RENUNGAN MISA MALAM NATAL, 24 Desember 2011
Yes 9:1-6; Tit 2:10-14; Luk 2:1-14
Yes 9:1-6; Tit 2:10-14; Luk 2:1-14
BACAAN INJIL: Luk 2:1-14
“Pada hari ini telah lahir penyelamatmu.”
Pada waktu itu Kaisar Agustus mengeluarkan suatu perintah, menyuruh mendaftarkan semua orang di seluruh dunia. Inilah pendaftaran yang pertama kali diadakan sewaktu Kirenius menjadi wali negeri di Siria. Maka pergilah semua orang mendaftarkan diri, masing-masing di kotanya sendiri. Demikian juga Yusuf pergi dari kota Nazaret di Galilea ke Yudea, ke kota Daud yang bernama Betlehem, karena ia berasal dari keluarga dan keturunan Daud supaya didaftarkan bersama-sama dengan Maria, tunangannya, yang sedang mengandung. Ketika mereka di situ tibalah waktunya bagi Maria untuk bersalin, dan ia melahirkan seorang anak laki-laki, anaknya yang sulung, lalu dibungkusnya dengan lampin dan dibaringkannya di dalam palungan, karena tidak ada tempat bagi mereka di rumah penginapan. Di daerah itu ada gembala-gembala yang tinggal di padang menjaga kawanan ternak mereka pada waktu malam. Tiba-tiba berdirilah seorang malaikat Tuhan di dekat mereka dan kemuliaan Tuhan bersinar meliputi mereka dan mereka sangat ketakutan. Lalu kata malaikat itu kepada mereka: "Jangan takut, sebab sesungguhnya aku memberitakan kepadamu kesukaan besar untuk seluruh bangsa: Hari ini telah lahir bagimu Juruselamat, yaitu Kristus, Tuhan, di kota Daud. Dan inilah tandanya bagimu: Kamu akan menjumpai seorang bayi dibungkus dengan lampin dan terbaring di dalam palungan." Dan tiba-tiba tampaklah bersama-sama dengan malaikat itu sejumlah besar bala tentara sorga yang memuji Allah, katanya: "Kemuliaan bagi Allah di tempat yang mahatinggi dan damai sejahtera di bumi di antara manusia yang berkenan kepada-Nya."
RENUNGAN:
Damai Natal, itulah yang kita rayakan pada perayaan Natal. Keceriaan, sukactia, kegembiraan dan damai yang penuh cinta kasih kasih, itulah pula yang kira rayakan dalam perayaan natal. Kita semua pasti bergembira. Kegembiraan Natal nampaknya meliputi semua orang dan menjadi momen penting bagi hidup manusia. Gema natal bergema di mana-mana, bukan hanya di Gereja tetapi juga ditempat-tempat belanja, di tempat hiburan, di hotel-hotel dan bahkan di televisi. Bahkan siaran televisi sangat mengekspos perayaan Natal. Natal juga menjadi kesempatan bagi para pebisnis untuk menawarkan dagangan mereka.
Namun bila kita melihat kenyataan hidup setiap hari, kiranya damai Natal, kegembiraan Natal, keceriaan itu dan kasih natal seakan jauh dari harapan. Damai dan kasih Natal seakan bertolak belakang dari kenyataan yang kita hadapi dalam hidup ini. Dalam kehidupan sekarang, masih sering kita dengarkan bahwa beberapa gereja ditutup, umat dilarang beribadah dan bahkan ada juga teror dan perusakan gereja. Kita juga masih sering mendengar adanya perang, dan saat ini sangat marak korupsi terjadi, yang jelas menyengsarakan banyak rakyat kecil. Selain itu, kita juga pasti merasakan banyaknya persoalan dalam hidup, tuntutan hidup yang semakin banyak dan keras. Sehingga kita berpikir, damai natal yang bagaimana diwartakan kepada kita pada hari raya natal ini.
