Pemimpin Islam-Katolik Bahas Akal Budi dan Iman
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Forum Internasional Katolik-Muslim (Catholic-Muslim Forum) kembali berdialog dengan menggelar seminar yang berlangsung di Rumah Konferensi Baptism Site of Jesus di padang gurun tepi Laut Mati, Yordania, 21 - 23 Nopember 2011. Royal Aal al-Bayt Institute for Islamic Thought sebagai tuan rumah.
Royal Aal al-Bayt Institute yang dikepalai Pangeran Ghazi Muhammad bin Talal adalah sebuah pusat kajian teologis-ilmiah tentang pemikiran-pemikiran Islam, juga bergelut dalam kajian lintas agama untuk memajukan dialog antarumat beragama, terutama antara umat Kristiani dan Muslim.
Seminar ke-2 kali ini yang mengambil tema Reason, Faith and the Human Person (Akal Budi, Iman dan Pribadi Manusia), dihadiri 24 tokoh Katolik Roma dan 24 tokoh Muslim di seluruh dunia.
Wakil-wakil setiap agama dipilih oleh masing-masing pihak secara bebas atas berbagai pertimbangan. Pihak Muslim menghadirkan pula Prof Din Syamsuddin selaku Ketua Umum Pengurus Pusat Muhammidiyah satu-satunya wakil dari Indonesia.
Pastor Markus Solo Kewuta SVD, satu-satunya putra Indonesia yang menjabat di Dewan Kepausan di Vatikan ambil bagian dalam kegiatan ini selaku satu dari 24 peserta Katolik, dan mewaikil Dewan Kepausan untuk Dialog Antarumat Beragama (Pontifical Council for Interreligious Dialogue), sekaligus ko-penyelenggara even tersebut.
Menurut Markus, Sekretaris Eksekutif Desk Dialog Kristem-Islam di Asia pada Dewan Kepausan Dialog Antarumat Beragama mengatakan, para peserta seminar mendapat kehormatan diterima Raja Yordania Abdullah II bin al-Hussein di Istana Basman di Kota Amman.
Saat pertemuan dengan pemuka agama-agama itu, Raja mengutarakan beberapa hal penting guna memajukan perdamaian dan keharmonisan global serta mendorong para peserta untuk tetap berkarya demi perdamaian antar penganut kedua agama besar ini di seluruh dunia.
Di akhir seminar para tokoh ke-dua agama merumuskan lima butir kesepakatan sebagai Deklarasi Bersama. Pertama, Allah telah menganugerahkan akal budi kepada manusia, melaluinya (akal budi) manusia mengenal kebenaran. Pengenalan kebenaran menyinari tanggungjawab kita di hadapan Allah dan di hadapan satu sama lain.
Kedua, iman adalah anugerah Allah, melaluinya (iman) manusia sadar (discover) bahwa ia diciptakan oleh Allah dan bertumbuh di dalam pengetahuan akan Dia. Ketiga, hati yang putih-bersih adalah pusat (center) dari seorang yang setia, di mana iman, akal budi dan belarasa (compassion) berpadu di dalam penyembahan kepada Allah dan kasih akan sesama manusia.
Kesepakatan keempat, derajat manusia yang dianugerahkan Allah harus dihormati oleh semua orang dan harus pula dilindungi di dalam/melalui hukum. Dan kelima, di dalam dialog, kaum beriman harus mengucapkan rasa syukur kepada Allah atas segala rahmatNya di atas di dalam suasana saling menghormati dan dalam belarasa, dan di dalam sebuah bentuk hidup yang harmonis dengan ciptaan Tuhan.
Tokoh-tokoh Katolik-Roma dan Muslim seluruh dunia tetap ingin melanjutkan dialog ini sebagai sebuah jalan untuk memajukan saling pemahaman dan kebaikan bersama seluruh umat manusia, terutama mewujudnyatakan hasratnya terhadap perdamaian, keadilan dan solidaritas.
Forum Internasional Katolik-Muslim (Catholic-Muslim Forum) dibentuk tahun 2008 sebagai tanggapan bersama antara Katolik dan Muslim terhadap surat pernyataan sikap ke-137 tokoh Muslim seluruh dunia terhadap Kuliah Sri Paus Benediktus di Regensburg, Jerman.
