RENUNGAN HARIAN PEKAN ADVEN III,
Selasa 13 Desember 2011
(Lusia)
Zef 3:1-2,9-13, Mzm 34:2-3,6-7,17-18,19,23, Mat 21:28-32
Selasa 13 Desember 2011
(Lusia)
Zef 3:1-2,9-13, Mzm 34:2-3,6-7,17-18,19,23, Mat 21:28-32
BACAAN INJIL:
"Tetapi apakah pendapatmu tentang ini: Seorang mempunyai dua anak laki-laki. Ia pergi kepada anak yang sulung dan berkata: Anakku, pergi dan bekerjalah hari ini dalam kebun anggur. Jawab anak itu: Baik, bapa. Tetapi ia tidak pergi. Lalu orang itu pergi kepada anak yang kedua dan berkata demikian juga. Dan anak itu menjawab: Aku tidak mau. Tetapi kemudian ia menyesal lalu pergi juga. Siapakah di antara kedua orang itu yang melakukan kehendak ayahnya?" Jawab mereka: "Yang terakhir." Kata Yesus kepada mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya pemungut-pemungut cukai dan perempuan-perempuan sundal akan mendahului kamu masuk ke dalam Kerajaan Allah. Sebab Yohanes datang untuk menunjukkan jalan kebenaran kepadamu, dan kamu tidak percaya kepadanya. Tetapi pemungut-pemungut cukai dan perempuan-perempuan sundal percaya kepadanya. Dan meskipun kamu melihatnya, tetapi kemudian kamu tidak menyesal dan kamu tidak juga percaya kepadanya."
RENUNGAN:
Tentu sangat mudah mengatakan ‘ya’ tetapi sangat sulit untuk melakukan apa yang kita katakan. Untuk suatu hal yang baik, tentu kita semua setuju namun untuk melakukan yang baik itu, bukanlah hal yang mudah.
Sudah barang tentu bahwa kita sering mengiyakan dalam hidup ini, entah itu mengiyakan suatu janji pada orang lain, mengiyakan suatu permohonan orang lain, dan bentuk lain, tetapi seringkali semudah kita mengiyakan itu pula mengingkarinya.
Demikian pula kiranya yang kita lakukan dalam kehidupan iman kita. Kita mengatakan diri kita orang beriman, dengan mau dibaptis dan bahkan menerima sakramen Krisma, namun kita sungguh-sungguh hidup sesuai dengan iman itu. Kita layaknya seperti anak yang mengatakan ‘Ya’ pada perintah ayahnya sebagaimana kita dengarkan dalam injil hari ini, tetapi tidak melaksanakannya. Kita sering menganggap bahwa beriman cukup hanya dibaptis, cukuk hanya mengakui dengan bibir bahwa Yesus adalah Tuhan. Kiranya itu tidak cukup. Namun banyak yang demikian dalam kehidupan beriman. Orang bangga karena telah dibaptis, bangga menjadi katolik tetap tidak hidup seperti yang diharapkan.
Dalam hal ini, Yesus sungguh tegas mengatakan agar bila kita menjawab ‘ya’ juga ‘ya’ dalam perbuatan. Oleh karena baiklah kita menghiudupi iman kita, baiklah kita bila mengatakan ‘ya’ atas sesuatu yang baik, kita melaksanakannya. Jangan kita menipu sesama, orang, Tuhan dan diri sendiri dengan mengatakan ‘ya’ tetap tidak melakukannya. Ingatlah, iman bukan soal jawaban dengan kata-kata tetapi jawaban yang nyata dalam gaya hidup dan perbuatan baik. Amin.
"Tetapi apakah pendapatmu tentang ini: Seorang mempunyai dua anak laki-laki. Ia pergi kepada anak yang sulung dan berkata: Anakku, pergi dan bekerjalah hari ini dalam kebun anggur. Jawab anak itu: Baik, bapa. Tetapi ia tidak pergi. Lalu orang itu pergi kepada anak yang kedua dan berkata demikian juga. Dan anak itu menjawab: Aku tidak mau. Tetapi kemudian ia menyesal lalu pergi juga. Siapakah di antara kedua orang itu yang melakukan kehendak ayahnya?" Jawab mereka: "Yang terakhir." Kata Yesus kepada mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya pemungut-pemungut cukai dan perempuan-perempuan sundal akan mendahului kamu masuk ke dalam Kerajaan Allah. Sebab Yohanes datang untuk menunjukkan jalan kebenaran kepadamu, dan kamu tidak percaya kepadanya. Tetapi pemungut-pemungut cukai dan perempuan-perempuan sundal percaya kepadanya. Dan meskipun kamu melihatnya, tetapi kemudian kamu tidak menyesal dan kamu tidak juga percaya kepadanya."
RENUNGAN:
Tentu sangat mudah mengatakan ‘ya’ tetapi sangat sulit untuk melakukan apa yang kita katakan. Untuk suatu hal yang baik, tentu kita semua setuju namun untuk melakukan yang baik itu, bukanlah hal yang mudah.
Sudah barang tentu bahwa kita sering mengiyakan dalam hidup ini, entah itu mengiyakan suatu janji pada orang lain, mengiyakan suatu permohonan orang lain, dan bentuk lain, tetapi seringkali semudah kita mengiyakan itu pula mengingkarinya.
Demikian pula kiranya yang kita lakukan dalam kehidupan iman kita. Kita mengatakan diri kita orang beriman, dengan mau dibaptis dan bahkan menerima sakramen Krisma, namun kita sungguh-sungguh hidup sesuai dengan iman itu. Kita layaknya seperti anak yang mengatakan ‘Ya’ pada perintah ayahnya sebagaimana kita dengarkan dalam injil hari ini, tetapi tidak melaksanakannya. Kita sering menganggap bahwa beriman cukup hanya dibaptis, cukuk hanya mengakui dengan bibir bahwa Yesus adalah Tuhan. Kiranya itu tidak cukup. Namun banyak yang demikian dalam kehidupan beriman. Orang bangga karena telah dibaptis, bangga menjadi katolik tetap tidak hidup seperti yang diharapkan.
Dalam hal ini, Yesus sungguh tegas mengatakan agar bila kita menjawab ‘ya’ juga ‘ya’ dalam perbuatan. Oleh karena baiklah kita menghiudupi iman kita, baiklah kita bila mengatakan ‘ya’ atas sesuatu yang baik, kita melaksanakannya. Jangan kita menipu sesama, orang, Tuhan dan diri sendiri dengan mengatakan ‘ya’ tetap tidak melakukannya. Ingatlah, iman bukan soal jawaban dengan kata-kata tetapi jawaban yang nyata dalam gaya hidup dan perbuatan baik. Amin.
0 comments:
Post a Comment
Syalom. Terimakasih atas kunjungan dan komentarnya.Semoga Tuhan memberkati para Saudara.