Konferensi Muslim-Kristen Asia digelar di Indonesia
KH Hasyim Muzadi
Indonesia akan menjadi tuan rumah Konferensi Muslim-Kristen untuk Keadilan Asia (Muslim-Christian Conference for Justice of Asia) yang digelar pada Februari 2012.
Rencana penyelenggaraan forum tersebut merupakan salah satu hasil pertemuan sejumlah tokoh lintas agama dari berbagai organisasi keagamaan di Sekretariat International Conference of Islamic Scholars (ICIS), Jakarta, Senin (19/12).
Para peserta berasal dari NU, Muhammadiyah, Federasi Konferensi-Konferensi Waligereja Asia (FABC), Konferensi Kristen Asia (CCA), Konferensi Waligereja Indonesia (KWI), dan Persekutuan Gereja-gereja Indonesia (PGI).
“Forum ini diharapkan dapat meningkatkan relasi personal para tokoh Muslim dan Kristen sehingga masing-masing pemimpin dapat secara terbuka melakukan aksi-aksi bersama untuk menuntaskan persoalan keadilan dan konflik ekonomi-sosial yang ada,” kata Sekretaris Jenderal ICIS, KH Hasyim Muzadi, seperti dilansir tribunews.com.
ICIS dipercaya menjadi penyelenggara forum yang rencananya dihadiri 130 pemimpin agama Islam dan Kristen dari 20 negara Asia tersebut.
Menurut Hasyim, kegiatan tersebut merupakan bentuk respons terhadap surat cendekiawan Muslim dari 138 negara kepada Paus Benediktus pada 2007 lalu.
Sejumlah pemimpin Katolik Asia yang dimotori oleh Ketua FABC Mgr Fernando Capalla dan Pastor Ray O’ Toole lalu berinisiatif untuk menyelenggarakan forum internasional tersebut.
ICIS sebagai organisasi yang telah memiliki jaringan ulama di seluruh dunia diminta menjadi salah satu penyelenggara. “ICIS merespons positif usulan Ketua Bishop Asia Pasifik terkait penyelenggaraan Muslim-Christian Conference for Justice of Asia tersebut,” kata Hasyim.
Dikatakannya, ICIS adalah rumah bersama bagi lintas agama untuk mendialogkan berbagai isu penting terkait dengan masalah-masalah perdamaian dunia.
Sementara itu, Wakil Menteri Agama Nasaruddin Umar menyampaikan pentingnya mengangkat topik-topik yang menjadi persoalan keumatan di Asia.
Nasaruddin berharap forum Konferensi Muslim-Kristen Asia itu menjadi ajang dialog agama dan penyampaian wacana yang dapat dikembangkan menjadi sebuah aksi bersama para tokoh agama dalam menjawab problem keadilan dan persoalan perdagangan manusia yang menjadi masalah bersama di Asia saat ini.
Disadur dari: www.cathnewsindonesia.com,Tanggal publikasi: 20 Desember 2011
Rencana penyelenggaraan forum tersebut merupakan salah satu hasil pertemuan sejumlah tokoh lintas agama dari berbagai organisasi keagamaan di Sekretariat International Conference of Islamic Scholars (ICIS), Jakarta, Senin (19/12).
Para peserta berasal dari NU, Muhammadiyah, Federasi Konferensi-Konferensi Waligereja Asia (FABC), Konferensi Kristen Asia (CCA), Konferensi Waligereja Indonesia (KWI), dan Persekutuan Gereja-gereja Indonesia (PGI).
“Forum ini diharapkan dapat meningkatkan relasi personal para tokoh Muslim dan Kristen sehingga masing-masing pemimpin dapat secara terbuka melakukan aksi-aksi bersama untuk menuntaskan persoalan keadilan dan konflik ekonomi-sosial yang ada,” kata Sekretaris Jenderal ICIS, KH Hasyim Muzadi, seperti dilansir tribunews.com.
ICIS dipercaya menjadi penyelenggara forum yang rencananya dihadiri 130 pemimpin agama Islam dan Kristen dari 20 negara Asia tersebut.
Menurut Hasyim, kegiatan tersebut merupakan bentuk respons terhadap surat cendekiawan Muslim dari 138 negara kepada Paus Benediktus pada 2007 lalu.
Sejumlah pemimpin Katolik Asia yang dimotori oleh Ketua FABC Mgr Fernando Capalla dan Pastor Ray O’ Toole lalu berinisiatif untuk menyelenggarakan forum internasional tersebut.
ICIS sebagai organisasi yang telah memiliki jaringan ulama di seluruh dunia diminta menjadi salah satu penyelenggara. “ICIS merespons positif usulan Ketua Bishop Asia Pasifik terkait penyelenggaraan Muslim-Christian Conference for Justice of Asia tersebut,” kata Hasyim.
Dikatakannya, ICIS adalah rumah bersama bagi lintas agama untuk mendialogkan berbagai isu penting terkait dengan masalah-masalah perdamaian dunia.
Sementara itu, Wakil Menteri Agama Nasaruddin Umar menyampaikan pentingnya mengangkat topik-topik yang menjadi persoalan keumatan di Asia.
Nasaruddin berharap forum Konferensi Muslim-Kristen Asia itu menjadi ajang dialog agama dan penyampaian wacana yang dapat dikembangkan menjadi sebuah aksi bersama para tokoh agama dalam menjawab problem keadilan dan persoalan perdagangan manusia yang menjadi masalah bersama di Asia saat ini.
Disadur dari: www.cathnewsindonesia.com,Tanggal publikasi: 20 Desember 2011
0 comments:
Post a Comment
Syalom. Terimakasih atas kunjungan dan komentarnya.Semoga Tuhan memberkati para Saudara.