RENUNGAN HARIAN PEKAN ADVEN IV,
Senin 19 Desember 2011
Hak 13:2-7,24-25a, Mzm 71:3-4a,5-6ab,16-17, Luk 1:5-25
Senin 19 Desember 2011
Hak 13:2-7,24-25a, Mzm 71:3-4a,5-6ab,16-17, Luk 1:5-25
BACAAN INJIL:
Pada zaman Herodes, raja Yudea, adalah seorang imam yang bernama Zakharia dari rombongan Abia. Isterinya juga berasal dari keturunan Harun, namanya Elisabet. Keduanya adalah benar di hadapan Allah dan hidup menurut segala perintah dan ketetapan Tuhan dengan tidak bercacat. Tetapi mereka tidak mempunyai anak, sebab Elisabet mandul dan keduanya telah lanjut umurnya. Pada suatu kali, waktu tiba giliran rombongannya, Zakharia melakukan tugas keimaman di hadapan Tuhan. Sebab ketika diundi, sebagaimana lazimnya, untuk menentukan imam yang bertugas, dialah yang ditunjuk untuk masuk ke dalam Bait Suci dan membakar ukupan di situ. Sementara itu seluruh umat berkumpul di luar dan sembahyang. Waktu itu adalah waktu pembakaran ukupan. Maka tampaklah kepada Zakharia seorang malaikat Tuhan berdiri di sebelah kanan mezbah pembakaran ukupan. Melihat hal itu ia terkejut dan menjadi takut. Tetapi malaikat itu berkata kepadanya: "Jangan takut, hai Zakharia, sebab doamu telah dikabulkan dan Elisabet, isterimu, akan melahirkan seorang anak laki-laki bagimu dan haruslah engkau menamai dia Yohanes. Engkau akan bersukacita dan bergembira, bahkan banyak orang akan bersukacita atas kelahirannya itu. Sebab ia akan besar di hadapan Tuhan dan ia tidak akan minum anggur atau minuman keras dan ia akan penuh dengan Roh Kudus mulai dari rahim ibunya; ia akan membuat banyak orang Israel berbalik kepada Tuhan, Allah mereka, dan ia akan berjalan mendahului Tuhan dalam roh dan kuasa Elia untuk membuat hati bapa-bapa berbalik kepada anak-anaknya dan hati orang-orang durhaka kepada pikiran orang-orang benar dan dengan demikian menyiapkan bagi Tuhan suatu umat yang layak bagi-Nya." Lalu kata Zakharia kepada malaikat itu: "Bagaimanakah aku tahu, bahwa hal ini akan terjadi? Sebab aku sudah tua dan isteriku sudah lanjut umurnya." Jawab malaikat itu kepadanya: "Akulah Gabriel yang melayani Allah dan aku telah diutus untuk berbicara dengan engkau dan untuk menyampaikan kabar baik ini kepadamu. Sesungguhnya engkau akan menjadi bisu dan tidak dapat berkata-kata sampai kepada hari, di mana semuanya ini terjadi, karena engkau tidak percaya akan perkataanku yang akan nyata kebenarannya pada waktunya." Sementara itu orang banyak menanti-nantikan Zakharia. Mereka menjadi heran, bahwa ia begitu lama berada dalam Bait Suci. Ketika ia keluar, ia tidak dapat berkata-kata kepada mereka dan mengertilah mereka, bahwa ia telah melihat suatu penglihatan di dalam Bait Suci. Lalu ia memberi isyarat kepada mereka, sebab ia tetap bisu. Ketika selesai jangka waktu tugas jabatannya, ia pulang ke rumah. Beberapa lama kemudian Elisabet, isterinya, mengandung dan selama lima bulan ia tidak menampakkan diri, katanya: "Inilah suatu perbuatan Tuhan bagiku, dan sekarang Ia berkenan menghapuskan aibku di depan orang."
