RENUNGAN PEKAN PASKAH III, Kamis 12 Mei 2011
(Nereus dan Akhilleus, Pankrasius, William Tirri, Leopoldus Mandic)
Kis 8:26-40, Mzm 66:8-9,16-17,20, Yoh 6:44-51
(Nereus dan Akhilleus, Pankrasius, William Tirri, Leopoldus Mandic)
Kis 8:26-40, Mzm 66:8-9,16-17,20, Yoh 6:44-51
"Allah telah menarik kita untuk percaya dan mengikuti Yesus, Allah telah menarik kita masuk dalam Gereja-Nya yang kudus. Maka baiklah kita tetap setia mengikuti dan percaya kepada Yesus Kristus dalam Gereja-Nya yang kudus."
BACAAN INJIL:
Tidak ada seorangpun yang dapat datang kepada-Ku, jikalau ia tidak ditarik oleh Bapa yang mengutus Aku, dan ia akan Kubangkitkan pada akhir zaman. Ada tertulis dalam kitab nabi-nabi: Dan mereka semua akan diajar oleh Allah. Dan setiap orang, yang telah mendengar dan menerima pengajaran dari Bapa, datang kepada-Ku. Hal itu tidak berarti, bahwa ada orang yang telah melihat Bapa. Hanya Dia yang datang dari Allah, Dialah yang telah melihat Bapa. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa percaya, ia mempunyai hidup yang kekal. Akulah roti hidup. Nenek moyangmu telah makan manna di padang gurun dan mereka telah mati. Inilah roti yang turun dari sorga: Barangsiapa makan dari padanya, ia tidak akan mati. Akulah roti hidup yang telah turun dari sorga. Jikalau seorang makan dari roti ini, ia akan hidup selama-lamanya, dan roti yang Kuberikan itu ialah daging-Ku, yang akan Kuberikan untuk hidup dunia."
RENUNGAN:
Iman kepada Yesus adalah anugerah kasih Allah yang menghendaki kita bahagia dan beroleh hidup yang kekal.
Memang sulit bagi kita untuk mengerti perkataan Yesus yang mengatakan bahwa Dia adalah roti hidup yang turun dari surga. Lebih sulit lagi bagi kita untuk mengerti perkataan-Nya yang mengatakan bahwa roti yang diberikan-Nya adalah daging-Nya sendiri dan dikatakan bahwa kita harus makan roti itu. Secara logika, seakan kita diminta untuk makan tubuh manusia yakni tubuh Yesus sendiri. Sulitnya untuk mengerti perkataan Yesus, hampir sama sulitnya dalam mengikuti Yesus dalam kehidupan ini. Sulit mengikuti Yesus yang kami maksudkan adalah dalam hal banyaknya tantangan yang kita hadapi dalam mengikuti Yesus. Oleh karena itulah Yesus mengatakan bahwa orang yang mengikuti dan percaya kepada-Nya bukanlah karena dari ddalam diri orang itu, bukan karena pemahaman dan pemikirannya, tetapi karena Allah sendiri yang telah menuntun dan menarik orang itu untuk percaya dan mengikuti Yesus. Allah melakukan hal itu dengan karya Roh Kudus. Semuanya adalah karena kasih Allah yang menghendaki manusia selamat.
Allah adalah kasih dan Dia sungguh mengasihi kita. Kasih Allah itu senantiasa menghendaki agar kita beroleh bahagia dan hidup kekal. Karena kasih Allah yang begitu besar, Dia mengutus Putera-Nya Yesus Kristus ke dunia untuk membawa kita ke kebahagiaan hidup dan keselamatan kekal. Bahkan merelakan anak-Nya menjadi menjadi roti kehidupan demi keselamatan manusia. Untuk itu, Allah merelakan Yesus Kristus mengorbankan diri demi keselamatan manusia.
