RENUNGAN HARI BIASA PEKAN 13, JUMAT 15 Juli 2011
(Bonaventura)
Kel 11:10-12:14, Mzm 116:12-13,15-16bc,17-18, Mat 12:1-8
(Bonaventura)
Kel 11:10-12:14, Mzm 116:12-13,15-16bc,17-18, Mat 12:1-8
BACAAN INJIL:
Pada waktu itu, pada hari Sabat, Yesus berjalan di ladang gandum. Karena lapar, murid-murid-Nya memetik bulir gandum dan memakannya. Melihat itu, berkatalah orang-orang Farisi kepada-Nya: "Lihatlah, murid-murid-Mu berbuat sesuatu yang tidak diperbolehkan pada hari Sabat." Tetapi jawab Yesus kepada mereka: "Tidakkah kamu baca apa yang dilakukan Daud, ketika ia dan mereka yang mengikutinya lapar, bagaimana ia masuk ke dalam Rumah Allah dan bagaimana mereka makan roti sajian yang tidak boleh dimakan, baik olehnya maupun oleh mereka yang mengikutinya, kecuali oleh imam-imam? Atau tidakkah kamu baca dalam kitab Taurat, bahwa pada hari-hari Sabat, imam-imam melanggar hukum Sabat di dalam Bait Allah, namun tidak bersalah? Aku berkata kepadamu: Di sini ada yang melebihi Bait Allah. Jika memang kamu mengerti maksud firman ini: Yang Kukehendaki ialah belas kasihan dan bukan persembahan, tentu kamu tidak menghukum orang yang tidak bersalah. Karena Anak Manusia adalah Tuhan atas hari Sabat."
RENUNGAN:
Dalam status di FB seseorang dia menuliskan bahwa katanya dia barusan memergoki seorang ibu tua yang hendak mencuri di tokonya. Dia sudah curiga bahwa ibu tua itu hendak berniat mencuri sesuatu di tokonya sehingga dia mengamat-amati gerak-gerik ibu tua itu. Karena dia mengamat-amati ibu tua itu, ibu tua itupun tidak jadi mencuri di tokonya. Beliau menuliskan bahwa dia tidak habis berpikir mengapa ibu setua itu masih mau mencuri, bukannya meminta saja darinya. Dia katakan bahwa sekiranya ibu tua itu meminta darinya, dia pasti akan memberi bahkan lebih banyak dari apa yang hendak dicurinya dengan alasan karena dia menyadari kasih Tuhan yang sungguh besar sudah diterimanya dan pemberiannya tidak akan ada apa-apanya dibanding dengan kasih Tuhan yang sudah dia terima.
Membaca pernyataanya saya berpikir bahwa orang ini adalah orang saleh yang telah menyadari kasih Tuhan atas dirinya. Namun saya juga berpikir, “Apakah memang dia akan memberi bila ibu tua itu meminta sesuatu dari padanya?” Juga sedikit aneh juga karena dikatakan bahwa dia sudah beberapa kali melihat ibu tua itu datang dan mencoba mencuri di tempatnya tetapi membiarkan begitu saja dan seakan mau menjebak ibu tua itu. Kalau memang dia sudah beberapa kali melihat dan curiga akan gerak-gerik ibu tua itu, mengapa dia tidak menegur dan bertanya kepada ibu tua itu? Mungkin saja dia walau sudah tua mau mencuri karena memang sangat miskin dan butuh makanan tetapi tidak ada yang mau menolong dia.
Dalam hal ini, tentu bukan mau memaksudkan suatu dukungan dan pembelaan kepada perilaku mencuri karena terpaksa dan demi melanjutkan hidup, sebab mencuri tetaplah merupakan perbuatan yang salah dan dosa. Yang menjadi pokok perhatian kita adalah sikap kita yang seringkali tidak peduli dengan sesama kita yang menderita dan membutuhkan pertolongan kita. Kita seringkali tidak peduli padahal kita mempunya kemampuan untuk menolong mereka. Malahan yang kadang terjadi saat melihat sesama yang menderita, kita mempersalahkan mereka.
Dalam Injil hari ini dikatakan bahwa para murid bersama Yesus berjalan di ladang anggur. Tidak dikatakan ladang itu milik siapa, yang dikatakan adalah bahwa karena lapar para murid itu memetik gandum dan memakannya. Para murid kelaparan karena sehabis berkeliling menemani Yesus dalam mewartakan kerajaan Allah. Melihat tindakan para murid itu, orang-orang Farisi menegur Yesus atas tindakan para murid yang memetik gandum dan memakannya pada hari Sabat. Penekanan orang Farisi adalah para murid melakukan sesuatu yang dilarang pada hari sabat. Sedikit menjadi persoalan adalah, bahwa para murid memetik gandum dan memakannya pada hari sabat dan jelas mereka memetik dari ladang orang ketika mereka lewat. Itu berarti tindakan mengambil milik orang lain. Apakah itu berarti mengambil milik orang lain pada hari Sabat adalah dilarang sedangkan di luar hari sabat tindakan itu diperbolehkan? Kita juga menjadi sedikit bingung karena seakan-akan Yesus membela tindakan para murid yang memetik gandum orang lain dan memakannya dan itu dilakukan pula pada hari sabat.