RENUNGAN:
Pernahkah Anda kecewa terhadap karena merasa Tuhan tidak bersikap adil kepada Anda, karena merasa Tuhan tidak mengabulkan doa atau keinginan Anda? Mungkin pasti bahwa kita pernah mengalami hal demikian. Kita juga pernah mendengar bahwa ada orang yang sungguh beriman, aktif dalam kehidupan menggereja, tetapi hidup mereka tidak pernah lepas dari persoalan besar, misalnya ternyata anaknya lahir cacat. Melihat atau mendengar hal demikian, kita berpikir dan bahkan protes terhadap Tuhan dan bertanya, “Mengapa Tuhan melukan hal demikian kepada orang yang beriman? Tidakkah seharusnya orang yang sudah beriman jauh dari hal demikian? Tidakkah seharusnya Tuhan membalas kebaikan orang beriman dengan rahmat dan berkat-Nya? Tentu masih banyak pertanyaan yang akan kita sampaikan dan seakan Tuhan hanya membisu, kita tidak mengerti apa maksud Tuhan dalam semuanya itu.
Hal yang mungkin sama juga pasti pernah kita alami. Kita merasa bahwa kita sudah beriman, berusaha setia dalam iman, tetapi seakan Tuhan tidak melepaskan kita dari persaoalan hidup, seakan Tuhan tidak mengabulkan doa-doa kita, dan malah seakan kita tidak beroleh suka cita dari iman kita. Semuanya itu bisa membuat kita putus asa dalam beriman, dan bahkan merasa frustasi dalam beriman, apalagi bila kita melihat, ada orang yang tidak beriman malah hidupnya seakan penuh sukacita berkat Tuhan.
Maka bisa kita bayangkan bagaimana hidup Zakharia dan Elisabet isterinya. Keluarga ini sungguh beriman dan bahkan Zakharia adalah seorang imam, tetapi mereka tidak mempunyai anak, karena Elisabet dianggap mandul. Tidak mempunyai anak merupakan aib besar pada zaman itu. Aib ini yang dialami oleh keluarga Zakharia dan isterinya, suatu aib yang menurut pemikiran manusia tidak akan bisa dihapus, karena elisabet mandul sehingga tidak mungkin bisa memiliki anak. Walaupun demikian, mereka tetap setia kepada Allah. Orang memandang mereka memiliki aib karena tidak mempunyai anak, tetapi kesetiaan mereka kepada Allah tetap teguh. Hingga pada akhirnya, kesetiaan iman mereka berbuah suah mukjijat yang besar, yakni Elisabeth pada masa tuanya justru mengandung seorang anak. Hal yang mustahil terjadi, selain elisabet dikatakan mandul, juga hal yang tidak mungkin seorang wanita mengandung pada masa tuanya. Namun hal itu terjadi pada Elisabeth isteri Zakharia, tidak hanya itu, bahkan anak yang dikandung Elisabet adalah anak itu adalah anak yang luar biasa. Zakharia terheran-heran dan begitu kaget akan berita yang disampaikan oleh malaikat Gabriel kepadanya. Ini tentu wajar, karena isterinya yang mandul tentu tidak mungkin bisa mengandung dan melahirkan anak, apalagi di masa tuanya. Rasa kagetnya juga adalah karena rasa sukacita yang luar biasa, sebab Tuhan melakukan hal yang luar biasa bagi mereka, bukan hanya menghilangkan aib mereka, tetapi juga menganugerahkan anak yang luar biasa. Inilah jawaban Tuhan atas apa yang mereka alami. Ternyata Tuhan telah mempunyai rencana atas hidup mereka, bahwa lewat keluarga ini, Tuhan hendak menyatakan suatu perbuatan yang luar biasa besar, yang tidak mungkin bagi manusia, tetapi tidak ada yang mustahil bagi Allah.
Belajar dan bermenung dari perikop Injil hari ini, kita diajak untuk tetap setia kepada Tuhan, walaupun mungkin kita merasa seakan Tuhan tidak mengabulkan permohonan kita, seakan tidak melepaskan kita dari persoalan hidup. Bahkan bila kita sudah berusaha hidup beriman, tetapi anak lahir cacat atau tidak mempunyai anak, seakan mendapatkan aib menurut pikiran manusia, kita hendaknya tetap setia kepada Allah. Dalam situasi demikian, berusahalah bahwa Tuhan pasti punya rencana indah atas hidup kita. Pada saat demikian, Tuhan memakai hidup kita sebagai jalan atau alat menyatakan kasih dan karnya-Nya yang luar biasa kepada dunia. Berusahalah selalu yakin bahwa bagi Tuhan tidak ada yang mustahil. Percayalah bahwa semua akan indah pada waktnya, Tuhan akan melakukan perkara besar atas hidup kita, Dia akan menghapus aib dari hidup kita. Amin.