Perayaan Natal atau kelahiran Yesus Kristus memang tidak menghapus persoalan dan penderitaan dari hidup kita, juga tidak menghapus kejahatan dari kehidupan ini. Namun dalam perayaan natal ada sukacita dan harapan baru karena dalam perayaan natal nyata cinta kasih Allah yang senantiasa selalu menyertai kita. Bayi dipalungan adalah Yesus Tuhan sendiri. Yesus Tuhan lahir ke dunia ini adalah karena kasih-Nya kepada kita. Dia sungguh prihatin atas kehidupan kita, sehingga Dia datang menemui kita dan bahkan tinggal bersama kita lewat kelahiran-Nya yang kita rayakan hari ini. Sehingga nyatalah bagi kita malam ini adalah perayaan kasih Allah kepada manusia. Allah yang penuh kasih itu tinggal bersama kita dan bahkan Dia datang dalam kesederhanaan dan dalam kelemahan. Itu semua mau menyatakan bahwa Yesus Tuhan mau menjadi miskin demi kita, dan bahkan Dia berpihak pada manusia-manusia lemah dan miskin. Yesus Tuhan juga mau mengalami seperti yang kita alami. Inilah sukacita dan damai natal yang kita rayakan setiap tahun. Dalam perayaan natal, nyata bahwa Allah kita bukan Allah yang jauh, tetapi Allah yang sangat dekat dengan kita dan bahkan hidup di tenga-tengah kita. Allah kita adalah Allah yang sangat peduli dengan hidup kita. Oleh karena itu, dengan merayakan Natal setiap tahun, kita selalu diingatkan agar kita bahwa walaupun begitu banyaknya persoalan hidup kita, kita tidak usah takut, karena kita mempunya Allah yang penuh kasih, karena Allah selalu beserta kita.
"Jangan takut, sebab sesungguhnya aku memberitakan kepadamu kesukaan besar untuk seluruh bangsa: Hari ini telah lahir bagimu Juruselamat, yaitu Kristus, Tuhan, di kota Daud...” Seruan para malaikat kepada para gembala, itu pulalah kiranya yang kita wartakan kepada sesama kita. Sebab kita tahu, masih banyak sesama kita yang hidup dalam ketakutan, dalam kemiskinan dan penderitaan. Mereka-mereka itu seakan merasa bahwa dalam hidup mereka tidak menemui damai dan seakan tidak mempunyai harapan untuk hidup bahagia. Maka tugas kitalah yang merayakan natal malam ini, untuk mewartakan damai natal bagi mereka. Kita harus menyerukan, “Jangan takut, karena Tuhan menyertai mereka.” Maka kita merayakan Natal bukan hanya dalam liturgi saja, tetapi justru harus mewartakan damai dan kasih natal lewat membawa sukacita, berkat, kegembiraan, harapan dan perbuatan baik kepada sesama kita. Amin.
“Pada hari ini telah lahir penyelamatmu.”
Pada waktu itu Kaisar Agustus mengeluarkan suatu perintah, menyuruh mendaftarkan semua orang di seluruh dunia. Inilah pendaftaran yang pertama kali diadakan sewaktu Kirenius menjadi wali negeri di Siria. Maka pergilah semua orang mendaftarkan diri, masing-masing di kotanya sendiri. Demikian juga Yusuf pergi dari kota Nazaret di Galilea ke Yudea, ke kota Daud yang bernama Betlehem, karena ia berasal dari keluarga dan keturunan Daud supaya didaftarkan bersama-sama dengan Maria, tunangannya, yang sedang mengandung. Ketika mereka di situ tibalah waktunya bagi Maria untuk bersalin, dan ia melahirkan seorang anak laki-laki, anaknya yang sulung, lalu dibungkusnya dengan lampin dan dibaringkannya di dalam palungan, karena tidak ada tempat bagi mereka di rumah penginapan. Di daerah itu ada gembala-gembala yang tinggal di padang menjaga kawanan ternak mereka pada waktu malam. Tiba-tiba berdirilah seorang malaikat Tuhan di dekat mereka dan kemuliaan Tuhan bersinar meliputi mereka dan mereka sangat ketakutan. Lalu kata malaikat itu kepada mereka: "Jangan takut, sebab sesungguhnya aku memberitakan kepadamu kesukaan besar untuk seluruh bangsa: Hari ini telah lahir bagimu Juruselamat, yaitu Kristus, Tuhan, di kota Daud. Dan inilah tandanya bagimu: Kamu akan menjumpai seorang bayi dibungkus dengan lampin dan terbaring di dalam palungan." Dan tiba-tiba tampaklah bersama-sama dengan malaikat itu sejumlah besar bala tentara sorga yang memuji Allah, katanya: "Kemuliaan bagi Allah di tempat yang mahatinggi dan damai sejahtera di bumi di antara manusia yang berkenan kepada-Nya."