Kasih Allah yang selalu menghendaki kita selamat, itu pulalah yang mendorong kita untuk percaya dan mengikuti Yesus Kristus. Allah lewat karya Roh Kudus yang diutus-Nya menggerakkan dan menuntun kita untuk menanggapi tawaran keselamatan yang dibawa Yesus Kristus, mendorong kita untuk percaya dan mengikuti Yesus Kristus. Sebab Allah telah mengutus Yesus Putera-Nya untuk menyelamatkan manusia dan memberi kuasa untuk menyelamatkan dan membangkitkan orang yang percaya kepada-Nya. Maka baik Allah Bapa dan Yesus sendiri berjanji bahwa orang yang mau dituntun Allah untuk percaya dan mengikuti Yesus Kristus, mereka akan diselamatkan. Allah karena kasih-Nya, tidak menghendaki manusia binasa dan juga tentu tidak menghendaki pengorbanan-Nya bersama Putera-Nya Yesus Kristus tidak menjadi sia-sia. Untuk itulah lewat Roh Kudus, Allah menuntun manusia untuk percaya dan mengikuti Yesus Kristus.
Oleh karena itulah, kita yang sudah percaya dan mengikuti Yesus Kristus, adalah bukan melulu karena usaha atau jasa kita, bukan karena pikiran kita, tetapi karena kasih Allah yang menghendaki kita bahagia dan beroleh hidup kekal yang menuntun kita. Memang dalam beriman dari kita juga dituntut untuk terbuka, kerendahan hati dan usaha manusia untuk mengerti. Namun kiranya pikiran manusia dalam mengerti dan menanggapi manusia, bukanlah untuk mempertanyakan kebenaran iman ini, tetapi lebih pada untuk semakin memperdalam dan menghayati kebenaran iman akan Yesus Kristus. Janganlah kita jatuh pada pemikiran bahwa kita percaya kepada Yesus adalah karena usaha dan upaya kita atau karena kita sendiri yang memilih untuk percaya kepada Dia, sehingga seakan kita dengan mudah dan bebas untuk tidak lagi percaya kepada-Nya. Kita menganggap bahwa kita mengikuti Yesus karena semata-mata menganggap bahwa kitalah sendiri yang telah memilih dan memutuskan untuk percaya kepada Yesus, sehingga menganggap bahwa kita juga bebas memilih dan memutuskan untuk tidka percaya lagi kepada-Nya. Juga janganlah kiranya kita menganggap bahwa kita percaya kepada Yesus karena kita sudah dapat mengerti sungguh Yesus dan ajaran-Nya. Sebab kasih dan keselamatan Allah adalah misteri Allah yang sulit kita pahami, tetapi kasih-Nya nyata dalam diri Yesus Kristus. Iman kepada Yesus adalah anugerah kasih Allah. Allah menghendakni kita bahagia dan selamat sehingga Allah menarik kita kepada putera-Nya dan dengan percaya kepada Yesus kita akan beroleh keselamatan. Memang Allah tidak memaksa kita, kita bisa memas memilih untuk tidak mengikuti dan percaya kepada Yesus, tetapi kita perlu ingat bahwa Allah menarik kita bukan ke kebinasaan hidup tetapi ke kebahagiaan dan keselamatan kekal.
Maka dari itu, saat kita mengalami goncangan iman dalam pengikuti Yesus Kristus dan seakan mau meninggalkan Yesus, baiklah kiranya kita pertimbangkan dengan matang-matang. Kita hendaknya merenungkannya dalam iman dan Roh Kudus. Sebab iman kita adalah karunia kasih Allah bagi kita dan demi keselamatan kita. Memang sulit untuk memahami iman yang kita jalani dan juga sulit untuk mengikuti Yesus Kristus, tetapi Allah dan Yesus sendiri memberi jaminan bagi kita bahwa bila kita sungguh percaya kepada Yesus, kita akan beroleh kebahagiaan dan keselamatan kekal.
Kita juga harus ingat bahwa Allah telah menarik kita untuk percaya kepada Yesus Putera-Nya. Yesus sendiri mengatkan bahwa Dia adalah roti hidup. Orang yang percaya kepada-Nya dan mendambakan keselamatan kekal, harus memakan roti itu yakni diri-Nya sendiri. Meskipun yang dimaksud memakan roti hidup yakni tubuh Yesus sendiri adalah percaya dan mengikuti Yesus serta menjadikan Dia sebagai daya hidup, tetapi memakan roti hidup yakni tubuh Yesus sendiri, ini terwujud dalam perayaan Ekaristi. Sebab kita percaya bahwa komuni suci yang kita terima adalah Yesus sendiri. Ini memang sulit kita mengerti. Tetapi berkat kekuatan Roh Allah, roti dan anggur yang kita terima, saat konsekrasi telah berubah hakekatnya menjadi Yesus sendiri, walaupun bentuk dan rasanya tetap sama. Sehingga dengan menerima komuni suci, kita sungguh telah makan roti kehidupan yakni Yesus sendiri.