Tentu yang dimaksudkan bukanlah Yesus membela dan membenarkan tindakan para murid. Yang mau dimaksudkan oleh Yesus adalah tindakan para orang Farisi yang merasa dirinya baik, taat pada aturan agama, taat pada aturan hari Sabat tetapi mereka tidak melakukan tindakan kasih. Kalau mereka sungguh-sungguh hidup saleh dan taat pada aturan sabat yang sebenarnya tentunya mereka melakukan perbuatan kasih atas para murid. Mereka tahu, melihat para murid kelelahan dan kelaparan tetapi mereka tidak memberi para murid makan. Malahan mereka seakan membiarkan dan menjebak para murid untuk melakukan kesalahan. Oleh karena itulah pada akhir Injil Yesus mengatakan “Yang Kukehendaki ialah belas kasihan dan bukan persembahan, tentu kamu tidak menghukum orang yang tidak bersalah.”
Mungkin kita juga sering seperti orang Farisi bahwa kita rajin berdoa, rajin ke Gereja dan aktif dalam kegiatan hidup menggereja tetapi ketika melihat sesama kita yang kelaparan atau membutuhkan pertolongan tetapi kita membiarkan begitu saja, tidak peduli dan seakan pura-pura tidak melihatnya. Atau mungkin malah kita seakan mempersalahkan mereka ketika mereka terpaksa melakukan tindakan bodoh karena penderitaan mereka. Memang mungkin kita taat pada aturan beragama, taat dan rajin ke Gereja, aktif dalam kegiatan gereja dan kita tidak seperti orang lainnya, tetapi sebesar apa perhatian dan tindakan kasih kita kepada sesama yang menderita. Oleh karena itu, kita harus ingat apa yang dikatakan oleh Yesus bahwa yang terutama adalah perbuatan kasih, bukan persembahan atau bukan ketaatan atas aturan agama. Ketaatan kita pada aturan agama atau hidup iman kita justru harus tampak nyata dalam perbuatan kasih kepada sesama kita. Amin.
Pada waktu itu, pada hari Sabat, Yesus berjalan di ladang gandum. Karena lapar, murid-murid-Nya memetik bulir gandum dan memakannya. Melihat itu, berkatalah orang-orang Farisi kepada-Nya: "Lihatlah, murid-murid-Mu berbuat sesuatu yang tidak diperbolehkan pada hari Sabat." Tetapi jawab Yesus kepada mereka: "Tidakkah kamu baca apa yang dilakukan Daud, ketika ia dan mereka yang mengikutinya lapar, bagaimana ia masuk ke dalam Rumah Allah dan bagaimana mereka makan roti sajian yang tidak boleh dimakan, baik olehnya maupun oleh mereka yang mengikutinya, kecuali oleh imam-imam? Atau tidakkah kamu baca dalam kitab Taurat, bahwa pada hari-hari Sabat, imam-imam melanggar hukum Sabat di dalam Bait Allah, namun tidak bersalah? Aku berkata kepadamu: Di sini ada yang melebihi Bait Allah. Jika memang kamu mengerti maksud firman ini: Yang Kukehendaki ialah belas kasihan dan bukan persembahan, tentu kamu tidak menghukum orang yang tidak bersalah. Karena Anak Manusia adalah Tuhan atas hari Sabat."
RENUNGAN:
Dalam status di FB seseorang dia menuliskan bahwa katanya dia barusan memergoki seorang ibu tua yang hendak mencuri di tokonya. Dia sudah curiga bahwa ibu tua itu hendak berniat mencuri sesuatu di tokonya sehingga dia mengamat-amati gerak-gerik ibu tua itu. Karena dia mengamat-amati ibu tua itu, ibu tua itupun tidak jadi mencuri di tokonya. Beliau menuliskan bahwa dia tidak habis berpikir mengapa ibu setua itu masih mau mencuri, bukannya meminta saja darinya. Dia katakan bahwa sekiranya ibu tua itu meminta darinya, dia pasti akan memberi bahkan lebih banyak dari apa yang hendak dicurinya dengan alasan karena dia menyadari kasih Tuhan yang sungguh besar sudah diterimanya dan pemberiannya tidak akan ada apa-apanya dibanding dengan kasih Tuhan yang sudah dia terima.