Pada zaman Herodes, raja Yudea, adalah seorang imam yang bernama Zakharia dari rombongan Abia. Isterinya juga berasal dari keturunan Harun, namanya Elisabet. Keduanya adalah benar di hadapan Allah dan hidup menurut segala perintah dan ketetapan Tuhan dengan tidak bercacat. Tetapi mereka tidak mempunyai anak, sebab Elisabet mandul dan keduanya telah lanjut umurnya. Pada suatu kali, waktu tiba giliran rombongannya, Zakharia melakukan tugas keimaman di hadapan Tuhan. Sebab ketika diundi, sebagaimana lazimnya, untuk menentukan imam yang bertugas, dialah yang ditunjuk untuk masuk ke dalam Bait Suci dan membakar ukupan di situ. Sementara itu seluruh umat berkumpul di luar dan sembahyang. Waktu itu adalah waktu pembakaran ukupan. Maka tampaklah kepada Zakharia seorang malaikat Tuhan berdiri di sebelah kanan mezbah pembakaran ukupan. Melihat hal itu ia terkejut dan menjadi takut. Tetapi malaikat itu berkata kepadanya: "Jangan takut, hai Zakharia, sebab doamu telah dikabulkan dan Elisabet, isterimu, akan melahirkan seorang anak laki-laki bagimu dan haruslah engkau menamai dia Yohanes. Engkau akan bersukacita dan bergembira, bahkan banyak orang akan bersukacita atas kelahirannya itu. Sebab ia akan besar di hadapan Tuhan dan ia tidak akan minum anggur atau minuman keras dan ia akan penuh dengan Roh Kudus mulai dari rahim ibunya; ia akan membuat banyak orang Israel berbalik kepada Tuhan, Allah mereka, dan ia akan berjalan mendahului Tuhan dalam roh dan kuasa Elia untuk membuat hati bapa-bapa berbalik kepada anak-anaknya dan hati orang-orang durhaka kepada pikiran orang-orang benar dan dengan demikian menyiapkan bagi Tuhan suatu umat yang layak bagi-Nya." Lalu kata Zakharia kepada malaikat itu: "Bagaimanakah aku tahu, bahwa hal ini akan terjadi? Sebab aku sudah tua dan isteriku sudah lanjut umurnya." Jawab malaikat itu kepadanya: "Akulah Gabriel yang melayani Allah dan aku telah diutus untuk berbicara dengan engkau dan untuk menyampaikan kabar baik ini kepadamu. Sesungguhnya engkau akan menjadi bisu dan tidak dapat berkata-kata sampai kepada hari, di mana semuanya ini terjadi, karena engkau tidak percaya akan perkataanku yang akan nyata kebenarannya pada waktunya." Sementara itu orang banyak menanti-nantikan Zakharia. Mereka menjadi heran, bahwa ia begitu lama berada dalam Bait Suci. Ketika ia keluar, ia tidak dapat berkata-kata kepada mereka dan mengertilah mereka, bahwa ia telah melihat suatu penglihatan di dalam Bait Suci. Lalu ia memberi isyarat kepada mereka, sebab ia tetap bisu. Ketika selesai jangka waktu tugas jabatannya, ia pulang ke rumah. Beberapa lama kemudian Elisabet, isterinya, mengandung dan selama lima bulan ia tidak menampakkan diri, katanya: "Inilah suatu perbuatan Tuhan bagiku, dan sekarang Ia berkenan menghapuskan aibku di depan orang."
RENUNGAN:
Pernahkah Anda kecewa terhadap karena merasa Tuhan tidak bersikap adil kepada Anda, karena merasa Tuhan tidak mengabulkan doa atau keinginan Anda? Mungkin pasti bahwa kita pernah mengalami hal demikian. Kita juga pernah mendengar bahwa ada orang yang sungguh beriman, aktif dalam kehidupan menggereja, tetapi hidup mereka tidak pernah lepas dari persoalan besar, misalnya ternyata anaknya lahir cacat. Melihat atau mendengar hal demikian, kita berpikir dan bahkan protes terhadap Tuhan dan bertanya, “Mengapa Tuhan melukan hal demikian kepada orang yang beriman? Tidakkah seharusnya orang yang sudah beriman jauh dari hal demikian? Tidakkah seharusnya Tuhan membalas kebaikan orang beriman dengan rahmat dan berkat-Nya? Tentu masih banyak pertanyaan yang akan kita sampaikan dan seakan Tuhan hanya membisu, kita tidak mengerti apa maksud Tuhan dalam semuanya itu.