Dengan demikian, dalam perayaan Ekaristi terutama saat menerima komuni suci, kita telah mekan roti kehidupan yakti Tubuh Yesus sendiri. Kita ikut dalam bagian perayaan Ekaristi suci dan bisa makan roti kehidupan dalam perayaan ekaristi adalah karena Allah sendiri yang menarik kita menjadi bagian dari Gereja Katolik yang merayakan perayaan Ekaristi.
Maka baiklah kiranya manakala kita merasa bosan dalam perayaan ekaristi, manakala kita merasa iman kita goyah dalam Gereja Katolik dan seakan kita berpikir untuk meninggalkan Gereja Katolik dan mau pindah ke Gereja lain, baiklah kita pertimbangkan dengan baik-baik. Hal yang demikian pasti kadang akan kita hadapi, karena merasa tidak puas dalam Gereja Katolik. Tetapi ingatlah dan renungkanlah, kita beriman kepada Yesus dalam Gereja yang merayakan perayaan Ekaristi adalah karena Allah sendiri yang menarik kita untuk mengikuti Yesus dalam Gereja yang didirikan-Nya sendiri, dalam Gereja yang merayakan Ekaristi dan yang dalam Roh Allah memberi jaminan bahwa dalam perayaan Ekaristi itu, kita menyantap roti kehidupan yakni tubuh Yesus sendiri. Yesus sendiri membari jaminan bahwa orang yang menyantap tubuh-Nya sendiri, akan beroleh keselamatan. Dari sebab itu, baiklah kita bersyukur dan bergembira karena Allah telah menarik kita untuk percaya kepada Yesus dalam Gereja-Nya sendiri. Sehingga dengan menyadari dan mengimani ini, kita tetap dalam sukacita untuk setia walaupun kadang akan mengalami kesulitan atau tantangan.
Oleh karena itu, mari kita renungkan, Allah telah menarik kita untuk percaya dan mengikuti Yesus, Allah telah menarik kita masuk dalam Gereja-Nya yang kudus. Maka baiklah kita tetap setia mengikuti dan percaya kepada Yesus Kristus. Amin.
BACAAN INJIL:
Tidak ada seorangpun yang dapat datang kepada-Ku, jikalau ia tidak ditarik oleh Bapa yang mengutus Aku, dan ia akan Kubangkitkan pada akhir zaman. Ada tertulis dalam kitab nabi-nabi: Dan mereka semua akan diajar oleh Allah. Dan setiap orang, yang telah mendengar dan menerima pengajaran dari Bapa, datang kepada-Ku. Hal itu tidak berarti, bahwa ada orang yang telah melihat Bapa. Hanya Dia yang datang dari Allah, Dialah yang telah melihat Bapa. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa percaya, ia mempunyai hidup yang kekal. Akulah roti hidup. Nenek moyangmu telah makan manna di padang gurun dan mereka telah mati. Inilah roti yang turun dari sorga: Barangsiapa makan dari padanya, ia tidak akan mati. Akulah roti hidup yang telah turun dari sorga. Jikalau seorang makan dari roti ini, ia akan hidup selama-lamanya, dan roti yang Kuberikan itu ialah daging-Ku, yang akan Kuberikan untuk hidup dunia."
RENUNGAN:
Iman kepada Yesus adalah anugerah kasih Allah yang menghendaki kita bahagia dan beroleh hidup yang kekal.
