RENUNGAN HARI BIASA PEKAN 13, RABU 13 Juli 2011
(Henrikus, Teresia Yesus dr Andes)
Kel 3:1-69-12, Mzm 103:1-2,3-4,6-7, Mat 11:25-27
(Henrikus, Teresia Yesus dr Andes)
Kel 3:1-69-12, Mzm 103:1-2,3-4,6-7, Mat 11:25-27
BACAAN INJIL:
Pada waktu itu berkatalah Yesus: "Aku bersyukur kepada-Mu, Bapa, Tuhan langit dan bumi, karena semuanya itu Engkau sembunyikan bagi orang bijak dan orang pandai, tetapi Engkau nyatakan kepada orang kecil. Ya Bapa, itulah yang berkenan kepada-Mu. Semua telah diserahkan kepada-Ku oleh Bapa-Ku dan tidak seorangpun mengenal Anak selain Bapa, dan tidak seorangpun mengenal Bapa selain Anak dan orang yang kepadanya Anak itu berkenan menyatakannya.
RENUNGAN:
Sering terjadi bahwa orang pintar menjadi ateis. Ada pula yang terjadi bahwa saat masih kecil dan muda seseorang adalah katolik, tetapi setelah besar menjadi penganut gereja aliran karismatik. Umunya mereka itu adalah orang yang termasuk kalangan orang cerdas. Mengapa demikian? Seringkali jawabannya adalah karena mereka tidak puas dengan ajaran agama yang mereka anggap tidak masuk akal mereka. Orang yang dulunya katolik tetapi akhirnya menjadi aliran gereja lain juga karena merasa bahwa ajaran katolik tidak masuk akal mereka, tidak sesuai dengan pikiran mereka. Intinya baik yang menjadi ateis dan yang berpindah dari Gereja katolik adalah sama-ama terlalu menggunakan otak atau pikiran mereka dalam beriman, sehingga mereka jatuh pada prinsip mengimani sesuatu itu bila sesuai dengan pikiran mereka dan bila masuk akal.
Otak atau pikiran adalah anugerah Allah dan memang juga diperlukan dalam beriman. Namun seringkali pikiran itu bisa membuat kita sulit percaya kepada Allah karena memang seringkali iman itu tidak bisa dipikirkan karena itu adalah misteri kasih Allah. Bahkan iman itu melampaui akal budi manusia. Pikiran itu hendaknya membantu kita dalam beriman, bukannya menghalangi kita dalam beriman.
Namun yang seringkali terjadi adalah sebaliknya. Oleh karena itulah orang yang lebih mengandalkan pikiran dan logika akan begitu sulit dalam beriman. Kepada mereka juga kerajaan Allah diwartakan, tetapi mereka terpenjara oleh pikiran mereka yang merasa diri mampu hidup dengan pikiran mereka. Dalam artian inilah sabda yang kita dengarkan hari ini. Dalam injil dikatakan bahwa Yesus bersyukur karena Allah menyembunyikan misteri Allah kepada orang-orang bijak dan pandai tetapi menyatakannya kepada orang-orang kecil. Pernyataan ini tentu bukan berarti bahwa Allah tidak mengundang dan mengharapkan mereka selamat sehingga menyembunyikannya dari mereka, tetapi seperti yang kita katakan di atas tadi, mereka itu selalu mengkritisi dan mengandalkan otaknya sehingga sulit untuk percaya. Sedangkan orang kecil, adalah orang-orang yang sederhana yang tidak mengandalkan pikiran, otak tetapi terbuka akan Tuhan dalam hidupnya.
Orang kecil yang dimaksudkan Yesus dalam injil tentu bukanlah semata-mata orang miskin dan menderita, tetapi sikap hidup yang rendah hati dan selalu menganggap kecil di hadapan Allah. Sikap hidup yang demikian berarti tidak membanggakan diri atau apa yang dimilikinya tetapi selalu percaya dan menganggantukan hidupnya pada Allah. Sikap hidup demikian berarti juga selalu berjiwa miskin di hadapan Allah. Sikap hidup demikian hendaknya ada dalam diri kita semua karena dengan sikap hidup demikian kita mengakui Allah dan selalu menganggatungkan pengharapan kita hanya pada Allah. Semoga kita selalu membuka diri pada Allah dan menggantungkan harapan kita hanya pada-Nya. Amin.