Hal yang mungkin sama juga pasti pernah kita alami. Kita merasa bahwa kita sudah beriman, berusaha setia dalam iman, tetapi seakan Tuhan tidak melepaskan kita dari persaoalan hidup, seakan Tuhan tidak mengabulkan doa-doa kita, dan malah seakan kita tidak beroleh suka cita dari iman kita. Semuanya itu bisa membuat kita putus asa dalam beriman, dan bahkan merasa frustasi dalam beriman, apalagi bila kita melihat, ada orang yang tidak beriman malah hidupnya seakan penuh sukacita berkat Tuhan.
Maka bisa kita bayangkan bagaimana hidup Zakharia dan Elisabet isterinya. Keluarga ini sungguh beriman dan bahkan Zakharia adalah seorang imam, tetapi mereka tidak mempunyai anak, karena Elisabet dianggap mandul. Tidak mempunyai anak merupakan aib besar pada zaman itu. Aib ini yang dialami oleh keluarga Zakharia dan isterinya, suatu aib yang menurut pemikiran manusia tidak akan bisa dihapus, karena elisabet mandul sehingga tidak mungkin bisa memiliki anak. Walaupun demikian, mereka tetap setia kepada Allah. Orang memandang mereka memiliki aib karena tidak mempunyai anak, tetapi kesetiaan mereka kepada Allah tetap teguh. Hingga pada akhirnya, kesetiaan iman mereka berbuah suah mukjijat yang besar, yakni Elisabeth pada masa tuanya justru mengandung seorang anak. Hal yang mustahil terjadi, selain elisabet dikatakan mandul, juga hal yang tidak mungkin seorang wanita mengandung pada masa tuanya. Namun hal itu terjadi pada Elisabeth isteri Zakharia, tidak hanya itu, bahkan anak yang dikandung Elisabet adalah anak itu adalah anak yang luar biasa. Zakharia terheran-heran dan begitu kaget akan berita yang disampaikan oleh malaikat Gabriel kepadanya. Ini tentu wajar, karena isterinya yang mandul tentu tidak mungkin bisa mengandung dan melahirkan anak, apalagi di masa tuanya. Rasa kagetnya juga adalah karena rasa sukacita yang luar biasa, sebab Tuhan melakukan hal yang luar biasa bagi mereka, bukan hanya menghilangkan aib mereka, tetapi juga menganugerahkan anak yang luar biasa. Inilah jawaban Tuhan atas apa yang mereka alami. Ternyata Tuhan telah mempunyai rencana atas hidup mereka, bahwa lewat keluarga ini, Tuhan hendak menyatakan suatu perbuatan yang luar biasa besar, yang tidak mungkin bagi manusia, tetapi tidak ada yang mustahil bagi Allah.
Belajar dan bermenung dari perikop Injil hari ini, kita diajak untuk tetap setia kepada Tuhan, walaupun mungkin kita merasa seakan Tuhan tidak mengabulkan permohonan kita, seakan tidak melepaskan kita dari persoalan hidup. Bahkan bila kita sudah berusaha hidup beriman, tetapi anak lahir cacat atau tidak mempunyai anak, seakan mendapatkan aib menurut pikiran manusia, kita hendaknya tetap setia kepada Allah. Dalam situasi demikian, berusahalah bahwa Tuhan pasti punya rencana indah atas hidup kita. Pada saat demikian, Tuhan memakai hidup kita sebagai jalan atau alat menyatakan kasih dan karnya-Nya yang luar biasa kepada dunia. Berusahalah selalu yakin bahwa bagi Tuhan tidak ada yang mustahil. Percayalah bahwa semua akan indah pada waktnya, Tuhan akan melakukan perkara besar atas hidup kita, Dia akan menghapus aib dari hidup kita. Amin.
0 comments:
Post a Comment
Syalom. Terimakasih atas kunjungan dan komentarnya.Semoga Tuhan memberkati para Saudara.