidak menghina Yesus, memang kita tidak sampai meniggalkan-Nya, namun sikap hidup kita tidak sesuai dengan kehendak Yesus. Walaupun kita semua tidak bersih, namun Yesus tidak menarik kasih-Nya kepada kita.
PERMENUNGAN (Oleh Pemimpin)
1. Apakah kita memang seperti salah seorang murid yang tidak bersih itu?
2. Apa saja yang telah kita perbuat, yang membuat kita tidak bersih dan bahkan mengkhianati Yesus sendiri?
Jadi jikalau Aku membasuh kakimu, Aku yang adalah Tuhan dan Gurumu, maka kamupun wajib saling membasuh kakimu; sebab Aku telah memberikan suatu teladan kepada kamu, supaya kamu juga berbuat sama seperti yang telah Kuperbuat kepadamu. (Yoh 13:14-15)
Dengan membasuh kaki para murid, Yesus tidak hanya sekedar menyatakan bahwa diri-Nya mau menjadi pelayan dan hamba bagi para murid, tetapi Dia juga memberi teladan bagi kita agar kita mau melakukan hal yang sama kepada sesama kita.
PERMENUNGAN (Oleh Pemimpin)
1. Apakah selama ini kita mau berkorban demi iman kepada Yesus?
2. Apakah kita mengasihi sesama kita dengan rela melayani sesama kita?
3. Atau justru kita selalu berharap, memaksa Tuhan melayani dan berkorban atas kehendak kita? Juga selalu berharap, ingin dan memaksa orang lain melayani keinginan kita?
Dan Ia membawa Petrus dan kedua anak Zebedeus serta-Nya. Maka mulailah Ia merasa sedih dan gentar, lalu kata-Nya kepada mereka: "Hati-Ku sangat sedih, seperti mau mati rasanya. Tinggallah di sini dan berjaga-jagalah dengan Aku. " Maka Ia maju sedikit, lalu sujud dan berdoa, kata-Nya: "Ya Bapa-Ku, jikalau sekiranya mungkin, biarlah cawan ini lalu dari pada-Ku, tetapi janganlah seperti yang Kukehendaki, melainkan seperti yang Engkau kehendaki." (Mat 26:37-39)
Bapak Ibu dan Saudara-saudari yang terkasih, Sesudah Yesus mengadakan perjamuan terakhir bersama para murid-Nya, Yesus mengajak Petrus dan anak Zebedeus serta-Nya. Yesus mengajak mereka untuk menemani-Nya yang sedang mengalami kesedihan bahkan begitu beratnya yang dialami-Nya sampai-sampai Yesus mengatakan bahwa Dia gentar dan seperti mau mati rasanya. Malam ini kita bersama-sama dengan Yesus, berjaga bersamaNya, menemaniNya dalam kesendirian dan kegelisahannya, kita mempersatukan hati dengan hatiNya yang kini diliputi ketakutan dan dukacita yang mendalam. Lihatlah Ia yang sendirian, gentar dan ketakutan dalam doaNya.
"Ya Bapa-Ku, jikalau sekiranya mungkin, biarlah cawan ini lalu dari pada-Ku, tetapi janganlah seperti yang Kukehendaki, melainkan seperti yang Engkau kehendaki."
Kita mau malam ini bersama-sama berjaga bersama Yesus, menemaniNya yang sedang mengambil keputusan tersulit dalam tugas dan perutusanNya ke dunia, yaitu untuk menyelamatkan kita dengan menderita dan wafat di kayu salib. Itu sebabNya Yesus sangat ketakutan, peluhNya menjadi seperti tetes-tetes darah. Ia sangat sedih dan gentar. Tetapi dalam ketakutan dan kegelisahanNya, Yesus telah mengambil keputusan yang luar biasa: “Ya Bapa-Ku jikalau cawan ini tidak mungkin lalu, kecuali apabila Aku meminumnya, jadilah kehendak-Mu!"
