RENUNGAN HARI BIASA PEKAN 13, SENIN 11 Juli 2011
(Benediktus)
Kel 1:8-14,22, Mzm 124:1-3,4-6,7-8, Mat 10:34.11:1
(Benediktus)
Kel 1:8-14,22, Mzm 124:1-3,4-6,7-8, Mat 10:34.11:1
BACAAN INJIL:
Pada suatu hari Yesus bersabda kepada kedua belas rasul-Nya, "Jangan kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk membawa damai di atas bumi; Aku datang bukan untuk membawa damai, melainkan pedang. Sebab Aku datang untuk memisahkan orang dari ayahnya, anak perempuan dari ibunya, menantu perempuan dari ibu mertuanya, dan musuh orang ialah orang-orang seisi rumahnya.
Barangsiapa mengasihi bapa atau ibunya lebih dari pada-Ku, ia tidak layak bagi-Ku; dan barangsiapa mengasihi anaknya laki-laki atau perempuan lebih dari pada-Ku, ia tidak layak bagi-Ku. Barangsiapa tidak memikul salibnya dan mengikut Aku, ia tidak layak bagi-Ku. Barangsiapa mempertahankan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya, dan barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan memperolehnya. Barangsiapa menyambut kamu, ia menyambut Aku, dan barangsiapa menyambut Aku, ia menyambut Dia yang mengutus Aku. Barangsiapa menyambut seorang nabi sebagai nabi, ia akan menerima upah nabi, dan barangsiapa menyambut seorang benar sebagai orang benar, ia akan menerima upah orang benar. Dan barangsiapa memberi air sejuk secangkir saja pun kepada salah seorang yang kecil ini, karena ia murid-Ku, Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya ia tidak akan kehilangan upahnya dari padanya."
RENUNGAN:
Mengikuti Yesus nyatanya bukanlah hal yang mudah. Yesus sendiri sudah menggambarkan bagaimana hidup para pengikut-Nya. Dalam Injil Yesus mengatakan bahwa kehadiran para murid akan menimbulkan pertentangan dari orang lain bahkan dari kalangan orang-orang terdekat. Seakan para murid Kristus adalah provokator yang menimbulkan perpecahan, pertentangan antar dirinya dengan sesamanya. Tentu dalam apa yang dikatakan oleh Yesus bukanlah dalam artian pada umumnya. Yang dimaksudkan oleh Yesus adalah bahwa kehadiran para murid akan mendapat tantangan dari orang lain yang kurang percaya pada Tuhan dan terutama orang yang hidup dalam kedosaan. Pengalaman penuh tantangan ini bisa terjadi bukan hanya dari orang lain tetapi bahkan bisa dari orang-orang dekat yakni dari keluarga.
Hidup yang demikian bukanlah hal yang aneh dan langka. Sebab dalam kehidupan sekarang begitu sering kita dengarkan bahwa para pengikut Kristus mendapat tantangan dari kelompok lain dan bahkan seringkali karena imannya seseorang mendapat tekantan baik dari segi kehidupa bersama dengan agama lain dan juga dalam hal jabatan. Juga tidak jarang kita dengarkan bahwa seorang juga mendapat tekanan dari keluarga sendiri karena dia aktif dalam iman dan kehidupan menggereja.
Realita yang demikian inilah yang seringkali membuat kita begitu berat untuk setia dalam hidup iman juga dalam menjadi saksi iman kepada sesama. Namun perlu kita ingat, inilah salib yang digambarkan oleh Yesus. Yesus tahu akan hal ini sehingga Dia mengatakan kepada para murid bahwa barang siapa yang setia kepada Dia dan bahkan kehilangan nyawanya karena Dia, seseorang itu akan memeperoleh nyawanya. Lewat sabda ini Yesus mengatakan kepada kita bahwa seorang murid harus memutuskan apakah dia setiap kepada Allah atau berpaling dari Allah karena takut menghadapi tantangan atau salib. Setia kepada Tuhan walaupun mendapat tantangan bahkan kehilangan nyawa, akan beroleh kehidupan kekal, demikian sebaliknya. Oleh sebab itu, mari kita setia kepada Yesus.
Kesetiaan kasih kita kepada Yesus tentu bukan hanya sekedar dalam kata-kata saja tetapi harus nyata dalam perbuatan nyata kepada sesama terutama kepada orang yang kecil. Kerap terjadi orang mengatakan bahwa dirinya mengasihi Yesus dan orang beriman, tetapi perilaku tidak memperlihatkan kasih kepada sesama. Banyak umat yang begitu rajin dalam kegiatan ibadah dan katif atau menjadi pengurus gereja tetapi perlakuannya terhadap pembantunya tidak ada ubahnya dengan orang yang tidak beriman. Tentu hidup beriman yang sungguh harus nyata dalam perbuatan nyata kepada orang kecil. Nah semoga iman kita berbuah dalam perbuatan baik kepada sesama kita. Amin.
