RENUNGAN HARIAN PEKAN ADVEN I,
Kamis 1 Desember 2011-11
(Beato Dionisius dan Redemptus)
Yes 26:1-6, Mzm 118:1,8-9,19-21,25-27a, Mat 7:21,24-27
Kamis 1 Desember 2011-11
(Beato Dionisius dan Redemptus)
Yes 26:1-6, Mzm 118:1,8-9,19-21,25-27a, Mat 7:21,24-27
BACAAN INJIL:
Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga. "Setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan melakukannya, ia sama dengan orang yang bijaksana, yang mendirikan rumahnya di atas batu. Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda rumah itu, tetapi rumah itu tidak rubuh sebab didirikan di atas batu. Tetapi setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan tidak melakukannya, ia sama dengan orang yang bodoh, yang mendirikan rumahnya di atas pasir. Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda rumah itu, sehingga rubuhlah rumah itu dan hebatlah kerusakannya."
RENUNGAN:
Hendaknya kita menjadi pewarta sabda bukan hanya dengan kata-kata, tetapi terutama dengan perbuatan yang melaksanakan sabda Tuhan.
Mudah kiranya mengatakan kata-kata yang baik demikian juga mudah bagi kita mengatakan diri kita beriman atau mengatakan sabda Tuhan kepada sesama. Tetapi pasti melaksanakan sabda Tuhan tidak semudah dengan mengatakannya. Sebab dengna melaksanakan sabda Tuhan, kita harus berani menyangkal diri dan berani berbuat baik kepada sesama. Kenyataannya, banyak orang mengira bahwa beriman itu hanya sebatas liturgi, hanya sebatas kata-kata atau nyanyian puji-pujian yang menggelegar bergema saja, merasa itu semua sudah cukup sebagai jalan untuk beroleh keselamatan kekal. Makanya tidak heran kita temukan bahwa begitu antusiasnya orang menghadiri kebaktian yang nyanyiannya meriah (KRK) dan ktobah yang menggelegar, meggetarkan telinga (bukan hati), tetapi apa yang dibawa pulang, hanya rasa puas, kegembiraan lahiriah saja, dan mungkin kekaguman atas acara yang meriah dan ktobah yang menarik saja, tidak mengubah hidup dan menguatkan iman. Mungkin bisa saja orang merasa imannya semakin kuat, tetapi itu kiranya hanya karena kepuasan lahiriah saja. Sehingga tidak jarang orang yang akitf dalam kegiatan Gereja, rajin menghadiri KRK, tetapi ketika ada persoalan, imannya langsung goyah dan runtuh. Itulah yang dikatakan oleh Yesus dalam perumpamaan hari ini, yakni mendengar perkataan-Nya tetapi tidak melaksanakannya, itu seperti orang mendirikan rumahnya di atas batu, dan ketika hujan datang, rumah itu langsung rusak dan rubuh. Orang demikian dikatakan orang yang bodoh.
Sabda Tuhan hari ini mengingatkan kita agar kita waspada, yakni dalam beriman jangan terlalu puas hanya dengan kata-kata, hanya dengan nyanyian yang meriah dan tidak hanya dengan mewartakan sabda Tuhan saja. Semuanya itu tidak cukup. Tetapi hendaknya sabda Tuhan yang kita dengarkan harus kita laksanakan dalam hidup sehari-hari. Dengan menjadi pelaksana sabda Tuhan, kita bukan hanya kelak diperkenankan masuk surga, tetapi kita akan beroleh kekuatan dalam hidup sehingga kita tidak gampang digoyahkan oleh persoalan yang pasti menghampiri kita.
Beato Dionisius dan Redemptus, dua biarwan Karmel sungguh menajdi teladan bagi kita atas sabda Yesus hari ini. Mereka berdua mati sebagai martir di tanah Aceh demi mewartakan sabda Tuhan. Baiklah kiranya kita tidak hanya menghapal sabda Tuhan dan mewartakannya dengan kata-kata atau bibir kita, tetapi mewartakannya dengan menjadi pelaksana sabda Tuhan. Amin.
Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga. "Setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan melakukannya, ia sama dengan orang yang bijaksana, yang mendirikan rumahnya di atas batu. Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda rumah itu, tetapi rumah itu tidak rubuh sebab didirikan di atas batu. Tetapi setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan tidak melakukannya, ia sama dengan orang yang bodoh, yang mendirikan rumahnya di atas pasir. Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda rumah itu, sehingga rubuhlah rumah itu dan hebatlah kerusakannya."
RENUNGAN:
Hendaknya kita menjadi pewarta sabda bukan hanya dengan kata-kata, tetapi terutama dengan perbuatan yang melaksanakan sabda Tuhan.
Mudah kiranya mengatakan kata-kata yang baik demikian juga mudah bagi kita mengatakan diri kita beriman atau mengatakan sabda Tuhan kepada sesama. Tetapi pasti melaksanakan sabda Tuhan tidak semudah dengan mengatakannya. Sebab dengna melaksanakan sabda Tuhan, kita harus berani menyangkal diri dan berani berbuat baik kepada sesama. Kenyataannya, banyak orang mengira bahwa beriman itu hanya sebatas liturgi, hanya sebatas kata-kata atau nyanyian puji-pujian yang menggelegar bergema saja, merasa itu semua sudah cukup sebagai jalan untuk beroleh keselamatan kekal. Makanya tidak heran kita temukan bahwa begitu antusiasnya orang menghadiri kebaktian yang nyanyiannya meriah (KRK) dan ktobah yang menggelegar, meggetarkan telinga (bukan hati), tetapi apa yang dibawa pulang, hanya rasa puas, kegembiraan lahiriah saja, dan mungkin kekaguman atas acara yang meriah dan ktobah yang menarik saja, tidak mengubah hidup dan menguatkan iman. Mungkin bisa saja orang merasa imannya semakin kuat, tetapi itu kiranya hanya karena kepuasan lahiriah saja. Sehingga tidak jarang orang yang akitf dalam kegiatan Gereja, rajin menghadiri KRK, tetapi ketika ada persoalan, imannya langsung goyah dan runtuh. Itulah yang dikatakan oleh Yesus dalam perumpamaan hari ini, yakni mendengar perkataan-Nya tetapi tidak melaksanakannya, itu seperti orang mendirikan rumahnya di atas batu, dan ketika hujan datang, rumah itu langsung rusak dan rubuh. Orang demikian dikatakan orang yang bodoh.
Sabda Tuhan hari ini mengingatkan kita agar kita waspada, yakni dalam beriman jangan terlalu puas hanya dengan kata-kata, hanya dengan nyanyian yang meriah dan tidak hanya dengan mewartakan sabda Tuhan saja. Semuanya itu tidak cukup. Tetapi hendaknya sabda Tuhan yang kita dengarkan harus kita laksanakan dalam hidup sehari-hari. Dengan menjadi pelaksana sabda Tuhan, kita bukan hanya kelak diperkenankan masuk surga, tetapi kita akan beroleh kekuatan dalam hidup sehingga kita tidak gampang digoyahkan oleh persoalan yang pasti menghampiri kita.
Beato Dionisius dan Redemptus, dua biarwan Karmel sungguh menajdi teladan bagi kita atas sabda Yesus hari ini. Mereka berdua mati sebagai martir di tanah Aceh demi mewartakan sabda Tuhan. Baiklah kiranya kita tidak hanya menghapal sabda Tuhan dan mewartakannya dengan kata-kata atau bibir kita, tetapi mewartakannya dengan menjadi pelaksana sabda Tuhan. Amin.
0 comments:
Post a Comment
Syalom. Terimakasih atas kunjungan dan komentarnya.Semoga Tuhan memberkati para Saudara.