RENUNGAN HARIAN PEKAN ADVEN III,
Rabu 14 Desember 2011
(Yohanes dr Salib)
Yes 45:6b-8,18,21b-25, Mzm 85:9ab-10,11-12,13-14, Luk 7:19-23
Rabu 14 Desember 2011
(Yohanes dr Salib)
Yes 45:6b-8,18,21b-25, Mzm 85:9ab-10,11-12,13-14, Luk 7:19-23
BACAAN INJIL:
Dia memanggil dua orang dari antaranya dan menyuruh mereka bertanya kepada Tuhan: "Engkaukah yang akan datang itu atau haruskah kami menantikan seorang lain?" Ketika kedua orang itu sampai kepada Yesus, mereka berkata: "Yohanes Pembaptis menyuruh kami bertanya kepada-Mu: Engkaukah yang akan datang itu atau haruskah kami menantikan seorang lain?" Pada saat itu Yesus menyembuhkan banyak orang dari segala penyakit dan penderitaan dan dari roh-roh jahat, dan Ia mengaruniakan penglihatan kepada banyak orang buta. Dan Yesus menjawab mereka: "Pergilah, dan katakanlah kepada Yohanes apa yang kamu lihat dan kamu dengar: Orang buta melihat, orang lumpuh berjalan, orang kusta menjadi tahir, orang tuli mendengar, orang mati dibangkitkan dan kepada orang miskin diberitakan kabar baik. Dan berbahagialah orang yang tidak menjadi kecewa dan menolak Aku."
RENUNGAN:
Yohanes menyuruh dua orang muridnya untuk bertanya kepada Yesus, apakah Yesus yang harus datang atau mereka masih harus menunggunya. Kiranya bukan karena Yohanes tidak mengenal Yesus atau kurang yakin bahwa Yesuslah Mesias yang dinanti-nantikan, namun kiranya dia punya maksud lain, yakni dia mau menghantar muridnya langsung kepada Yesus dan dia juga ingin agar muridnya itu melihat langsung siapa Mesias yang jalan bagi-Nya dia persiapkan. Dia menghendaki agar para murid melihat langsung bagaimana kehadiran sang Mesias dalam diri Yesus. Demikian jugalah halnya ketika kedua murid itu sampai kepada Yesus dan mengajukan pertanyaan apakah Dia Mesias yang dinanti-nantikan, Yesus tidak memberi jawaban ‘ya’ tetapi mereka diajak untuk melihat langsung pada apa yang telah deperbuat oleh Yesus, yakni Orang buta melihat, orang lumpuh berjalan, orang kusta menjadi tahir, orang tuli mendengar, orang mati dibangkitkan dan kepada orang miskin diberitakan kabar baik. Dengan demikian, kepada para murid diyatakan bahwa kehadiran Mesias sebagaimana diwartakan Yohanes Pembaptis bukan janji semata dan bukan pula suatu kata-kata, namun suatu kenyataan yang terjadi. Yesus juga mengatakan bahwa kehadiran diri-Nya yang adalah Mesias bukan hanya dengan kotbah atau kata-kata indah, manis tetapi suatu perbuatan nyata bagi manusia, yakni membawa sukacita, kegembiraan dan harapan baru bagi manusia. Allah menyatakan kehadiran-Nya bukan dengan pernyataan tetapi denganperbuatan baik kepada manusia. Inilah sukacita kita, bahwa Allah sungguh hadir dan melakukan perbuatan baik kepada sesama.
Namun apakah kita masih mengimani hal ini? Kiranya banyak orang yang sudah mengalami perbuatan baik dalam hidupnya, mengalami mukjizat dalam hidupnya namun tetapi kurang percaya bahwa itu adalah tanda kehadiran Allah dalam hidup ini. Orang juga sudah melihat dan menyaksikan sendiri adanya orang-orang yang melakukan perbuatan baik, tetapi tetap tidak percaya bahwa itu adalah salah satu tanda bahwa Allah sungguh hadir lewat sesama yang berbuat baik seperti kehendak Tuhan.
