RENUNGAN HARIAN PEKAN ADVEN I,
Jumat 2 Desember 2011-11
(Maria Angela Astorch, Edmund Campion, Robertus Southwell)
Yes 29:17-24, Mzm 27:1,4,13-14, Mat 9:27-31
Jumat 2 Desember 2011-11
(Maria Angela Astorch, Edmund Campion, Robertus Southwell)
Yes 29:17-24, Mzm 27:1,4,13-14, Mat 9:27-31
BACAAN INJIL:
Ketika Yesus meneruskan perjalanan-Nya dari sana, dua orang buta mengikuti-Nya sambil berseru-seru dan berkata: "Kasihanilah kami, hai Anak Daud." Setelah Yesus masuk ke dalam sebuah rumah, datanglah kedua orang buta itu kepada-Nya dan Yesus berkata kepada mereka: "Percayakah kamu, bahwa Aku dapat melakukannya?" Mereka menjawab: "Ya Tuhan, kami percaya." Lalu Yesus menjamah mata mereka sambil berkata: "Jadilah kepadamu menurut imanmu." Maka meleklah mata mereka. Dan Yesuspun dengan tegas berpesan kepada mereka, kata-Nya: "Jagalah supaya jangan seorangpun mengetahui hal ini." Tetapi mereka keluar dan memasyhurkan Dia ke seluruh daerah itu.
RENUNGAN:
Ada keluhan yang kadang muncul sehubungan dengan membantu orang yang sedang kesusahan atau butuh pertolongan, “Kadang susah membantu orang yang meminta bantuan, karena saat mereka butuh, mereka merengek-rengek minta tolong atau minjam uang dengan janji ini itu, tetapi setelah diberi atau setelah mendapatkan, malah mereka menjauh dari kita supaya yang dipinjam tidak ditagih atau supaya dia tidak mengembalikan yang dia pinjam. Intinya, seringkali orang yang lagi butuh merengek-rengek mohon belaskasihan, tetapi setelah dibantu atau mendapat yang diinginkan malah menjauh atau mengulah, tidak tahu berterimakasih.” Pengalaman yang seperti inilah seringkali menjadi alasan bagi orang untuk hati-hati membantu sesama, atau meminjamkan uang kepada orang yang datang meminjam uang karena butuh sekali. Karena alasan ini pula orang menjadi malas membantu sesama.
Memang demikian sering terjadi dan hal seperti itu juga mungkin seringkali kita perbuat kepada Tuhan sendiri. Ketika kita menghadapi persoalan hidup dan butuh bantuan Tuhan, kita datang merengek-rengek meminta dari Tuhan. Tetapi setelah kita Tuhan mengabulkan permohonan kita atau ketika kita lepas dari persoalan, kita malah menjauh dari Tuhan, malah mungkin mengulah dengan menganggap bahwa hidup kita aman, lancar dan kita bisa terlepas dari persolan hidup, hanya karena keberuntungan kita, kerja kerasa dan kemampuan kita sendiri. Kita tidak sadar bahwa semuanya itu adalah karena berkat Tuhan yang senantiasa menyertai kita, Dia senantiasa bekerja bagi kita.
Berbeda halnya dengan dua orang buta yang meminta kesembuhan dari Yesus, sebagaimana dikatakan dalam injil hari ini. Kedua orang buta itu mengikuti Yesus sambil berseru-seru atau merengek-rengek kepada Yesus agar Yesus menyembuhkan mereka, bahkan mereka melakukan hal itu sampai Yesus masuk ke dalam sebuah rumah. Mungkin kita merasa aneh dengan sikap Yesus yang seakan tidak peduli dengan kedua orang buta itu, karena tidak langsung menyapa dan menyembuhkan mereka, tetapi seakan membiarkan mereka terus memintanya sampai ia masuk ke dalam sebuah rumah. Baru setelah di dalam rumah, ketika kedua orang buta itu menghadap Yesus, Yesus mengatakan apakah mereka memintanya karena percaya kepada Dia yang bisa menyembuhkan atau karena semata-mata hanya ingin sembuh dari kebutaannya. Kedua orang buta itu menjawab bahwa mereka meminta kesembuhan dari Yesus bukan sekedar karena ingin terbebas dari kebutaan mereka tetapi karena percaya bahwa Yesus dapat melakukannya dan bukan hanya itu saja, tetapi karena Yesus penuh kasih. Mereka memintanya karena beriman. Hal itu mereka terbukti bahwa setelah mereka disembuhkan oleh Yesus, mereka menyadari kasih Yesus atas mereka dan karena kasih itu pula mereka mendapat kesembuhan, sehingga mereka keluar dan memasyhurkan Dia ke seluruh daerah itu. Merasa tahu bersyukur dan rasa syukur itu mereka nyatakan dalam perbuatan dan mewartakan kemuliaan Tuhan.
