RENUNGAN HARIAN PEKAN ADVEN III,
Senin 12 Desember 2011
(Marc Antonio Durando, Santa Perawan Maria dr Loreto)
Sir 48:1-4,9-11, Mzm 80:2ac,3b,15-16,18-19, Mat 17:10-13
Senin 12 Desember 2011
(Marc Antonio Durando, Santa Perawan Maria dr Loreto)
Sir 48:1-4,9-11, Mzm 80:2ac,3b,15-16,18-19, Mat 17:10-13
BACAAN INJIL:
Lalu Yesus masuk ke Bait Allah, dan ketika Ia mengajar di situ, datanglah imam-imam kepala serta tua-tua bangsa Yahudi kepada-Nya, dan bertanya: "Dengan kuasa manakah Engkau melakukan hal-hal itu? Dan siapakah yang memberikan kuasa itu kepada-Mu?" Jawab Yesus kepada mereka: "Aku juga akan mengajukan satu pertanyaan kepadamu dan jikalau kamu memberi jawabnya kepada-Ku, Aku akan mengatakan juga kepadamu dengan kuasa manakah Aku melakukan hal-hal itu. Dari manakah baptisan Yohanes? Dari sorga atau dari manusia?" Mereka memperbincangkannya di antara mereka, dan berkata: "Jikalau kita katakan: Dari sorga, Ia akan berkata kepada kita: Kalau begitu, mengapakah kamu tidak percaya kepadanya? Tetapi jikalau kita katakan: Dari manusia, kita takut kepada orang banyak, sebab semua orang menganggap Yohanes ini nabi." Lalu mereka menjawab Yesus: "Kami tidak tahu." Dan Yesuspun berkata kepada mereka: "Jika demikian, Aku juga tidak mengatakan kepadamu dengan kuasa manakah Aku melakukan hal-hal itu."
RENUNGAN:
Setiap orang pasti memiliki kemampuan dan pasti juga mempunyai kekurangan. Untuk masing-masing orang pasti berbeda satu sama lain. Tidak ada manusia yang sempurna. Persoalannya, ada orang yang tidak merasa tidak memiliki kemampuan apa-apa dalam dirinya sehingga sering ‘mengutuki’ dirinya yang tidak mempunyai kemamuan apa-apa dalam dirinya, bisa jadi berontak kepada Tuhan akan hal ini, menganggap Tuhan tidak adil karena tidak memberikan kemampuan seperti yang yang dimiliki orang lain. Orang yang demikian suka membandingkan atau merindukan kemampuan yang ada dalam diri orang lain dan bahkan akan cemburu melihat orang lain mempunyai kelebihan atau kemampuan. Ada pula persoalan lain, yakni ada banyak orang yang merasa dirinya sempurna, jauh lebih baik dari orang lain sehingga merasa tidak mebutuhkan orang lain dalam hidupnya dan bahkan merasa bahwa dia juga tidak membutuhkan Tuhan dalam hidupnya, merasa bahwa tanpa Tuhanpun dia mampu jadi tidak usah merepotkan Tuhan segala. Orang yang demikian juga pada umumnya berpikir bahwa dirinya harus lebih baik dari orang lain, sehingga orang yang demikian tidak pernah mau mengakui kebaikan atau kelebihan yang ada dalam diri orang lain. Bila hal itu terjadi, orang yang menganggap diriya sempurna dan lebih baik dari orang lain, orang itu akan cemburu dan malah bisa jadi justru akan berusaha menjatuhkan atau menyingkirkan orang tersebut. Hal ini pasti akan semakin kelihatan bila seorang yang punya kedudukan tinggi atau orang kaya menemukan bahwa bawahannya atau orang yang berada di bawahnya ternyata memiliki kemampuan yang lebih dari dia, hal ini pasti sulit diterima orang yang menganggap dirinya yang harus lebih baik dari orang lain.
Hal demikianlah yang dialami oleh Yesus sebagaimana kita dengarkan dalam Injil hari ini. imam-imam kepala serta tua-tua bangsa Yahudi datang kepada Yesus dan bertanya dengan kuasa mana Yesus melakukan semuanya itu dan siapakah yang memberikan kuasa itu kepada-Nya. Yesus tahu maksud mereka sehingga Yesus tidak membari jawaban tetapi malah bertanya balik kepada mereka akan pendapat mereka tentang baptisan Yohanes apa dari surga atau dari manusia. Orang-orang itu pasti tahu jawabannya, tetapi mereka tidak jujur, mereka menjawab tidak tahu. Mereka tahu tetapi tidak berani jujur mengakuinya, karena rasa cemburu dan tidak bisa menerima bahwa Yohanes maupun Yesus mempunyai kemampuan ilahi dalam diri mereka. Mereka menganggap diri mereka sangat sempurna dan paling sempurna dari orang lain, sehingga tidak boleh dan tidak menerima bila ada orang lain mempunyai kemampuan lebih dari mereka.