Saat ini juga orang kurang mengimani kehadiran Tuhan mungkin karena saat itu sulit menemukan teladan kebaikan. Saat ini sering orang banyak berbicara tentang kebaikan dan tidak kalah seru juga usaha orang untuk mewartakan imannya kepada sesama, tetapi tidak menunjukkan teladan hidup beriman. Tidak sedikit orang mencoba mewartakan kehaditan Tuhan, mencoba mewartakan Yesus Kristus, tetapi tidak memberi teladan hidup nyata yang menyatakan bahwa Yesus sungguh hadir, yakni dengan hidup membawa sukacita, kegembiraan, harapan dan perbuatan kasih kepada sesama. Bahkan banyak para pewarta iman bukan lagi mewartaka iman tetapi malah mewartakan diri sendiri. Salah satu contoh dalam berita Yahoo dikatakan bahwa Para Ustaz Muda senang Pamer (Lihat di sini), hal yang sama juga banyak terjadi dalam kalangan Gereja. Orang membutuhkan teladan nyata, bukan janji-janji, bukan kata-kata manis dan indah. Namun nampaknya keteladanan ini menjadi keprihatinan pada zaman ini. Ini pula yang dikatakan dalam pertemuan lintas agama. Tokoh lintas agama menilai bahwa Indoensia Krisis keteladanan (Baca di sini).
Dari sebab itu, tugas kitalah untuk mewartakan kehadiran Sang Mesias, tetapi bukan dengan kata-kata yang manis, indah, enak didengar, bukan pula dengan janji-janji, bukan pula dengan kotbah-kotbah yang mendalam, teologi yang hebat-hebat, tetapi tetutama dengan perbuatan baik, perbuatan kasih kepada sesama terutama yang membutuhkan, terutama kepada yang menderita, membawa kabar sukacita dan harapan baru kepada sesama. Kita hendaknya mengajak sesama untuk mendengar dan melihat sendiri kehadiran Sang Mesias lewat teladan hidup kita. Amin.
Dia memanggil dua orang dari antaranya dan menyuruh mereka bertanya kepada Tuhan: "Engkaukah yang akan datang itu atau haruskah kami menantikan seorang lain?" Ketika kedua orang itu sampai kepada Yesus, mereka berkata: "Yohanes Pembaptis menyuruh kami bertanya kepada-Mu: Engkaukah yang akan datang itu atau haruskah kami menantikan seorang lain?" Pada saat itu Yesus menyembuhkan banyak orang dari segala penyakit dan penderitaan dan dari roh-roh jahat, dan Ia mengaruniakan penglihatan kepada banyak orang buta. Dan Yesus menjawab mereka: "Pergilah, dan katakanlah kepada Yohanes apa yang kamu lihat dan kamu dengar: Orang buta melihat, orang lumpuh berjalan, orang kusta menjadi tahir, orang tuli mendengar, orang mati dibangkitkan dan kepada orang miskin diberitakan kabar baik. Dan berbahagialah orang yang tidak menjadi kecewa dan menolak Aku."