Membaca pernyataanya saya berpikir bahwa orang ini adalah orang saleh yang telah menyadari kasih Tuhan atas dirinya. Namun saya juga berpikir, “Apakah memang dia akan memberi bila ibu tua itu meminta sesuatu dari padanya?” Juga sedikit aneh juga karena dikatakan bahwa dia sudah beberapa kali melihat ibu tua itu datang dan mencoba mencuri di tempatnya tetapi membiarkan begitu saja dan seakan mau menjebak ibu tua itu. Kalau memang dia sudah beberapa kali melihat dan curiga akan gerak-gerik ibu tua itu, mengapa dia tidak menegur dan bertanya kepada ibu tua itu? Mungkin saja dia walau sudah tua mau mencuri karena memang sangat miskin dan butuh makanan tetapi tidak ada yang mau menolong dia.
Dalam hal ini, tentu bukan mau memaksudkan suatu dukungan dan pembelaan kepada perilaku mencuri karena terpaksa dan demi melanjutkan hidup, sebab mencuri tetaplah merupakan perbuatan yang salah dan dosa. Yang menjadi pokok perhatian kita adalah sikap kita yang seringkali tidak peduli dengan sesama kita yang menderita dan membutuhkan pertolongan kita. Kita seringkali tidak peduli padahal kita mempunya kemampuan untuk menolong mereka. Malahan yang kadang terjadi saat melihat sesama yang menderita, kita mempersalahkan mereka.
Dalam Injil hari ini dikatakan bahwa para murid bersama Yesus berjalan di ladang anggur. Tidak dikatakan ladang itu milik siapa, yang dikatakan adalah bahwa karena lapar para murid itu memetik gandum dan memakannya. Para murid kelaparan karena sehabis berkeliling menemani Yesus dalam mewartakan kerajaan Allah. Melihat tindakan para murid itu, orang-orang Farisi menegur Yesus atas tindakan para murid yang memetik gandum dan memakannya pada hari Sabat. Penekanan orang Farisi adalah para murid melakukan sesuatu yang dilarang pada hari sabat. Sedikit menjadi persoalan adalah, bahwa para murid memetik gandum dan memakannya pada hari sabat dan jelas mereka memetik dari ladang orang ketika mereka lewat. Itu berarti tindakan mengambil milik orang lain. Apakah itu berarti mengambil milik orang lain pada hari Sabat adalah dilarang sedangkan di luar hari sabat tindakan itu diperbolehkan? Kita juga menjadi sedikit bingung karena seakan-akan Yesus membela tindakan para murid yang memetik gandum orang lain dan memakannya dan itu dilakukan pula pada hari sabat.
Tentu yang dimaksudkan bukanlah Yesus membela dan membenarkan tindakan para murid. Yang mau dimaksudkan oleh Yesus adalah tindakan para orang Farisi yang merasa dirinya baik, taat pada aturan agama, taat pada aturan hari Sabat tetapi mereka tidak melakukan tindakan kasih. Kalau mereka sungguh-sungguh hidup saleh dan taat pada aturan sabat yang sebenarnya tentunya mereka melakukan perbuatan kasih atas para murid. Mereka tahu, melihat para murid kelelahan dan kelaparan tetapi mereka tidak memberi para murid makan. Malahan mereka seakan membiarkan dan menjebak para murid untuk melakukan kesalahan. Oleh karena itulah pada akhir Injil Yesus mengatakan “Yang Kukehendaki ialah belas kasihan dan bukan persembahan, tentu kamu tidak menghukum orang yang tidak bersalah.”
Mungkin kita juga sering seperti orang Farisi bahwa kita rajin berdoa, rajin ke Gereja dan aktif dalam kegiatan hidup menggereja tetapi ketika melihat sesama kita yang kelaparan atau membutuhkan pertolongan tetapi kita membiarkan begitu saja, tidak peduli dan seakan pura-pura tidak melihatnya. Atau mungkin malah kita seakan mempersalahkan mereka ketika mereka terpaksa melakukan tindakan bodoh karena penderitaan mereka. Memang mungkin kita taat pada aturan beragama, taat dan rajin ke Gereja, aktif dalam kegiatan gereja dan kita tidak seperti orang lainnya, tetapi sebesar apa perhatian dan tindakan kasih kita kepada sesama yang menderita. Oleh karena itu, kita harus ingat apa yang dikatakan oleh Yesus bahwa yang terutama adalah perbuatan kasih, bukan persembahan atau bukan ketaatan atas aturan agama. Ketaatan kita pada aturan agama atau hidup iman kita justru harus tampak nyata dalam perbuatan kasih kepada sesama kita. Amin.
0 comments:
Post a Comment
Syalom. Terimakasih atas kunjungan dan komentarnya.Semoga Tuhan memberkati para Saudara.