Bagi kita yang percaya kepada Yesus adalah Tuhan, pasti percaya bahwa Yesus melakukan semuanya itu adalah kuasa dari Tuhan, dari surga karena kita percaya Dia adalah Tuhan. Namun apakah kita berani jujur dalam hidup mengakui bahwa Yesus adalah Tuhan? Kerap kita merasa diri kita sempurna, mampunyai banyak kemampuan sehingga kita merasa tidak terlalu membutuhkan Tuhan dalam hidup kita. Bahkan banyak juga yang tidak berani mengakui bahwa hidup dan berkat yang diterima adalah anugerah dari Tuhan. Kita juga seringkali menganggap bahwa diri kita harus lebih baik, lebih sempurna dari orang lain sehingga kita tidak berani jujur menerima dan mengakui kebaikan atau kelebihan yang ada pada orang lain. Kita tidak sadar bahwa kita juga mempunyai kelebihan dibanding orang lain tetapi juga kekurangan atau kelemahan dan orang lain juga mempunya kelebihan yang kita miliki tetapi juga mempuyai kekurangan. Kemampuan yang berbeda-beda dan kekurangan yang berbeda-beda tentu bukan dimaksdukan untuk menjadi persaingan yang tidak sehat, tetapi sebagai bukti bahwa kita membutuhkan orang lain untuk saling melengkapi dan terutama sebagai jalan menyadarkan kita bahwa kita membutuhkan Tuhan dalam hidup kita.
Maka baiklah kita berani dengan jujur mengakui bahwa kita memiliki kemampuan dan juga mempunyai kekurangan, demikian juga berani mengakui bahwa orang lain juga mempunyai kemampuan/kelebihan yang tidak kita miliki tetapi juga mempunyai kekurang juga. Kesadaran akan hal ini, akan membuat kita berani menghargai orang lain dan hidup saling membutuhkan satu sama lain. Terutama mari kita jujur bahwa dengan kesadaran itu, kita membutuhkan rahmat dari Tuhan. Tidak ada orang yang sempurna, hanya Tuhanlah yang mahasempurna. Amin.
Lalu Yesus masuk ke Bait Allah, dan ketika Ia mengajar di situ, datanglah imam-imam kepala serta tua-tua bangsa Yahudi kepada-Nya, dan bertanya: "Dengan kuasa manakah Engkau melakukan hal-hal itu? Dan siapakah yang memberikan kuasa itu kepada-Mu?" Jawab Yesus kepada mereka: "Aku juga akan mengajukan satu pertanyaan kepadamu dan jikalau kamu memberi jawabnya kepada-Ku, Aku akan mengatakan juga kepadamu dengan kuasa manakah Aku melakukan hal-hal itu. Dari manakah baptisan Yohanes? Dari sorga atau dari manusia?" Mereka memperbincangkannya di antara mereka, dan berkata: "Jikalau kita katakan: Dari sorga, Ia akan berkata kepada kita: Kalau begitu, mengapakah kamu tidak percaya kepadanya? Tetapi jikalau kita katakan: Dari manusia, kita takut kepada orang banyak, sebab semua orang menganggap Yohanes ini nabi." Lalu mereka menjawab Yesus: "Kami tidak tahu." Dan Yesuspun berkata kepada mereka: "Jika demikian, Aku juga tidak mengatakan kepadamu dengan kuasa manakah Aku melakukan hal-hal itu."