Seminar pertama dilakukan dari 2-4 Nopember 2008 di Vatikan dengan tema "Kasih akan Allah dan Kasih akan Sesama", sebuah refleksi teologis mencari aplikasi nyata dalam relasi keseharian antara Kristiani dan Muslim. (*)
Editor: Domu D. Ambarita
Disadur dari: www.tribunnews.com
Royal Aal al-Bayt Institute yang dikepalai Pangeran Ghazi Muhammad bin Talal adalah sebuah pusat kajian teologis-ilmiah tentang pemikiran-pemikiran Islam, juga bergelut dalam kajian lintas agama untuk memajukan dialog antarumat beragama, terutama antara umat Kristiani dan Muslim.
Seminar ke-2 kali ini yang mengambil tema Reason, Faith and the Human Person (Akal Budi, Iman dan Pribadi Manusia), dihadiri 24 tokoh Katolik Roma dan 24 tokoh Muslim di seluruh dunia.
Wakil-wakil setiap agama dipilih oleh masing-masing pihak secara bebas atas berbagai pertimbangan. Pihak Muslim menghadirkan pula Prof Din Syamsuddin selaku Ketua Umum Pengurus Pusat Muhammidiyah satu-satunya wakil dari Indonesia.
Pastor Markus Solo Kewuta SVD, satu-satunya putra Indonesia yang menjabat di Dewan Kepausan di Vatikan ambil bagian dalam kegiatan ini selaku satu dari 24 peserta Katolik, dan mewaikil Dewan Kepausan untuk Dialog Antarumat Beragama (Pontifical Council for Interreligious Dialogue), sekaligus ko-penyelenggara even tersebut.
Menurut Markus, Sekretaris Eksekutif Desk Dialog Kristem-Islam di Asia pada Dewan Kepausan Dialog Antarumat Beragama mengatakan, para peserta seminar mendapat kehormatan diterima Raja Yordania Abdullah II bin al-Hussein di Istana Basman di Kota Amman.
Saat pertemuan dengan pemuka agama-agama itu, Raja mengutarakan beberapa hal penting guna memajukan perdamaian dan keharmonisan global serta mendorong para peserta untuk tetap berkarya demi perdamaian antar penganut kedua agama besar ini di seluruh dunia.
Di akhir seminar para tokoh ke-dua agama merumuskan lima butir kesepakatan sebagai Deklarasi Bersama. Pertama, Allah telah menganugerahkan akal budi kepada manusia, melaluinya (akal budi) manusia mengenal kebenaran. Pengenalan kebenaran menyinari tanggungjawab kita di hadapan Allah dan di hadapan satu sama lain.
Kedua, iman adalah anugerah Allah, melaluinya (iman) manusia sadar (discover) bahwa ia diciptakan oleh Allah dan bertumbuh di dalam pengetahuan akan Dia. Ketiga, hati yang putih-bersih adalah pusat (center) dari seorang yang setia, di mana iman, akal budi dan belarasa (compassion) berpadu di dalam penyembahan kepada Allah dan kasih akan sesama manusia.
Kesepakatan keempat, derajat manusia yang dianugerahkan Allah harus dihormati oleh semua orang dan harus pula dilindungi di dalam/melalui hukum. Dan kelima, di dalam dialog, kaum beriman harus mengucapkan rasa syukur kepada Allah atas segala rahmatNya di atas di dalam suasana saling menghormati dan dalam belarasa, dan di dalam sebuah bentuk hidup yang harmonis dengan ciptaan Tuhan.
Tokoh-tokoh Katolik-Roma dan Muslim seluruh dunia tetap ingin melanjutkan dialog ini sebagai sebuah jalan untuk memajukan saling pemahaman dan kebaikan bersama seluruh umat manusia, terutama mewujudnyatakan hasratnya terhadap perdamaian, keadilan dan solidaritas.
Forum Internasional Katolik-Muslim (Catholic-Muslim Forum) dibentuk tahun 2008 sebagai tanggapan bersama antara Katolik dan Muslim terhadap surat pernyataan sikap ke-137 tokoh Muslim seluruh dunia terhadap Kuliah Sri Paus Benediktus di Regensburg, Jerman.
Seminar pertama dilakukan dari 2-4 Nopember 2008 di Vatikan dengan tema "Kasih akan Allah dan Kasih akan Sesama", sebuah refleksi teologis mencari aplikasi nyata dalam relasi keseharian antara Kristiani dan Muslim. (*)
Editor: Domu D. Ambarita
Disadur dari: www.tribunnews.com
0 comments:
Post a Comment
Syalom. Terimakasih atas kunjungan dan komentarnya.Semoga Tuhan memberkati para Saudara.