RENUNGAN HARIAN PEKAN ADVEN III,
Jumat 16 Desember 2011
Yes 54:1-10, Mzm 30:2,4,5-6,11-12a,13b, Luk 7:24-30
Jumat 16 Desember 2011
Yes 54:1-10, Mzm 30:2,4,5-6,11-12a,13b, Luk 7:24-30
BACAAN INJIL:
Kamu telah mengirim utusan kepada Yohanes dan ia telah bersaksi tentang kebenaran; tetapi Aku tidak memerlukan kesaksian dari manusia, namun Aku mengatakan hal ini, supaya kamu diselamatkan. Ia adalah pelita yang menyala dan yang bercahaya dan kamu hanya mau menikmati seketika saja cahayanya itu. Tetapi Aku mempunyai suatu kesaksian yang lebih penting dari pada kesaksian Yohanes, yaitu segala pekerjaan yang diserahkan Bapa kepada-Ku, supaya Aku melaksanakannya. Pekerjaan itu juga yang Kukerjakan sekarang, dan itulah yang memberi kesaksian tentang Aku, bahwa Bapa yang mengutus Aku.
RENUNGAN:
Salah satu kebiasaan dalam kebaktian-kebaktian adalah acara kesaksian dari seseorang atau beberapa orang soal imannya dan bagaimana Allah berkarya atas dirinya. Bagian ini pada umumnya selalu ada dalam KKR atau KRK dan nampaknya bagian ini juga sangat menarik bagi banyak orang. Para pendengar pasti terkagum-kagum mendengar kesaksian itu dan merasa imannya dikuatkan. Yang berskasi juga pasti senang dan semakin menggebu-gebu bersaksi bila respon pendegar sangat antusias. Bahkan seakan kesaksian itu terlalu dipaksanakan harus ada. Apakah semuanya benar, kita tidak tahu. Namun sebagaimana saya katakan, seakan bagian ini suatu hal yang sangat penting dan harus ada. Sehingga seakan tanpa adanya kesaksian-kesaksian, kegiatan itu kurang hidup. Juga seakan sabda Tuhan yang diperdengarkan pada saat itu, seakan tidak hidup bagi pendengar. Bahkan kesaksian itu menjadi acara utama yang dinanti-nanti pendengar.
Adapula orang yang begitu senangnya bila diminta bersaksi tentang imannya dan di manapun dan kapanpun diminta, selalu bersaksi tentang Yesus. Itu semuanya baik. Namun kita juga harus ingat kesaksian itu hendaknya harus terpusat pada Tuhan, bukan pada diri sendiri. Bukan suatu hal yang aneh terjadi bahwa orang bersaksi bukan lagi tentang Tuhan tetap bersaksi tentang dirinya dan kehebatannya. Orang jatuh pada kebanggaan diri dalam kesaksian. Kadang juga berpikir bahwa tanpa kesaksian manusia, kemuliaan Allah berkurang. Itu semua jelas keliru. Yesus sendiri mengatakan bahwa Dia tidak memerlukan kesaksian manusia tentang diri-Nya. Juga mengatakan bahwa kesaksian-Nya jauh lebih penting dari kesaksian yang dilakukan oleh Yohanes Pembaptis.
Pernyataan ini tentu bukan berarti bahwa Yesus tidak menghargai kesaksian kita akan Dia kepada sesama, dan juga bukan berarti bahwa Yesus tidak menghargai kesaksian Yohanes. Namun Yesus mau mengatakan bahwa agar kita waspada, jangan sampai jatuh pada sikap bahwa karena kesaksian kitalah bahwa Yesus menjadi mulia dan semakin mulia. Tanpa kesaksian kita, Yesus tetap dan selamanya adalah Tuhan yang mulia. Kesaksian kita akan Yesus bukan menambah kemuliaan Tuhan atau sebaliknya bila kita tidak bersaksi akan Dia, Yesus kekurangan kemuliaan-Nya. Kesaksian kita bukan untuk menambah kemuliaan Yesus, tetapi demi keselamatan kita dan sesama kita. Tanpa kita bersaksi tentan Yesus adalah Tuhan yang diutus Allah Bapa, sudah tampak nyata dalam diri Yesus sendiri, yakni dalam perbuatan-perbuatan yang dilakukannya. Oleh karena itulah Yesus mengatakan abhwa hidup Yesus adalah saksi lebih utama bahwa Allah mengasihi manusia. Apa yang dilakukan oleh Yesus, itu jelas menunjukkan bahwa Dia adalah Tuhan yang mulia. Selain itu Yesuslah saksi atau tanda nyata akan Allah yang mulia dan penuh kasih. Sehingga dengan bersaksi akan Yesus, kita berusaha untuk menyelamatkan diri dan sesama kita.
