KWI, PGI, ajak umat Kristiani rayakan Natal sederhana
Mgr M.D. Situmorang dan Pdt. A.A. Yewangoe
Melalui Pesan Natal Bersama, Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) dan Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI) mengajak umat Kristiani merayakan Natal secara sederhana dan tidak mencolok.
“Marilah kita menyambut kedatangan-Nya dengan sederhana dan tidak mencolok karena kita tidak boleh melupakan, bahwa sebagian besar bangsa kita masih dalam kemiskinan yang ekstrim,” demikian pesan bersama itu, yang ditandatangani oleh Mgr Martinus Dogma Situmorang OFMCap dan Mgr Johannes Maria Pujasumarta, masing-masing sebagai ketua presidium dan sekjen KWI, serta Pendeta Anderas A. Yewangoe dan Pendeta Gomar Gultom, masing-masing sebagai ketua umum dan sekum PGI.
Para pemimpin Gereja itu mengatakan, “Kita juga menyaksikan, bahwa bangsa kita masih mengalami berbagai persoalan.”
“Kemiskinan sebagai akibat ketidakadilan masih menjadi persoalan sebagian besar bangsa kita, yang mengakibatkan masih sulitnya menanggulangi biaya-biaya bahkan kebutuhan pokok hidup, apalagi untuk pendidikan dan kesehatan,“ demikian pesan mereka.
Kekerasan, lanjut mereka, masih merupakan bahasa yang digemari guna menyelesaikan masalah relasi antar-manusia. Kecenderungan penyeragaman, ketimbang keanekaragaman.
Kerukunan hidup, kata mereka, termasuk kerukunan antar-umat beragama, tetap masih menjadi barang mahal.
Mereka mengungkapkan keprihatinan mereka terhadap penegakan hukum pelanggaran hak-hak asasi manusia, pencemaran dan perusakan lingkungan yang menyebabkan bencana alam.
Dalam pesan Natal bersama tahun ini, lanjut mereka, “Kami hendak menggarisbawahi semangat kedatangan Kristus tersebut dengan bersaksi dan beraksi, bukan hanya untuk perayaan Natal kali ini saja, tetapi hendaknya juga menjadi semangat hidup kita semua.”
Mereka juga menegaskan merayakan Natal tanpa membeda-bedakan secara eksklusif, tapi dengan bersahaja.
Disadur dari: www.cathnewsindonesia.com
“Marilah kita menyambut kedatangan-Nya dengan sederhana dan tidak mencolok karena kita tidak boleh melupakan, bahwa sebagian besar bangsa kita masih dalam kemiskinan yang ekstrim,” demikian pesan bersama itu, yang ditandatangani oleh Mgr Martinus Dogma Situmorang OFMCap dan Mgr Johannes Maria Pujasumarta, masing-masing sebagai ketua presidium dan sekjen KWI, serta Pendeta Anderas A. Yewangoe dan Pendeta Gomar Gultom, masing-masing sebagai ketua umum dan sekum PGI.
Para pemimpin Gereja itu mengatakan, “Kita juga menyaksikan, bahwa bangsa kita masih mengalami berbagai persoalan.”
“Kemiskinan sebagai akibat ketidakadilan masih menjadi persoalan sebagian besar bangsa kita, yang mengakibatkan masih sulitnya menanggulangi biaya-biaya bahkan kebutuhan pokok hidup, apalagi untuk pendidikan dan kesehatan,“ demikian pesan mereka.
Kekerasan, lanjut mereka, masih merupakan bahasa yang digemari guna menyelesaikan masalah relasi antar-manusia. Kecenderungan penyeragaman, ketimbang keanekaragaman.
Kerukunan hidup, kata mereka, termasuk kerukunan antar-umat beragama, tetap masih menjadi barang mahal.
Mereka mengungkapkan keprihatinan mereka terhadap penegakan hukum pelanggaran hak-hak asasi manusia, pencemaran dan perusakan lingkungan yang menyebabkan bencana alam.
Dalam pesan Natal bersama tahun ini, lanjut mereka, “Kami hendak menggarisbawahi semangat kedatangan Kristus tersebut dengan bersaksi dan beraksi, bukan hanya untuk perayaan Natal kali ini saja, tetapi hendaknya juga menjadi semangat hidup kita semua.”
Mereka juga menegaskan merayakan Natal tanpa membeda-bedakan secara eksklusif, tapi dengan bersahaja.
Disadur dari: www.cathnewsindonesia.com
0 comments:
Post a Comment
Syalom. Terimakasih atas kunjungan dan komentarnya.Semoga Tuhan memberkati para Saudara.