RENUNGAN:
Damai Natal, itulah yang kita rayakan pada perayaan Natal. Keceriaan, sukactia, kegembiraan dan damai yang penuh cinta kasih kasih, itulah pula yang kira rayakan dalam perayaan natal. Kita semua pasti bergembira. Kegembiraan Natal nampaknya meliputi semua orang dan menjadi momen penting bagi hidup manusia. Gema natal bergema di mana-mana, bukan hanya di Gereja tetapi juga ditempat-tempat belanja, di tempat hiburan, di hotel-hotel dan bahkan di televisi. Bahkan siaran televisi sangat mengekspos perayaan Natal. Natal juga menjadi kesempatan bagi para pebisnis untuk menawarkan dagangan mereka.
Namun bila kita melihat kenyataan hidup setiap hari, kiranya damai Natal, kegembiraan Natal, keceriaan itu dan kasih natal seakan jauh dari harapan. Damai dan kasih Natal seakan bertolak belakang dari kenyataan yang kita hadapi dalam hidup ini. Dalam kehidupan sekarang, masih sering kita dengarkan bahwa beberapa gereja ditutup, umat dilarang beribadah dan bahkan ada juga teror dan perusakan gereja. Kita juga masih sering mendengar adanya perang, dan saat ini sangat marak korupsi terjadi, yang jelas menyengsarakan banyak rakyat kecil. Selain itu, kita juga pasti merasakan banyaknya persoalan dalam hidup, tuntutan hidup yang semakin banyak dan keras. Sehingga kita berpikir, damai natal yang bagaimana diwartakan kepada kita pada hari raya natal ini.
Perayaan Natal atau kelahiran Yesus Kristus memang tidak menghapus persoalan dan penderitaan dari hidup kita, juga tidak menghapus kejahatan dari kehidupan ini. Namun dalam perayaan natal ada sukacita dan harapan baru karena dalam perayaan natal nyata cinta kasih Allah yang senantiasa selalu menyertai kita. Bayi dipalungan adalah Yesus Tuhan sendiri. Yesus Tuhan lahir ke dunia ini adalah karena kasih-Nya kepada kita. Dia sungguh prihatin atas kehidupan kita, sehingga Dia datang menemui kita dan bahkan tinggal bersama kita lewat kelahiran-Nya yang kita rayakan hari ini. Sehingga nyatalah bagi kita malam ini adalah perayaan kasih Allah kepada manusia. Allah yang penuh kasih itu tinggal bersama kita dan bahkan Dia datang dalam kesederhanaan dan dalam kelemahan. Itu semua mau menyatakan bahwa Yesus Tuhan mau menjadi miskin demi kita, dan bahkan Dia berpihak pada manusia-manusia lemah dan miskin. Yesus Tuhan juga mau mengalami seperti yang kita alami. Inilah sukacita dan damai natal yang kita rayakan setiap tahun. Dalam perayaan natal, nyata bahwa Allah kita bukan Allah yang jauh, tetapi Allah yang sangat dekat dengan kita dan bahkan hidup di tenga-tengah kita. Allah kita adalah Allah yang sangat peduli dengan hidup kita. Oleh karena itu, dengan merayakan Natal setiap tahun, kita selalu diingatkan agar kita bahwa walaupun begitu banyaknya persoalan hidup kita, kita tidak usah takut, karena kita mempunya Allah yang penuh kasih, karena Allah selalu beserta kita.
"Jangan takut, sebab sesungguhnya aku memberitakan kepadamu kesukaan besar untuk seluruh bangsa: Hari ini telah lahir bagimu Juruselamat, yaitu Kristus, Tuhan, di kota Daud...” Seruan para malaikat kepada para gembala, itu pulalah kiranya yang kita wartakan kepada sesama kita. Sebab kita tahu, masih banyak sesama kita yang hidup dalam ketakutan, dalam kemiskinan dan penderitaan. Mereka-mereka itu seakan merasa bahwa dalam hidup mereka tidak menemui damai dan seakan tidak mempunyai harapan untuk hidup bahagia. Maka tugas kitalah yang merayakan natal malam ini, untuk mewartakan damai natal bagi mereka. Kita harus menyerukan, “Jangan takut, karena Tuhan menyertai mereka.” Maka kita merayakan Natal bukan hanya dalam liturgi saja, tetapi justru harus mewartakan damai dan kasih natal lewat membawa sukacita, berkat, kegembiraan, harapan dan perbuatan baik kepada sesama kita. Amin.
0 comments:
Post a Comment
Syalom. Terimakasih atas kunjungan dan komentarnya.Semoga Tuhan memberkati para Saudara.