Kita kerap tidak seperti kedua orang buta ini. Saat kita menghadapi persoalan hidup dan butuh pertolongan Tuhan, kita datang kepada Tuhan dan merengek-rengek memohon belaskasih Tuhan bahkan mungkin kita berani berjanji akan suatu hal bila Tuhan mengabulkan permohonan kita. Namun kerapkali kita datang kepada Yesus dan meminta pertolongannya bukan karena kita percaya Dia adalah Tuhan yang mahakasih dan mampu melakukan perbuatan besar untuk membantu kita, tetapi kita hanya sekedar mau terlepas dari persoalan kita. Sehingga manakala permohonan kita seakan tidak didengarkan oleh Yesus, kita langsung putus asa atau kecewa terhadap Tuhan, kita tidak seperti orang buta itu, tetap mengikuti Yesus dan setia meminta kepada-Nya. Dari sebab itu, mari kita renungkan, “Apakah kita mengikuti Yesus dan datang meminta kepada-Nya karena kita percaya kepada-Nya?
Kitapun seringkali tidak tahu diri atau tidak tahu bersyukur atas kuasa dan kasih Tuhan yang senantiasa menyertai kita. Kita sudah mendapatkan kasih karunia Tuhan setiap saat, tetapi itu tidak kita sadari dan syukuri, kita menganggap semuanya itu hanya karena usaha kita. Karena itu pulalah, kita tidak memuliakan Tuhan dalam hidup kita. Kalau kita sungguh sadar bahwa hidup dan berkat yang kita terima hanya karena kasih dan kuasa Tuhan, pasti kita juga tahu bersyukur dan memasyurkan Tuhan dalam kehidupan kita. Maka semoga kita tahu bersyukur atas kasih Tuhan pada kita, dan rasa syukur terungkap dalam hidup yang senantiasa memasyurkan Tuhan di manapun kita berada. Amin.
Ketika Yesus meneruskan perjalanan-Nya dari sana, dua orang buta mengikuti-Nya sambil berseru-seru dan berkata: "Kasihanilah kami, hai Anak Daud." Setelah Yesus masuk ke dalam sebuah rumah, datanglah kedua orang buta itu kepada-Nya dan Yesus berkata kepada mereka: "Percayakah kamu, bahwa Aku dapat melakukannya?" Mereka menjawab: "Ya Tuhan, kami percaya." Lalu Yesus menjamah mata mereka sambil berkata: "Jadilah kepadamu menurut imanmu." Maka meleklah mata mereka. Dan Yesuspun dengan tegas berpesan kepada mereka, kata-Nya: "Jagalah supaya jangan seorangpun mengetahui hal ini." Tetapi mereka keluar dan memasyhurkan Dia ke seluruh daerah itu.
RENUNGAN:
Ada keluhan yang kadang muncul sehubungan dengan membantu orang yang sedang kesusahan atau butuh pertolongan, “Kadang susah membantu orang yang meminta bantuan, karena saat mereka butuh, mereka merengek-rengek minta tolong atau minjam uang dengan janji ini itu, tetapi setelah diberi atau setelah mendapatkan, malah mereka menjauh dari kita supaya yang dipinjam tidak ditagih atau supaya dia tidak mengembalikan yang dia pinjam. Intinya, seringkali orang yang lagi butuh merengek-rengek mohon belaskasihan, tetapi setelah dibantu atau mendapat yang diinginkan malah menjauh atau mengulah, tidak tahu berterimakasih.” Pengalaman yang seperti inilah seringkali menjadi alasan bagi orang untuk hati-hati membantu sesama, atau meminjamkan uang kepada orang yang datang meminjam uang karena butuh sekali. Karena alasan ini pula orang menjadi malas membantu sesama.