Yesus telah menunjukkan tanggung jawab yang luar biasa akan tugas dan perutusan yang diembanNya dari Bapa. Ia menyerahkan seluruh kekuatan, kehendak, dan bahkan hidupnya sendiri Ia serahkan untuk menyelesaikan tugas dan tanggungjawab yang telah diterimaNya dari Bapa. Saat-saat terakhir hidupNya saat tergantung di kayu salib Ia berkata: “Sudah selesai". Ia telah menyelesaikan dengan sempurna tugas perutusanNya di dunia, dan terlaksanalah karya penyelamatan Allah lewat penderitaan dan kematian Yesus itu. Kita diselamatkan karena Yesus telah mati untuk kita. Sungguh “Betapa lebar dan panjangnya, betapa tinggi dan dalamnya kasih Kristus”. tak terukur kasihNya… Tak terhingga kebaikanNya… Telah dibuktikanNya kesetiaan dan kasihNya… Yesus telah menyerahkan segala-galanya demi cinta kasihNya kepada kita. Ia ingin kita selamat, Yesus menghendaki kita menerima hidup yang baru sebagai putera-puteri Allah, serupa dengan Ia yang telah setia sampai menyerahkan semuanya demi kehendak BapaNya.
Malam ini kita melaksanakan apa yang diperintahkan Yesus kepada kita, para muridNya :
“Berjaga-jagalah dan berdoalah ……..
Berjaga-jagalah dan berdoalah supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan:
roh memang penurut, tetapi daging lemah.”
Yesus telah memberikan segala-galanya untuk kita. Sudahkah Anda merasakan itu?
Ia telah berkurban sehabis-habisnya untuk engkau, tidakkah kau perhatikan itu?
Janganlah kita melalaikan apa yang diperintahkanNya kepada kita. Janganlah kita didapatiNya tertidur, melupakan tugas dan tanggung jawab yang telah dipercayakanNya kepada kita.:
PERMENUNGAN (Oleh Pemimpin)
"Tidakkah kamu sanggup berjaga-jaga satu jam saja dengan Aku?"
Tidakkah kita sanggup melaksanakan perintah Tuhan?
Tidakkah kita sanggup memanggul salib hidup kita?
Apakah Kita sudah menjadi pribadi seperti yang dikehendakiNya?
Sudahkah kita membalas Cinta kasih yang telah ditunjukkanNya bagi kita ?
Tidak sanggupkah kamu berjaga-jaga?
Tidak sanggupkah kamu melaksanakan apa yang telah kuperintahkan kepadaMu?
Tidak sanggupkah kamu menjalankan tugas yang telah dipercayakan kepada kamu?
Tidak sanggupkah kamu memikul tanggung jawab akan tugas dan kewajiban yang telah Engkau pilih sendiri?
Apakah Engkau sudah menjadi anggota keluarga yang baik? …………………
(dapat ditambahkan pertanyaan reflektif lainnya)
Apakah Engkau telah menjadi umat Katolik yang baik? Yakni rindu dan menghadiri perayaan ekaristi?
Apakah juga telah menjadi umat katolik yang baik dengan memahami ajaran, aturan Gereja Katolik dan berusaha mengikuti aturan dan ajaran Gereja Katolik?
Apakah sebagai pengurus Lingkungan, sudah menjadi Pengurus lingkungan/wilayah yang baik?
Apakah sebagai pengurus Lingkungan, sudah menjadi pemimpin yang baik? Dimana tanggung jawabmu?!!
Sudahkah Engkau menjadi orang yang berguna bagi orang-orang disekitarMu?
Menjadi terang bagi mereka yang berada di kegelapan?
atau tongkat bagi mereka yang tidak tahu arah?
Sudahkan kita peduli pada yang menderita?
Pada yang miskin dan kekurangan?
Sudahkah kita menolong yang membutuhkan?
Pernahkah kita pada masa pertobatan ini berbuat sesuatu untuk sesama kita?
Atau …………….
Masih saja kita menunjukkan keegoisan hati kita?
Menomor satukan kehendak kita?
Tidak peduli pada keluarga, sesama, lingkungan dan masyarakat kita ?
