RENUNGAN HARI BIASA PEKAN XXIII, Rabu 7 September 2011
Kol 3:1-11, Mzm 145:2-3,10-11,12-13ab, Luk 6:20-26
Kol 3:1-11, Mzm 145:2-3,10-11,12-13ab, Luk 6:20-26
BACAAN INJIL:
Lalu Yesus memandang murid-murid-Nya dan berkata: "Berbahagialah, hai kamu yang miskin, karena kamulah yang empunya Kerajaan Allah. Berbahagialah, hai kamu yang sekarang ini lapar, karena kamu akan dipuaskan. Berbahagialah, hai kamu yang sekarang ini menangis, karena kamu akan tertawa. Berbahagialah kamu, jika karena Anak Manusia orang membenci kamu, dan jika mereka mengucilkan kamu, dan mencela kamu serta menolak namamu sebagai sesuatu yang jahat. Bersukacitalah pada waktu itu dan bergembiralah, sebab sesungguhnya, upahmu besar di sorga; karena secara demikian juga nenek moyang mereka telah memperlakukan para nabi. Tetapi celakalah kamu, hai kamu yang kaya, karena dalam kekayaanmu kamu telah memperoleh penghiburanmu. Celakalah kamu, yang sekarang ini kenyang, karena kamu akan lapar. Celakalah kamu, yang sekarang ini tertawa, karena kamu akan berdukacita dan menangis. Celakalah kamu, jika semua orang memuji kamu; karena secara demikian juga nenek moyang mereka telah memperlakukan nabi-nabi palsu."
RENUNGAN:
Sabda bahagia yang disampaikan oleh Yesus dalam injil hari ini tentu membuat kita sedikit tersentak. Sebab apa yang dikatakan oleh Injil hari ini sungguh bertentangan dengan harapan manusia saat ini. Sabda hari ini seakan menganggap bahwa kemiskinan, kelaparan, menangis, dibenci dan ikucilkan karna iman, seakan keutamaan kristianiyang harus disyukuri. Padahal jelas bahwa apa yang dikatakan oleh Yesus itu pada zaman ini adalah keadaan hidup yang tidak didambakan dan bahkan itu adalah hidup yang tidak disukai oleh orang. Tentu tidak ada orang yang merindukan hidupnya miskin, lapar, menangis, dibenci dan dikucilkan. Justru orang pasti akan mengejak kekanyaan, makan kenyang dan terpandang dipuji orang.
Maka dari itu, seakan sabda Yesus hari ini hanya sebagai penghiburan yang menina bobokan orang-orang kecil saja. Memang, injil hari ini harus dibaca dengan teliti. Yesus tidak mengharapkan para murid-Nya miskin, kelaparan, menangis, dikucilkan dan dibenci karena namanya. Yesus bukan bermaksud hanya menghibur, meninabobokan semuanya itu sehingga seakan mempertahankan kondisi demikian. Yesus juga tidak melarang para mengikut-Nya kaya, memiliki kekayaan dan nama baik serta terkenal.
Apa yang dikatakan oleh Yesus adalah suatu kiasan yang penuh dengan makna. Para pengikut Kristus pasti ada yang miskin, kelaparan dan sedang menghadapi duka atau pasti juga suatu saat akan mengalami hal demikian, maka dalam situasi demikian, hendaknya tetap setia dalam imannya dan menyerahkan seluruh hidup kepada Allah. Para murid juga pasti akan mengalami penganiayaan, dibenci dan dikucilkan karena nama-Nya, dalam situasi demikianpun hendaknya para murid tetap setia kepada-Nya dan menyerahkan hidupnya kepada Allah. Sehingga bila para murid mengalami kondisi demikian, hendaknya tetap setia kepada Allah, mengandalkan Allah dalam hidupnya. Memang pada umumnya orang miskin, orang yang kelaparan dan menangis karena kemiskinan, mereka tidak punya apa-apa untuk diandalkan, dibanggakan, hanya kepada Allah-lah mereka mengadu, menyerahkan diri mereka. Sehingga sabda Yesus hari ini juga berarti sikap hidup miskin di hadapan Allah, yakni sikap hidup yang tidak memanggakan diri, harta kekayaan, pangkat da harta dunia. Sikap hidup miskin juga berarti selalu bersikap rendah hati di hadapan Allah dan sesama serta. Sikap hidup miskin juga terungkap dalam kesederhanaan hidup dan kepekaan serta kepedulian dengan sesama. Adalah sia-sia bersikap hidup miskin dengan hidup sederhana tetapi tidak peka dan peduli dengan sesama yang menderita serta tidak rela berbagi dengan sesama.
Apakah semua orang kaya atau kekayaan dicela dan dibenci oleh Yesus? Tentu tidak. Yang dibenci dan dicela oleh Yesus adalah orang yang mengandalkan kekayaan, pangkat, kekuasaan dan nama baik dalam hidupnya. Bahkan orang yang mendewakan kekayaan, kekuasaan, pangkat dan nama baik sehingga tidak peduli dengan sesamanya, itulah juga dibenci oleh Tuhan. Maka lewat sabda ini, Yesus mau mengingatkan kita agar kita tidak mendewakan, mengandalkan kekayaan, pangkat, kekuasaan serta nama baik dalam hidup ini, tetapi hendaknya kita mengutamakan, mengandalkan Yesus dalam hidup kita. Kekayaan, pangkat, kuasa dan nama baik, hendaknya kita gunakan justru untuk memuji memuliakan Tuhan.
Maka para Saudara, siapapun berhak dan memiliki kesempatan yang sama untuk beroleh hidup bahagia juga untuk masuk surga. Kita dapat memperolehnya bila kita tetap setia pada Yesus kapanpun dan di manapun serta selalu mengutamakan Dia dalam hidup kita. Amin.