Memang demikian sering terjadi dan hal seperti itu juga mungkin seringkali kita perbuat kepada Tuhan sendiri. Ketika kita menghadapi persoalan hidup dan butuh bantuan Tuhan, kita datang merengek-rengek meminta dari Tuhan. Tetapi setelah kita Tuhan mengabulkan permohonan kita atau ketika kita lepas dari persoalan, kita malah menjauh dari Tuhan, malah mungkin mengulah dengan menganggap bahwa hidup kita aman, lancar dan kita bisa terlepas dari persolan hidup, hanya karena keberuntungan kita, kerja kerasa dan kemampuan kita sendiri. Kita tidak sadar bahwa semuanya itu adalah karena berkat Tuhan yang senantiasa menyertai kita, Dia senantiasa bekerja bagi kita.
Berbeda halnya dengan dua orang buta yang meminta kesembuhan dari Yesus, sebagaimana dikatakan dalam injil hari ini. Kedua orang buta itu mengikuti Yesus sambil berseru-seru atau merengek-rengek kepada Yesus agar Yesus menyembuhkan mereka, bahkan mereka melakukan hal itu sampai Yesus masuk ke dalam sebuah rumah. Mungkin kita merasa aneh dengan sikap Yesus yang seakan tidak peduli dengan kedua orang buta itu, karena tidak langsung menyapa dan menyembuhkan mereka, tetapi seakan membiarkan mereka terus memintanya sampai ia masuk ke dalam sebuah rumah. Baru setelah di dalam rumah, ketika kedua orang buta itu menghadap Yesus, Yesus mengatakan apakah mereka memintanya karena percaya kepada Dia yang bisa menyembuhkan atau karena semata-mata hanya ingin sembuh dari kebutaannya. Kedua orang buta itu menjawab bahwa mereka meminta kesembuhan dari Yesus bukan sekedar karena ingin terbebas dari kebutaan mereka tetapi karena percaya bahwa Yesus dapat melakukannya dan bukan hanya itu saja, tetapi karena Yesus penuh kasih. Mereka memintanya karena beriman. Hal itu mereka terbukti bahwa setelah mereka disembuhkan oleh Yesus, mereka menyadari kasih Yesus atas mereka dan karena kasih itu pula mereka mendapat kesembuhan, sehingga mereka keluar dan memasyhurkan Dia ke seluruh daerah itu. Merasa tahu bersyukur dan rasa syukur itu mereka nyatakan dalam perbuatan dan mewartakan kemuliaan Tuhan.
Kita kerap tidak seperti kedua orang buta ini. Saat kita menghadapi persoalan hidup dan butuh pertolongan Tuhan, kita datang kepada Tuhan dan merengek-rengek memohon belaskasih Tuhan bahkan mungkin kita berani berjanji akan suatu hal bila Tuhan mengabulkan permohonan kita. Namun kerapkali kita datang kepada Yesus dan meminta pertolongannya bukan karena kita percaya Dia adalah Tuhan yang mahakasih dan mampu melakukan perbuatan besar untuk membantu kita, tetapi kita hanya sekedar mau terlepas dari persoalan kita. Sehingga manakala permohonan kita seakan tidak didengarkan oleh Yesus, kita langsung putus asa atau kecewa terhadap Tuhan, kita tidak seperti orang buta itu, tetap mengikuti Yesus dan setia meminta kepada-Nya. Dari sebab itu, mari kita renungkan, “Apakah kita mengikuti Yesus dan datang meminta kepada-Nya karena kita percaya kepada-Nya?
Kitapun seringkali tidak tahu diri atau tidak tahu bersyukur atas kuasa dan kasih Tuhan yang senantiasa menyertai kita. Kita sudah mendapatkan kasih karunia Tuhan setiap saat, tetapi itu tidak kita sadari dan syukuri, kita menganggap semuanya itu hanya karena usaha kita. Karena itu pulalah, kita tidak memuliakan Tuhan dalam hidup kita. Kalau kita sungguh sadar bahwa hidup dan berkat yang kita terima hanya karena kasih dan kuasa Tuhan, pasti kita juga tahu bersyukur dan memasyurkan Tuhan dalam kehidupan kita. Maka semoga kita tahu bersyukur atas kasih Tuhan pada kita, dan rasa syukur terungkap dalam hidup yang senantiasa memasyurkan Tuhan di manapun kita berada. Amin.
0 comments:
Post a Comment
Syalom. Terimakasih atas kunjungan dan komentarnya.Semoga Tuhan memberkati para Saudara.