Apakah kita mau berbagi sukacita, berkat Tuhan dengan sesama sebagaiman nyata dalam Ekaristi, Yesus membagikan diri-Nya untuk kita?
Yes 58:5 Sungguh-sungguh inikah berpuasa yang Kukehendaki, dan mengadakan hari merendahkan diri, jika engkau menundukkan kepala seperti gelagah dan membentangkan kain karung dan abu sebagai lapik tidur? Sungguh-sungguh itukah yang kausebutkan berpuasa, mengadakan hari yang berkenan pada TUHAN?
Sesungguhnya, pada hari puasamu engkau masih tetap mengurus urusanmu, dan kamu mendesak-desak semua buruhmu.
Yes 58:4 Sesungguhnya, kamu berpuasa sambil berbantah dan berkelahi serta memukul dengan tinju dengan tidak semena-mena. Dengan caramu berpuasa seperti sekarang ini suaramu tidak akan didengar di tempat tinggi.
Yes 58:6 Bukan! Sabda Tuhan Berpuasa yang Kukehendaki, ialah supaya engkau membuka belenggu-belenggu kelaliman, dan melepaskan tali-tali kuk, supaya engkau memerdekakan orang yang teraniaya dan mematahkan setiap kuk,
Yes 58:7 supaya engkau memecah-mecah rotimu bagi orang yang lapar dan membawa ke rumahmu orang miskin yang tak punya rumah, dan apabila engkau melihat orang telanjang, supaya engkau memberi dia pakaian dan tidak menyembunyikan diri terhadap saudaramu sendiri!
Yes 58:8. Pada waktu itulah terangmu akan merekah seperti fajar dan lukamu akan pulih dengan segera; kebenaran menjadi barisan depanmu dan kemuliaan TUHAN barisan belakangmu.
Bapak Ibu dan saudara-saudari yang terkasih, Mari kita mulai saat ini membangun niat sungguh-sungguh untuk berubah, untuk mengawali semua, membuat semuanya menjadi baik, berbuat sesuatu untuk sesama Demi kemuliaan nama Tuhan.
Kita percaya bahwa
Yes 53:4. penyakit kitalah yang ditanggungnya, dan kesengsaraan kita yang dipikulnya, padahal kita mengira dia kena tulah, dipukul dan ditindas Allah.
Yes 53:5 Tetapi dia tertikam oleh karena pemberontakan kita, dia diremukkan oleh karena kejahatan kita; ganjaran yang mendatangkan keselamatan bagi kita ditimpakan kepadanya, dan oleh bilur-bilurnya kita menjadi sembuh.
Tundukkanlah diri sedalam-dalamnya pada Tuhan, dan sekarang coba nyatakan niat-niat baik Bapak, ibu dan Saudara/i sebagai murid-murid Yesus. (Henin sejenak)
Sekarang mohonkanlah berkat untuk semua niat hatimu untuk memperbaiki hidup, untuk lebih bertangggung jawab kepada tugas dan perutusan yang telah dipercayakan Tuhan kepada kita.
DOA PENUTUP: (Bisa didoakan secara bersama-sama)
Ya Tuhan Yesus. Kami mengucapkan terimakasih atas kasih-Mu yang sungguh luar biasa kepada kami. Malam hari ini, kami disadarkan kembali karena kasih-Mu kepada kami, Engkau rela menerima semua penderitaan itu. Terimakasih ya Tuhan Yesus. Semoga berani membalas kasih-Mu dengan berusaha hidup setia menjadi murid-murid-Mu. Engkau telah rela menderita dan mati demi kami karena membela kami, semoga kami berani berkorban lewat berkorban bagi sesama kami. Dan semoga, dengan merayakan paskah, kami merayakannya dengan pertobatan hidup yakni membagikan kasih-Mu kepada sesama. Buatlah kami menjadi saluran kasih-Mu bagi dunia.
Amin.
LAGU PENUTUP
0 comments:
Post a Comment
Syalom. Terimakasih atas kunjungan dan komentarnya.Semoga Tuhan memberkati para Saudara.