Lalu Yesus memandang murid-murid-Nya dan berkata: "Berbahagialah, hai kamu yang miskin, karena kamulah yang empunya Kerajaan Allah. Berbahagialah, hai kamu yang sekarang ini lapar, karena kamu akan dipuaskan. Berbahagialah, hai kamu yang sekarang ini menangis, karena kamu akan tertawa. Berbahagialah kamu, jika karena Anak Manusia orang membenci kamu, dan jika mereka mengucilkan kamu, dan mencela kamu serta menolak namamu sebagai sesuatu yang jahat. Bersukacitalah pada waktu itu dan bergembiralah, sebab sesungguhnya, upahmu besar di sorga; karena secara demikian juga nenek moyang mereka telah memperlakukan para nabi. Tetapi celakalah kamu, hai kamu yang kaya, karena dalam kekayaanmu kamu telah memperoleh penghiburanmu. Celakalah kamu, yang sekarang ini kenyang, karena kamu akan lapar. Celakalah kamu, yang sekarang ini tertawa, karena kamu akan berdukacita dan menangis. Celakalah kamu, jika semua orang memuji kamu; karena secara demikian juga nenek moyang mereka telah memperlakukan nabi-nabi palsu."
RENUNGAN:
Sabda bahagia yang disampaikan oleh Yesus dalam injil hari ini tentu membuat kita sedikit tersentak. Sebab apa yang dikatakan oleh Injil hari ini sungguh bertentangan dengan harapan manusia saat ini. Sabda hari ini seakan menganggap bahwa kemiskinan, kelaparan, menangis, dibenci dan ikucilkan karna iman, seakan keutamaan kristianiyang harus disyukuri. Padahal jelas bahwa apa yang dikatakan oleh Yesus itu pada zaman ini adalah keadaan hidup yang tidak didambakan dan bahkan itu adalah hidup yang tidak disukai oleh orang. Tentu tidak ada orang yang merindukan hidupnya miskin, lapar, menangis, dibenci dan dikucilkan. Justru orang pasti akan mengejak kekanyaan, makan kenyang dan terpandang dipuji orang.
Maka dari itu, seakan sabda Yesus hari ini hanya sebagai penghiburan yang menina bobokan orang-orang kecil saja. Memang, injil hari ini harus dibaca dengan teliti. Yesus tidak mengharapkan para murid-Nya miskin, kelaparan, menangis, dikucilkan dan dibenci karena namanya. Yesus bukan bermaksud hanya menghibur, meninabobokan semuanya itu sehingga seakan mempertahankan kondisi demikian. Yesus juga tidak melarang para mengikut-Nya kaya, memiliki kekayaan dan nama baik serta terkenal.
Apa yang dikatakan oleh Yesus adalah suatu kiasan yang penuh dengan makna. Para pengikut Kristus pasti ada yang miskin, kelaparan dan sedang menghadapi duka atau pasti juga suatu saat akan mengalami hal demikian, maka dalam situasi demikian, hendaknya tetap setia dalam imannya dan menyerahkan seluruh hidup kepada Allah. Para murid juga pasti akan mengalami penganiayaan, dibenci dan dikucilkan karena nama-Nya, dalam situasi demikianpun hendaknya para murid tetap setia kepada-Nya dan menyerahkan hidupnya kepada Allah. Sehingga bila para murid mengalami kondisi demikian, hendaknya tetap setia kepada Allah, mengandalkan Allah dalam hidupnya. Memang pada umumnya orang miskin, orang yang kelaparan dan menangis karena kemiskinan, mereka tidak punya apa-apa untuk diandalkan, dibanggakan, hanya kepada Allah-lah mereka mengadu, menyerahkan diri mereka. Sehingga sabda Yesus hari ini juga berarti sikap hidup miskin di hadapan Allah, yakni sikap hidup yang tidak memanggakan diri, harta kekayaan, pangkat da harta dunia. Sikap hidup miskin juga berarti selalu bersikap rendah hati di hadapan Allah dan sesama serta. Sikap hidup miskin juga terungkap dalam kesederhanaan hidup dan kepekaan serta kepedulian dengan sesama. Adalah sia-sia bersikap hidup miskin dengan hidup sederhana tetapi tidak peka dan peduli dengan sesama yang menderita serta tidak rela berbagi dengan sesama.
Apakah semua orang kaya atau kekayaan dicela dan dibenci oleh Yesus? Tentu tidak. Yang dibenci dan dicela oleh Yesus adalah orang yang mengandalkan kekayaan, pangkat, kekuasaan dan nama baik dalam hidupnya. Bahkan orang yang mendewakan kekayaan, kekuasaan, pangkat dan nama baik sehingga tidak peduli dengan sesamanya, itulah juga dibenci oleh Tuhan. Maka lewat sabda ini, Yesus mau mengingatkan kita agar kita tidak mendewakan, mengandalkan kekayaan, pangkat, kekuasaan serta nama baik dalam hidup ini, tetapi hendaknya kita mengutamakan, mengandalkan Yesus dalam hidup kita. Kekayaan, pangkat, kuasa dan nama baik, hendaknya kita gunakan justru untuk memuji memuliakan Tuhan.
Maka para Saudara, siapapun berhak dan memiliki kesempatan yang sama untuk beroleh hidup bahagia juga untuk masuk surga. Kita dapat memperolehnya bila kita tetap setia pada Yesus kapanpun dan di manapun serta selalu mengutamakan Dia dalam hidup kita. Amin.
0 comments:
Post a Comment
Syalom. Terimakasih atas kunjungan dan komentarnya.Semoga Tuhan memberkati para Saudara.