RENUNGAN HARIAN PEKAN ADVEN I,
SENIN 28 Nopember 2011-11
(Yakobus dr Marka, Katarina Laboure, Maria Helena Stollenwerk)
Yes 2:1-5 atau Yes 4:2-6, Mzm 122:1-2,3-4a,4b-5,6-7,8-9, Mat 8:5-11
SENIN 28 Nopember 2011-11
(Yakobus dr Marka, Katarina Laboure, Maria Helena Stollenwerk)
Yes 2:1-5 atau Yes 4:2-6, Mzm 122:1-2,3-4a,4b-5,6-7,8-9, Mat 8:5-11
BACAAN INJIL:
Ketika Yesus masuk ke Kapernaum, datanglah seorang perwira mendapatkan Dia dan memohon kepada-Nya: "Tuan, hambaku terbaring di rumah karena sakit lumpuh dan ia sangat menderita." Yesus berkata kepadanya: "Aku akan datang menyembuhkannya." Tetapi jawab perwira itu kepada-Nya: "Tuan, aku tidak layak menerima Tuan di dalam rumahku, katakan saja sepatah kata, maka hambaku itu akan sembuh. Sebab aku sendiri seorang bawahan, dan di bawahku ada pula prajurit. Jika aku berkata kepada salah seorang prajurit itu: Pergi!, maka ia pergi, dan kepada seorang lagi: Datang!, maka ia datang, ataupun kepada hambaku: Kerjakanlah ini!, maka ia mengerjakannya." Setelah Yesus mendengar hal itu, heranlah Ia dan berkata kepada mereka yang mengikuti-Nya: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya iman sebesar ini tidak pernah Aku jumpai pada seorangpun di antara orang Israel. Aku berkata kepadamu: Banyak orang akan datang dari Timur dan Barat dan duduk makan bersama-sama dengan Abraham, Ishak dan Yakub di dalam Kerajaan Sorga,
RENUNGAN:
Hari pertama masa Adven ini, kepada kita langsung disodori suatu pengajaran yang mengakatan bahwa iman harus berbuah dalam perbuatan nyata pada sikap hidup dan kepedulian atau perbuatan nyata kepada sesama.
Perwira yang diceritakan dalam Injil tentu adalah tuan hamba yang sedang sakit parah. Perwira itu walau seorang tuan, tetapi dia sangat peduli kepada hambanya yang sedang sakit parah. Padahal sebenarnya bisa saja dia memecat hambanya yang sakit itu dan menggantinya dengan orang lain. Namun perwira itu tidak seperti itu, dia peduli kepada hambanya dan dengan rendah hati dia datang memohon kepada Yesus agar Yesus berkenan menyembuhkan hambanya itu. Tentu dia melakukan demikian, bukan karena supaya hambanya itu sembuh dan bisa kembali bekerja untuk dia. Tetapi karena memang dia orang yang peduli kepada sesama, dan sikap peduli ditunjukkan dengan mau repot datang kepada Yesus untuk memohonkan kesembuhan bagi hambanya. Pada akhir perikop ini, nyatalah bagi kita mengapa perwira itu mau melakukan hal itu kepada hambanya, yakni karena dia memang orang yang beriman. Yesus sendiri memuji iman perwira itu dengan mengatakan, “"Aku berkata kepadamu, sesungguhnya iman sebesar ini tidak pernah Aku jumpai pada seorangpun di antara orang Israel. Aku berkata kepadamu: Banyak orang akan datang dari Timur dan Barat dan duduk makan bersama-sama dengan Abraham, Ishak dan Yakub di dalam Kerajaan Sorga.”
Apakah kita juga termasuk orang yang beriman? Pasti kita semua menjawab ‘ya’. Tetapi belajarlah dari perwira ini, hidup iman bukan hanya untuk diri sendiri, hidup beriman bukan hanya saat perayaan liturgi saja, tetapi harus terungkap dalam sikap rasa peduli kepada sesama, terutama yang sedang menderita. Namun sikap peduli kepada sesama, bukan hanya rasa simpati, bukan pula rasa kasihan dan tidak cukup hanya mengatakan bahwa kita berdoa bagi mereka agar Tuhan menolong mereka. Tetapi sikap beriman yang peduli kepada sesama harus terungkap dalam sikap mau repot melakukan sesuatu bagi sesama.