RENUNGAN:
Setiap orang pasti memiliki kemampuan dan pasti juga mempunyai kekurangan. Untuk masing-masing orang pasti berbeda satu sama lain. Tidak ada manusia yang sempurna. Persoalannya, ada orang yang tidak merasa tidak memiliki kemampuan apa-apa dalam dirinya sehingga sering ‘mengutuki’ dirinya yang tidak mempunyai kemamuan apa-apa dalam dirinya, bisa jadi berontak kepada Tuhan akan hal ini, menganggap Tuhan tidak adil karena tidak memberikan kemampuan seperti yang yang dimiliki orang lain. Orang yang demikian suka membandingkan atau merindukan kemampuan yang ada dalam diri orang lain dan bahkan akan cemburu melihat orang lain mempunyai kelebihan atau kemampuan. Ada pula persoalan lain, yakni ada banyak orang yang merasa dirinya sempurna, jauh lebih baik dari orang lain sehingga merasa tidak mebutuhkan orang lain dalam hidupnya dan bahkan merasa bahwa dia juga tidak membutuhkan Tuhan dalam hidupnya, merasa bahwa tanpa Tuhanpun dia mampu jadi tidak usah merepotkan Tuhan segala. Orang yang demikian juga pada umumnya berpikir bahwa dirinya harus lebih baik dari orang lain, sehingga orang yang demikian tidak pernah mau mengakui kebaikan atau kelebihan yang ada dalam diri orang lain. Bila hal itu terjadi, orang yang menganggap diriya sempurna dan lebih baik dari orang lain, orang itu akan cemburu dan malah bisa jadi justru akan berusaha menjatuhkan atau menyingkirkan orang tersebut. Hal ini pasti akan semakin kelihatan bila seorang yang punya kedudukan tinggi atau orang kaya menemukan bahwa bawahannya atau orang yang berada di bawahnya ternyata memiliki kemampuan yang lebih dari dia, hal ini pasti sulit diterima orang yang menganggap dirinya yang harus lebih baik dari orang lain.
Hal demikianlah yang dialami oleh Yesus sebagaimana kita dengarkan dalam Injil hari ini. imam-imam kepala serta tua-tua bangsa Yahudi datang kepada Yesus dan bertanya dengan kuasa mana Yesus melakukan semuanya itu dan siapakah yang memberikan kuasa itu kepada-Nya. Yesus tahu maksud mereka sehingga Yesus tidak membari jawaban tetapi malah bertanya balik kepada mereka akan pendapat mereka tentang baptisan Yohanes apa dari surga atau dari manusia. Orang-orang itu pasti tahu jawabannya, tetapi mereka tidak jujur, mereka menjawab tidak tahu. Mereka tahu tetapi tidak berani jujur mengakuinya, karena rasa cemburu dan tidak bisa menerima bahwa Yohanes maupun Yesus mempunyai kemampuan ilahi dalam diri mereka. Mereka menganggap diri mereka sangat sempurna dan paling sempurna dari orang lain, sehingga tidak boleh dan tidak menerima bila ada orang lain mempunyai kemampuan lebih dari mereka.
Bagi kita yang percaya kepada Yesus adalah Tuhan, pasti percaya bahwa Yesus melakukan semuanya itu adalah kuasa dari Tuhan, dari surga karena kita percaya Dia adalah Tuhan. Namun apakah kita berani jujur dalam hidup mengakui bahwa Yesus adalah Tuhan? Kerap kita merasa diri kita sempurna, mampunyai banyak kemampuan sehingga kita merasa tidak terlalu membutuhkan Tuhan dalam hidup kita. Bahkan banyak juga yang tidak berani mengakui bahwa hidup dan berkat yang diterima adalah anugerah dari Tuhan. Kita juga seringkali menganggap bahwa diri kita harus lebih baik, lebih sempurna dari orang lain sehingga kita tidak berani jujur menerima dan mengakui kebaikan atau kelebihan yang ada pada orang lain. Kita tidak sadar bahwa kita juga mempunyai kelebihan dibanding orang lain tetapi juga kekurangan atau kelemahan dan orang lain juga mempunya kelebihan yang kita miliki tetapi juga mempuyai kekurangan. Kemampuan yang berbeda-beda dan kekurangan yang berbeda-beda tentu bukan dimaksdukan untuk menjadi persaingan yang tidak sehat, tetapi sebagai bukti bahwa kita membutuhkan orang lain untuk saling melengkapi dan terutama sebagai jalan menyadarkan kita bahwa kita membutuhkan Tuhan dalam hidup kita.
Maka baiklah kita berani dengan jujur mengakui bahwa kita memiliki kemampuan dan juga mempunyai kekurangan, demikian juga berani mengakui bahwa orang lain juga mempunyai kemampuan/kelebihan yang tidak kita miliki tetapi juga mempunyai kekurang juga. Kesadaran akan hal ini, akan membuat kita berani menghargai orang lain dan hidup saling membutuhkan satu sama lain. Terutama mari kita jujur bahwa dengan kesadaran itu, kita membutuhkan rahmat dari Tuhan. Tidak ada orang yang sempurna, hanya Tuhanlah yang mahasempurna. Amin.
0 comments:
Post a Comment
Syalom. Terimakasih atas kunjungan dan komentarnya.Semoga Tuhan memberkati para Saudara.