Lagu Gregorian ‘perlu dihidupkan kembali’
Bruder Ignatius Bintang Prakarsa OSB
Seorang pakar musik liturgi mendesak umat Katolik menghidupkan kembali lagu-lagu Gregorian yang dinyanyikan dalam bahasa Latin, karena saat ini tradisi itu sangat jarang didengar di gereja-gereja lokal.
“Padahal gregorian sebagai nyanyian khas liturgi Romawi, maka gregorian hendaknya diutamakan dalam upacara-upacara liturgi,” kata Bruder Ignatius Bintang Prakarsa OSB pada sebuah pertemuan 26 November dengan para pemerhati lagu-lagu itu di Gereja St. Alfonsus di Yogyakarta.
Bruder Prakarsa, yang tinggal di Pertapaan St. Benediktin di Italia, juga menyesalkan tradisi liturgi lain seperti berlutut juga sudah mulai hilang.
Sejumlah paroki bahkan tidak menyediakan bangku untuk berlutut, katanya.
“Kalau hal-hal ini dihilangkan atau diremehkan, maka dengan sendirinya iman terhadap doktrin itu akan semakin menyurut dan memudar karena tidak mendapat dukungan apapun dari praktik hidup sehari-hari,” katanya.
Ia mengatakan Konsili Vatikan II ingin Gereja memiliki kembali vitalitasnya karena hal itu bisa mewartakan Injil, dan tidak memiliki niat untuk mematikan tradisi itu.
“Jadi memang ada missing thing. Ada yang tercecer. Nyanyian gregorian adalah salah satu yang tercecer itu,” tambahnya.
Pastor Matheus Joseph Riawinarta, ketua Bidang Musik Komisi Liturgi Keuskupan Agung Semarang, Jawa Tengah, mendukung seruan Bruder Prakarsa.
Pastor Riawinarta mengatakan ia “ingin membuka semacam kursus gregorian di Seminari Tinggi Kentungan. Saya berharapkan kursus tersebut diikuti para seminaris muda, juga tidak tertutup kemungkinan bagi kaum awam.”
Namun, Piet Hari Santoso, seorang penyanyi Gregorian, mengatakan situasi di Yogyakarta kurang mendukung untuk berkembangnya gregorian.
“Karena ada gereja yang terang-terang tidak mendukung bahkan menolak adanya Misa gregorian, sehingga kelompok koor gregorian tidak semangat lagi dan akhirnya mati,” kata umat Paroki Hati St. Maria Tak Bercela di Kumetiran.
Sumber: Gregorian chant ‘needs reviving’
Disadur dari: www.cathnewsindonesia.com
Seorang pakar musik liturgi mendesak umat Katolik menghidupkan kembali lagu-lagu Gregorian yang dinyanyikan dalam bahasa Latin, karena saat ini tradisi itu sangat jarang didengar di gereja-gereja lokal.
“Padahal gregorian sebagai nyanyian khas liturgi Romawi, maka gregorian hendaknya diutamakan dalam upacara-upacara liturgi,” kata Bruder Ignatius Bintang Prakarsa OSB pada sebuah pertemuan 26 November dengan para pemerhati lagu-lagu itu di Gereja St. Alfonsus di Yogyakarta.
Bruder Prakarsa, yang tinggal di Pertapaan St. Benediktin di Italia, juga menyesalkan tradisi liturgi lain seperti berlutut juga sudah mulai hilang.
Sejumlah paroki bahkan tidak menyediakan bangku untuk berlutut, katanya.
“Kalau hal-hal ini dihilangkan atau diremehkan, maka dengan sendirinya iman terhadap doktrin itu akan semakin menyurut dan memudar karena tidak mendapat dukungan apapun dari praktik hidup sehari-hari,” katanya.
Ia mengatakan Konsili Vatikan II ingin Gereja memiliki kembali vitalitasnya karena hal itu bisa mewartakan Injil, dan tidak memiliki niat untuk mematikan tradisi itu.
“Jadi memang ada missing thing. Ada yang tercecer. Nyanyian gregorian adalah salah satu yang tercecer itu,” tambahnya.
Pastor Matheus Joseph Riawinarta, ketua Bidang Musik Komisi Liturgi Keuskupan Agung Semarang, Jawa Tengah, mendukung seruan Bruder Prakarsa.
Pastor Riawinarta mengatakan ia “ingin membuka semacam kursus gregorian di Seminari Tinggi Kentungan. Saya berharapkan kursus tersebut diikuti para seminaris muda, juga tidak tertutup kemungkinan bagi kaum awam.”
Namun, Piet Hari Santoso, seorang penyanyi Gregorian, mengatakan situasi di Yogyakarta kurang mendukung untuk berkembangnya gregorian.
“Karena ada gereja yang terang-terang tidak mendukung bahkan menolak adanya Misa gregorian, sehingga kelompok koor gregorian tidak semangat lagi dan akhirnya mati,” kata umat Paroki Hati St. Maria Tak Bercela di Kumetiran.
Sumber: Gregorian chant ‘needs reviving’
Disadur dari: www.cathnewsindonesia.com
0 comments:
Post a Comment
Syalom. Terimakasih atas kunjungan dan komentarnya.Semoga Tuhan memberkati para Saudara.