Maka dalam masa adven ini, mari kita perdalam iman kita dengan meningkatkan sikap rasa peduli kepada sesama. Iman kita harus aktiv dan kreativ. Amin.
Ketika Yesus masuk ke Kapernaum, datanglah seorang perwira mendapatkan Dia dan memohon kepada-Nya: "Tuan, hambaku terbaring di rumah karena sakit lumpuh dan ia sangat menderita." Yesus berkata kepadanya: "Aku akan datang menyembuhkannya." Tetapi jawab perwira itu kepada-Nya: "Tuan, aku tidak layak menerima Tuan di dalam rumahku, katakan saja sepatah kata, maka hambaku itu akan sembuh. Sebab aku sendiri seorang bawahan, dan di bawahku ada pula prajurit. Jika aku berkata kepada salah seorang prajurit itu: Pergi!, maka ia pergi, dan kepada seorang lagi: Datang!, maka ia datang, ataupun kepada hambaku: Kerjakanlah ini!, maka ia mengerjakannya." Setelah Yesus mendengar hal itu, heranlah Ia dan berkata kepada mereka yang mengikuti-Nya: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya iman sebesar ini tidak pernah Aku jumpai pada seorangpun di antara orang Israel. Aku berkata kepadamu: Banyak orang akan datang dari Timur dan Barat dan duduk makan bersama-sama dengan Abraham, Ishak dan Yakub di dalam Kerajaan Sorga,
RENUNGAN:
Hari pertama masa Adven ini, kepada kita langsung disodori suatu pengajaran yang mengakatan bahwa iman harus berbuah dalam perbuatan nyata pada sikap hidup dan kepedulian atau perbuatan nyata kepada sesama.
Perwira yang diceritakan dalam Injil tentu adalah tuan hamba yang sedang sakit parah. Perwira itu walau seorang tuan, tetapi dia sangat peduli kepada hambanya yang sedang sakit parah. Padahal sebenarnya bisa saja dia memecat hambanya yang sakit itu dan menggantinya dengan orang lain. Namun perwira itu tidak seperti itu, dia peduli kepada hambanya dan dengan rendah hati dia datang memohon kepada Yesus agar Yesus berkenan menyembuhkan hambanya itu. Tentu dia melakukan demikian, bukan karena supaya hambanya itu sembuh dan bisa kembali bekerja untuk dia. Tetapi karena memang dia orang yang peduli kepada sesama, dan sikap peduli ditunjukkan dengan mau repot datang kepada Yesus untuk memohonkan kesembuhan bagi hambanya. Pada akhir perikop ini, nyatalah bagi kita mengapa perwira itu mau melakukan hal itu kepada hambanya, yakni karena dia memang orang yang beriman. Yesus sendiri memuji iman perwira itu dengan mengatakan, “"Aku berkata kepadamu, sesungguhnya iman sebesar ini tidak pernah Aku jumpai pada seorangpun di antara orang Israel. Aku berkata kepadamu: Banyak orang akan datang dari Timur dan Barat dan duduk makan bersama-sama dengan Abraham, Ishak dan Yakub di dalam Kerajaan Sorga.”
Apakah kita juga termasuk orang yang beriman? Pasti kita semua menjawab ‘ya’. Tetapi belajarlah dari perwira ini, hidup iman bukan hanya untuk diri sendiri, hidup beriman bukan hanya saat perayaan liturgi saja, tetapi harus terungkap dalam sikap rasa peduli kepada sesama, terutama yang sedang menderita. Namun sikap peduli kepada sesama, bukan hanya rasa simpati, bukan pula rasa kasihan dan tidak cukup hanya mengatakan bahwa kita berdoa bagi mereka agar Tuhan menolong mereka. Tetapi sikap beriman yang peduli kepada sesama harus terungkap dalam sikap mau repot melakukan sesuatu bagi sesama.
Maka dalam masa adven ini, mari kita perdalam iman kita dengan meningkatkan sikap rasa peduli kepada sesama. Iman kita harus aktiv dan kreativ. Amin.
0 comments:
Post a Comment
Syalom. Terimakasih atas kunjungan dan komentarnya.Semoga Tuhan memberkati para Saudara.