Memang sulit bagi kita untuk mengerti perkataan Yesus yang mengatakan bahwa Dia adalah roti hidup yang turun dari surga. Lebih sulit lagi bagi kita untuk mengerti perkataan-Nya yang mengatakan bahwa roti yang diberikan-Nya adalah daging-Nya sendiri dan dikatakan bahwa kita harus makan roti itu. Secara logika, seakan kita diminta untuk makan tubuh manusia yakni tubuh Yesus sendiri. Sulitnya untuk mengerti perkataan Yesus, hampir sama sulitnya dalam mengikuti Yesus dalam kehidupan ini. Sulit mengikuti Yesus yang kami maksudkan adalah dalam hal banyaknya tantangan yang kita hadapi dalam mengikuti Yesus. Oleh karena itulah Yesus mengatakan bahwa orang yang mengikuti dan percaya kepada-Nya bukanlah karena dari ddalam diri orang itu, bukan karena pemahaman dan pemikirannya, tetapi karena Allah sendiri yang telah menuntun dan menarik orang itu untuk percaya dan mengikuti Yesus. Allah melakukan hal itu dengan karya Roh Kudus. Semuanya adalah karena kasih Allah yang menghendaki manusia selamat.
Allah adalah kasih dan Dia sungguh mengasihi kita. Kasih Allah itu senantiasa menghendaki agar kita beroleh bahagia dan hidup kekal. Karena kasih Allah yang begitu besar, Dia mengutus Putera-Nya Yesus Kristus ke dunia untuk membawa kita ke kebahagiaan hidup dan keselamatan kekal. Bahkan merelakan anak-Nya menjadi menjadi roti kehidupan demi keselamatan manusia. Untuk itu, Allah merelakan Yesus Kristus mengorbankan diri demi keselamatan manusia.
Kasih Allah yang selalu menghendaki kita selamat, itu pulalah yang mendorong kita untuk percaya dan mengikuti Yesus Kristus. Allah lewat karya Roh Kudus yang diutus-Nya menggerakkan dan menuntun kita untuk menanggapi tawaran keselamatan yang dibawa Yesus Kristus, mendorong kita untuk percaya dan mengikuti Yesus Kristus. Sebab Allah telah mengutus Yesus Putera-Nya untuk menyelamatkan manusia dan memberi kuasa untuk menyelamatkan dan membangkitkan orang yang percaya kepada-Nya. Maka baik Allah Bapa dan Yesus sendiri berjanji bahwa orang yang mau dituntun Allah untuk percaya dan mengikuti Yesus Kristus, mereka akan diselamatkan. Allah karena kasih-Nya, tidak menghendaki manusia binasa dan juga tentu tidak menghendaki pengorbanan-Nya bersama Putera-Nya Yesus Kristus tidak menjadi sia-sia. Untuk itulah lewat Roh Kudus, Allah menuntun manusia untuk percaya dan mengikuti Yesus Kristus.
Oleh karena itulah, kita yang sudah percaya dan mengikuti Yesus Kristus, adalah bukan melulu karena usaha atau jasa kita, bukan karena pikiran kita, tetapi karena kasih Allah yang menghendaki kita bahagia dan beroleh hidup kekal yang menuntun kita. Memang dalam beriman dari kita juga dituntut untuk terbuka, kerendahan hati dan usaha manusia untuk mengerti. Namun kiranya pikiran manusia dalam mengerti dan menanggapi manusia, bukanlah untuk mempertanyakan kebenaran iman ini, tetapi lebih pada untuk semakin memperdalam dan menghayati kebenaran iman akan Yesus Kristus. Janganlah kita jatuh pada pemikiran bahwa kita percaya kepada Yesus adalah karena usaha dan upaya kita atau karena kita sendiri yang memilih untuk percaya kepada Dia, sehingga seakan kita dengan mudah dan bebas untuk tidak lagi percaya kepada-Nya. Kita menganggap bahwa kita mengikuti Yesus karena semata-mata menganggap bahwa kitalah sendiri yang telah memilih dan memutuskan untuk percaya kepada Yesus, sehingga menganggap bahwa kita juga bebas memilih dan memutuskan untuk tidka percaya lagi kepada-Nya. Juga janganlah kiranya kita menganggap bahwa kita percaya kepada Yesus karena kita sudah dapat mengerti sungguh Yesus dan ajaran-Nya. Sebab kasih dan keselamatan Allah adalah misteri Allah yang sulit kita pahami, tetapi kasih-Nya nyata dalam diri Yesus Kristus. Iman kepada Yesus adalah anugerah kasih Allah. Allah menghendakni kita bahagia dan selamat sehingga Allah menarik kita kepada putera-Nya dan dengan percaya kepada Yesus kita akan beroleh keselamatan. Memang Allah tidak memaksa kita, kita bisa memas memilih untuk tidak mengikuti dan percaya kepada Yesus, tetapi kita perlu ingat bahwa Allah menarik kita bukan ke kebinasaan hidup tetapi ke kebahagiaan dan keselamatan kekal.
