Tokoh lintas agama nilai Indonesia krisis keteladanan
Mgr Johannes Maria Pujasumarta
Konferensi Waligereja Indonesia (KWI), Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), dan sejumlah majelis keagamaan lain, Senin (12/12), menggelar pertemuan membahas masalah-masalah kebangsaan dan sepakat bahwa bangsa ini sedang mengalami krisis keteladanan.
Dalam pertemuan itu mereka sepakat permasalahan bangsa disebabkan oleh rendahnya keteladanan oleh pemimpin, namun mereka optimis masih bisa diselesaikan.
Menurut mereka, para petinggi bangsa, baik legislatif maupun eksekutif belum dapat menunjukkan teladan baik kepada masyarakat.
Tokoh lintas agama yang hadir antara lain Mgr Johannes Maria Pujasumarta, sekjen KWI, Ketua Umum PBNU KH. Said Aqil Siroj, Ketut Parwata dari Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI), Jeirry Sumampow dari Persekutuan Gereja Indonesia (PGI), Patar S. Napitupulu dari Huria Kristen Batak Protestan, F. Sugianto dari Majelis Buddha Indonesia, Wawam Wiratma dari Majelis Tinggi Agama Khonghucu Indonesia (MATAKIN) dan Rusli dari Wali Umat Buddha Indonesia (Walubi).
Uskup Agung Pujasumarta mengatakan masih rendahnya tingkat keseriusan pemerintah dalam menyelesaiakn permasalahan hukum dan persoalan mikro ekonomi, dimana angka kemiskinan yang tidak sebanding dengan hasil survei dari Badan Pusat Statistik (BPS).
Said Aqil mengatakan, “Maraknya korupsi itu bukan penyebab, tapi akibat dari rendahnya keteladanan dari pemimpin. Itu juga akibat dari masih belum sempurnanya sistem politik, yang mengakibatkan mereka tidak memberikan teladannya.”
Menyikapi kondisi tersebut, kata Kiai Said Aqil, tokoh lintas agama sepakat untuk terus berada pada posisi mengawal jalannya pemerintahan, namun tak akan segan memberikan kritik yang membangun.
“Kalau memang pemimpin sudah terlampau melenceng, kami akan mengkritik. Kritik akan kami sampaikan dengan cara-cara yang santun, cara-cara yang dibenarkan sesuai ajaran agama,” tuntasnya.
Disadur dari:www.cathnewsindonesia.com ,Tanggal publikasi: 13 Desember 2011
Konferensi Waligereja Indonesia (KWI), Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), dan sejumlah majelis keagamaan lain, Senin (12/12), menggelar pertemuan membahas masalah-masalah kebangsaan dan sepakat bahwa bangsa ini sedang mengalami krisis keteladanan.
Dalam pertemuan itu mereka sepakat permasalahan bangsa disebabkan oleh rendahnya keteladanan oleh pemimpin, namun mereka optimis masih bisa diselesaikan.
Menurut mereka, para petinggi bangsa, baik legislatif maupun eksekutif belum dapat menunjukkan teladan baik kepada masyarakat.
Tokoh lintas agama yang hadir antara lain Mgr Johannes Maria Pujasumarta, sekjen KWI, Ketua Umum PBNU KH. Said Aqil Siroj, Ketut Parwata dari Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI), Jeirry Sumampow dari Persekutuan Gereja Indonesia (PGI), Patar S. Napitupulu dari Huria Kristen Batak Protestan, F. Sugianto dari Majelis Buddha Indonesia, Wawam Wiratma dari Majelis Tinggi Agama Khonghucu Indonesia (MATAKIN) dan Rusli dari Wali Umat Buddha Indonesia (Walubi).
Uskup Agung Pujasumarta mengatakan masih rendahnya tingkat keseriusan pemerintah dalam menyelesaiakn permasalahan hukum dan persoalan mikro ekonomi, dimana angka kemiskinan yang tidak sebanding dengan hasil survei dari Badan Pusat Statistik (BPS).
Said Aqil mengatakan, “Maraknya korupsi itu bukan penyebab, tapi akibat dari rendahnya keteladanan dari pemimpin. Itu juga akibat dari masih belum sempurnanya sistem politik, yang mengakibatkan mereka tidak memberikan teladannya.”
Menyikapi kondisi tersebut, kata Kiai Said Aqil, tokoh lintas agama sepakat untuk terus berada pada posisi mengawal jalannya pemerintahan, namun tak akan segan memberikan kritik yang membangun.
“Kalau memang pemimpin sudah terlampau melenceng, kami akan mengkritik. Kritik akan kami sampaikan dengan cara-cara yang santun, cara-cara yang dibenarkan sesuai ajaran agama,” tuntasnya.
Disadur dari:www.cathnewsindonesia.com ,Tanggal publikasi: 13 Desember 2011
0 comments:
Post a Comment
Syalom. Terimakasih atas kunjungan dan komentarnya.Semoga Tuhan memberkati para Saudara.