RENUNGAN:
Yohanes menyuruh dua orang muridnya untuk bertanya kepada Yesus, apakah Yesus yang harus datang atau mereka masih harus menunggunya. Kiranya bukan karena Yohanes tidak mengenal Yesus atau kurang yakin bahwa Yesuslah Mesias yang dinanti-nantikan, namun kiranya dia punya maksud lain, yakni dia mau menghantar muridnya langsung kepada Yesus dan dia juga ingin agar muridnya itu melihat langsung siapa Mesias yang jalan bagi-Nya dia persiapkan. Dia menghendaki agar para murid melihat langsung bagaimana kehadiran sang Mesias dalam diri Yesus. Demikian jugalah halnya ketika kedua murid itu sampai kepada Yesus dan mengajukan pertanyaan apakah Dia Mesias yang dinanti-nantikan, Yesus tidak memberi jawaban ‘ya’ tetapi mereka diajak untuk melihat langsung pada apa yang telah deperbuat oleh Yesus, yakni Orang buta melihat, orang lumpuh berjalan, orang kusta menjadi tahir, orang tuli mendengar, orang mati dibangkitkan dan kepada orang miskin diberitakan kabar baik. Dengan demikian, kepada para murid diyatakan bahwa kehadiran Mesias sebagaimana diwartakan Yohanes Pembaptis bukan janji semata dan bukan pula suatu kata-kata, namun suatu kenyataan yang terjadi. Yesus juga mengatakan bahwa kehadiran diri-Nya yang adalah Mesias bukan hanya dengan kotbah atau kata-kata indah, manis tetapi suatu perbuatan nyata bagi manusia, yakni membawa sukacita, kegembiraan dan harapan baru bagi manusia. Allah menyatakan kehadiran-Nya bukan dengan pernyataan tetapi denganperbuatan baik kepada manusia. Inilah sukacita kita, bahwa Allah sungguh hadir dan melakukan perbuatan baik kepada sesama.
Namun apakah kita masih mengimani hal ini? Kiranya banyak orang yang sudah mengalami perbuatan baik dalam hidupnya, mengalami mukjizat dalam hidupnya namun tetapi kurang percaya bahwa itu adalah tanda kehadiran Allah dalam hidup ini. Orang juga sudah melihat dan menyaksikan sendiri adanya orang-orang yang melakukan perbuatan baik, tetapi tetap tidak percaya bahwa itu adalah salah satu tanda bahwa Allah sungguh hadir lewat sesama yang berbuat baik seperti kehendak Tuhan.
Saat ini juga orang kurang mengimani kehadiran Tuhan mungkin karena saat itu sulit menemukan teladan kebaikan. Saat ini sering orang banyak berbicara tentang kebaikan dan tidak kalah seru juga usaha orang untuk mewartakan imannya kepada sesama, tetapi tidak menunjukkan teladan hidup beriman. Tidak sedikit orang mencoba mewartakan kehaditan Tuhan, mencoba mewartakan Yesus Kristus, tetapi tidak memberi teladan hidup nyata yang menyatakan bahwa Yesus sungguh hadir, yakni dengan hidup membawa sukacita, kegembiraan, harapan dan perbuatan kasih kepada sesama. Bahkan banyak para pewarta iman bukan lagi mewartaka iman tetapi malah mewartakan diri sendiri. Salah satu contoh dalam berita Yahoo dikatakan bahwa Para Ustaz Muda senang Pamer (Lihat di sini), hal yang sama juga banyak terjadi dalam kalangan Gereja. Orang membutuhkan teladan nyata, bukan janji-janji, bukan kata-kata manis dan indah. Namun nampaknya keteladanan ini menjadi keprihatinan pada zaman ini. Ini pula yang dikatakan dalam pertemuan lintas agama. Tokoh lintas agama menilai bahwa Indoensia Krisis keteladanan (Baca di sini).
Dari sebab itu, tugas kitalah untuk mewartakan kehadiran Sang Mesias, tetapi bukan dengan kata-kata yang manis, indah, enak didengar, bukan pula dengan janji-janji, bukan pula dengan kotbah-kotbah yang mendalam, teologi yang hebat-hebat, tetapi tetutama dengan perbuatan baik, perbuatan kasih kepada sesama terutama yang membutuhkan, terutama kepada yang menderita, membawa kabar sukacita dan harapan baru kepada sesama. Kita hendaknya mengajak sesama untuk mendengar dan melihat sendiri kehadiran Sang Mesias lewat teladan hidup kita. Amin.
0 comments:
Post a Comment
Syalom. Terimakasih atas kunjungan dan komentarnya.Semoga Tuhan memberkati para Saudara.