Pada waktu itu berkatalah Yesus: "Aku bersyukur kepada-Mu, Bapa, Tuhan langit dan bumi, karena semuanya itu Engkau sembunyikan bagi orang bijak dan orang pandai, tetapi Engkau nyatakan kepada orang kecil. Ya Bapa, itulah yang berkenan kepada-Mu. Semua telah diserahkan kepada-Ku oleh Bapa-Ku dan tidak seorangpun mengenal Anak selain Bapa, dan tidak seorangpun mengenal Bapa selain Anak dan orang yang kepadanya Anak itu berkenan menyatakannya.
RENUNGAN:
Sering terjadi bahwa orang pintar menjadi ateis. Ada pula yang terjadi bahwa saat masih kecil dan muda seseorang adalah katolik, tetapi setelah besar menjadi penganut gereja aliran karismatik. Umunya mereka itu adalah orang yang termasuk kalangan orang cerdas. Mengapa demikian? Seringkali jawabannya adalah karena mereka tidak puas dengan ajaran agama yang mereka anggap tidak masuk akal mereka. Orang yang dulunya katolik tetapi akhirnya menjadi aliran gereja lain juga karena merasa bahwa ajaran katolik tidak masuk akal mereka, tidak sesuai dengan pikiran mereka. Intinya baik yang menjadi ateis dan yang berpindah dari Gereja katolik adalah sama-ama terlalu menggunakan otak atau pikiran mereka dalam beriman, sehingga mereka jatuh pada prinsip mengimani sesuatu itu bila sesuai dengan pikiran mereka dan bila masuk akal.
Otak atau pikiran adalah anugerah Allah dan memang juga diperlukan dalam beriman. Namun seringkali pikiran itu bisa membuat kita sulit percaya kepada Allah karena memang seringkali iman itu tidak bisa dipikirkan karena itu adalah misteri kasih Allah. Bahkan iman itu melampaui akal budi manusia. Pikiran itu hendaknya membantu kita dalam beriman, bukannya menghalangi kita dalam beriman.
Namun yang seringkali terjadi adalah sebaliknya. Oleh karena itulah orang yang lebih mengandalkan pikiran dan logika akan begitu sulit dalam beriman. Kepada mereka juga kerajaan Allah diwartakan, tetapi mereka terpenjara oleh pikiran mereka yang merasa diri mampu hidup dengan pikiran mereka. Dalam artian inilah sabda yang kita dengarkan hari ini. Dalam injil dikatakan bahwa Yesus bersyukur karena Allah menyembunyikan misteri Allah kepada orang-orang bijak dan pandai tetapi menyatakannya kepada orang-orang kecil. Pernyataan ini tentu bukan berarti bahwa Allah tidak mengundang dan mengharapkan mereka selamat sehingga menyembunyikannya dari mereka, tetapi seperti yang kita katakan di atas tadi, mereka itu selalu mengkritisi dan mengandalkan otaknya sehingga sulit untuk percaya. Sedangkan orang kecil, adalah orang-orang yang sederhana yang tidak mengandalkan pikiran, otak tetapi terbuka akan Tuhan dalam hidupnya.
Orang kecil yang dimaksudkan Yesus dalam injil tentu bukanlah semata-mata orang miskin dan menderita, tetapi sikap hidup yang rendah hati dan selalu menganggap kecil di hadapan Allah. Sikap hidup yang demikian berarti tidak membanggakan diri atau apa yang dimilikinya tetapi selalu percaya dan menganggantukan hidupnya pada Allah. Sikap hidup demikian berarti juga selalu berjiwa miskin di hadapan Allah. Sikap hidup demikian hendaknya ada dalam diri kita semua karena dengan sikap hidup demikian kita mengakui Allah dan selalu menganggatungkan pengharapan kita hanya pada Allah. Semoga kita selalu membuka diri pada Allah dan menggantungkan harapan kita hanya pada-Nya. Amin.
0 comments:
Post a Comment
Syalom. Terimakasih atas kunjungan dan komentarnya.Semoga Tuhan memberkati para Saudara.