Maka dari itu, saat kita mengalami goncangan iman dalam pengikuti Yesus Kristus dan seakan mau meninggalkan Yesus, baiklah kiranya kita pertimbangkan dengan matang-matang. Kita hendaknya merenungkannya dalam iman dan Roh Kudus. Sebab iman kita adalah karunia kasih Allah bagi kita dan demi keselamatan kita. Memang sulit untuk memahami iman yang kita jalani dan juga sulit untuk mengikuti Yesus Kristus, tetapi Allah dan Yesus sendiri memberi jaminan bagi kita bahwa bila kita sungguh percaya kepada Yesus, kita akan beroleh kebahagiaan dan keselamatan kekal.
Kita juga harus ingat bahwa Allah telah menarik kita untuk percaya kepada Yesus Putera-Nya. Yesus sendiri mengatkan bahwa Dia adalah roti hidup. Orang yang percaya kepada-Nya dan mendambakan keselamatan kekal, harus memakan roti itu yakni diri-Nya sendiri. Meskipun yang dimaksud memakan roti hidup yakni tubuh Yesus sendiri adalah percaya dan mengikuti Yesus serta menjadikan Dia sebagai daya hidup, tetapi memakan roti hidup yakni tubuh Yesus sendiri, ini terwujud dalam perayaan Ekaristi. Sebab kita percaya bahwa komuni suci yang kita terima adalah Yesus sendiri. Ini memang sulit kita mengerti. Tetapi berkat kekuatan Roh Allah, roti dan anggur yang kita terima, saat konsekrasi telah berubah hakekatnya menjadi Yesus sendiri, walaupun bentuk dan rasanya tetap sama. Sehingga dengan menerima komuni suci, kita sungguh telah makan roti kehidupan yakni Yesus sendiri.
Dengan demikian, dalam perayaan Ekaristi terutama saat menerima komuni suci, kita telah mekan roti kehidupan yakti Tubuh Yesus sendiri. Kita ikut dalam bagian perayaan Ekaristi suci dan bisa makan roti kehidupan dalam perayaan ekaristi adalah karena Allah sendiri yang menarik kita menjadi bagian dari Gereja Katolik yang merayakan perayaan Ekaristi.
Maka baiklah kiranya manakala kita merasa bosan dalam perayaan ekaristi, manakala kita merasa iman kita goyah dalam Gereja Katolik dan seakan kita berpikir untuk meninggalkan Gereja Katolik dan mau pindah ke Gereja lain, baiklah kita pertimbangkan dengan baik-baik. Hal yang demikian pasti kadang akan kita hadapi, karena merasa tidak puas dalam Gereja Katolik. Tetapi ingatlah dan renungkanlah, kita beriman kepada Yesus dalam Gereja yang merayakan perayaan Ekaristi adalah karena Allah sendiri yang menarik kita untuk mengikuti Yesus dalam Gereja yang didirikan-Nya sendiri, dalam Gereja yang merayakan Ekaristi dan yang dalam Roh Allah memberi jaminan bahwa dalam perayaan Ekaristi itu, kita menyantap roti kehidupan yakni tubuh Yesus sendiri. Yesus sendiri membari jaminan bahwa orang yang menyantap tubuh-Nya sendiri, akan beroleh keselamatan. Dari sebab itu, baiklah kita bersyukur dan bergembira karena Allah telah menarik kita untuk percaya kepada Yesus dalam Gereja-Nya sendiri. Sehingga dengan menyadari dan mengimani ini, kita tetap dalam sukacita untuk setia walaupun kadang akan mengalami kesulitan atau tantangan.
Oleh karena itu, mari kita renungkan, Allah telah menarik kita untuk percaya dan mengikuti Yesus, Allah telah menarik kita masuk dalam Gereja-Nya yang kudus. Maka baiklah kita tetap setia mengikuti dan percaya kepada Yesus Kristus. Amin.
0 comments:
Post a Comment
Syalom. Terimakasih atas kunjungan dan komentarnya.Semoga Tuhan memberkati para Saudara.