Pada suatu hari Yesus bersabda kepada kedua belas rasul-Nya, "Jangan kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk membawa damai di atas bumi; Aku datang bukan untuk membawa damai, melainkan pedang. Sebab Aku datang untuk memisahkan orang dari ayahnya, anak perempuan dari ibunya, menantu perempuan dari ibu mertuanya, dan musuh orang ialah orang-orang seisi rumahnya.
Barangsiapa mengasihi bapa atau ibunya lebih dari pada-Ku, ia tidak layak bagi-Ku; dan barangsiapa mengasihi anaknya laki-laki atau perempuan lebih dari pada-Ku, ia tidak layak bagi-Ku. Barangsiapa tidak memikul salibnya dan mengikut Aku, ia tidak layak bagi-Ku. Barangsiapa mempertahankan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya, dan barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan memperolehnya. Barangsiapa menyambut kamu, ia menyambut Aku, dan barangsiapa menyambut Aku, ia menyambut Dia yang mengutus Aku. Barangsiapa menyambut seorang nabi sebagai nabi, ia akan menerima upah nabi, dan barangsiapa menyambut seorang benar sebagai orang benar, ia akan menerima upah orang benar. Dan barangsiapa memberi air sejuk secangkir saja pun kepada salah seorang yang kecil ini, karena ia murid-Ku, Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya ia tidak akan kehilangan upahnya dari padanya."
RENUNGAN:
Mengikuti Yesus nyatanya bukanlah hal yang mudah. Yesus sendiri sudah menggambarkan bagaimana hidup para pengikut-Nya. Dalam Injil Yesus mengatakan bahwa kehadiran para murid akan menimbulkan pertentangan dari orang lain bahkan dari kalangan orang-orang terdekat. Seakan para murid Kristus adalah provokator yang menimbulkan perpecahan, pertentangan antar dirinya dengan sesamanya. Tentu dalam apa yang dikatakan oleh Yesus bukanlah dalam artian pada umumnya. Yang dimaksudkan oleh Yesus adalah bahwa kehadiran para murid akan mendapat tantangan dari orang lain yang kurang percaya pada Tuhan dan terutama orang yang hidup dalam kedosaan. Pengalaman penuh tantangan ini bisa terjadi bukan hanya dari orang lain tetapi bahkan bisa dari orang-orang dekat yakni dari keluarga.
Hidup yang demikian bukanlah hal yang aneh dan langka. Sebab dalam kehidupan sekarang begitu sering kita dengarkan bahwa para pengikut Kristus mendapat tantangan dari kelompok lain dan bahkan seringkali karena imannya seseorang mendapat tekantan baik dari segi kehidupa bersama dengan agama lain dan juga dalam hal jabatan. Juga tidak jarang kita dengarkan bahwa seorang juga mendapat tekanan dari keluarga sendiri karena dia aktif dalam iman dan kehidupan menggereja.
Realita yang demikian inilah yang seringkali membuat kita begitu berat untuk setia dalam hidup iman juga dalam menjadi saksi iman kepada sesama. Namun perlu kita ingat, inilah salib yang digambarkan oleh Yesus. Yesus tahu akan hal ini sehingga Dia mengatakan kepada para murid bahwa barang siapa yang setia kepada Dia dan bahkan kehilangan nyawanya karena Dia, seseorang itu akan memeperoleh nyawanya. Lewat sabda ini Yesus mengatakan kepada kita bahwa seorang murid harus memutuskan apakah dia setiap kepada Allah atau berpaling dari Allah karena takut menghadapi tantangan atau salib. Setia kepada Tuhan walaupun mendapat tantangan bahkan kehilangan nyawa, akan beroleh kehidupan kekal, demikian sebaliknya. Oleh sebab itu, mari kita setia kepada Yesus.
Kesetiaan kasih kita kepada Yesus tentu bukan hanya sekedar dalam kata-kata saja tetapi harus nyata dalam perbuatan nyata kepada sesama terutama kepada orang yang kecil. Kerap terjadi orang mengatakan bahwa dirinya mengasihi Yesus dan orang beriman, tetapi perilaku tidak memperlihatkan kasih kepada sesama. Banyak umat yang begitu rajin dalam kegiatan ibadah dan katif atau menjadi pengurus gereja tetapi perlakuannya terhadap pembantunya tidak ada ubahnya dengan orang yang tidak beriman. Tentu hidup beriman yang sungguh harus nyata dalam perbuatan nyata kepada orang kecil. Nah semoga iman kita berbuah dalam perbuatan baik kepada sesama kita. Amin.
0 comments:
Post a Comment
Syalom. Terimakasih atas kunjungan dan komentarnya.Semoga Tuhan memberkati para Saudara.