Maka semoga kita semakin percaya pada Yesus adalah Tuhan yang kudus dan mulia. Semoga kita juga semakin giat bersaksi akan Yesus, karena itu demi keselamatan kita dan sesama kita. Amin.
Kamu telah mengirim utusan kepada Yohanes dan ia telah bersaksi tentang kebenaran; tetapi Aku tidak memerlukan kesaksian dari manusia, namun Aku mengatakan hal ini, supaya kamu diselamatkan. Ia adalah pelita yang menyala dan yang bercahaya dan kamu hanya mau menikmati seketika saja cahayanya itu. Tetapi Aku mempunyai suatu kesaksian yang lebih penting dari pada kesaksian Yohanes, yaitu segala pekerjaan yang diserahkan Bapa kepada-Ku, supaya Aku melaksanakannya. Pekerjaan itu juga yang Kukerjakan sekarang, dan itulah yang memberi kesaksian tentang Aku, bahwa Bapa yang mengutus Aku.
RENUNGAN:
Salah satu kebiasaan dalam kebaktian-kebaktian adalah acara kesaksian dari seseorang atau beberapa orang soal imannya dan bagaimana Allah berkarya atas dirinya. Bagian ini pada umumnya selalu ada dalam KKR atau KRK dan nampaknya bagian ini juga sangat menarik bagi banyak orang. Para pendengar pasti terkagum-kagum mendengar kesaksian itu dan merasa imannya dikuatkan. Yang berskasi juga pasti senang dan semakin menggebu-gebu bersaksi bila respon pendegar sangat antusias. Bahkan seakan kesaksian itu terlalu dipaksanakan harus ada. Apakah semuanya benar, kita tidak tahu. Namun sebagaimana saya katakan, seakan bagian ini suatu hal yang sangat penting dan harus ada. Sehingga seakan tanpa adanya kesaksian-kesaksian, kegiatan itu kurang hidup. Juga seakan sabda Tuhan yang diperdengarkan pada saat itu, seakan tidak hidup bagi pendengar. Bahkan kesaksian itu menjadi acara utama yang dinanti-nanti pendengar.
Adapula orang yang begitu senangnya bila diminta bersaksi tentang imannya dan di manapun dan kapanpun diminta, selalu bersaksi tentang Yesus. Itu semuanya baik. Namun kita juga harus ingat kesaksian itu hendaknya harus terpusat pada Tuhan, bukan pada diri sendiri. Bukan suatu hal yang aneh terjadi bahwa orang bersaksi bukan lagi tentang Tuhan tetap bersaksi tentang dirinya dan kehebatannya. Orang jatuh pada kebanggaan diri dalam kesaksian. Kadang juga berpikir bahwa tanpa kesaksian manusia, kemuliaan Allah berkurang. Itu semua jelas keliru. Yesus sendiri mengatakan bahwa Dia tidak memerlukan kesaksian manusia tentang diri-Nya. Juga mengatakan bahwa kesaksian-Nya jauh lebih penting dari kesaksian yang dilakukan oleh Yohanes Pembaptis.
Pernyataan ini tentu bukan berarti bahwa Yesus tidak menghargai kesaksian kita akan Dia kepada sesama, dan juga bukan berarti bahwa Yesus tidak menghargai kesaksian Yohanes. Namun Yesus mau mengatakan bahwa agar kita waspada, jangan sampai jatuh pada sikap bahwa karena kesaksian kitalah bahwa Yesus menjadi mulia dan semakin mulia. Tanpa kesaksian kita, Yesus tetap dan selamanya adalah Tuhan yang mulia. Kesaksian kita akan Yesus bukan menambah kemuliaan Tuhan atau sebaliknya bila kita tidak bersaksi akan Dia, Yesus kekurangan kemuliaan-Nya. Kesaksian kita bukan untuk menambah kemuliaan Yesus, tetapi demi keselamatan kita dan sesama kita. Tanpa kita bersaksi tentan Yesus adalah Tuhan yang diutus Allah Bapa, sudah tampak nyata dalam diri Yesus sendiri, yakni dalam perbuatan-perbuatan yang dilakukannya. Oleh karena itulah Yesus mengatakan abhwa hidup Yesus adalah saksi lebih utama bahwa Allah mengasihi manusia. Apa yang dilakukan oleh Yesus, itu jelas menunjukkan bahwa Dia adalah Tuhan yang mulia. Selain itu Yesuslah saksi atau tanda nyata akan Allah yang mulia dan penuh kasih. Sehingga dengan bersaksi akan Yesus, kita berusaha untuk menyelamatkan diri dan sesama kita.
Maka semoga kita semakin percaya pada Yesus adalah Tuhan yang kudus dan mulia. Semoga kita juga semakin giat bersaksi akan Yesus, karena itu demi keselamatan kita dan sesama kita. Amin.
0 comments:
Post a Comment
Syalom. Terimakasih atas kunjungan dan komentarnya.Semoga Tuhan memberkati para Saudara.