Pasca Osama, umat Kristen siaga
Oleh Reporter ucanews.com, Peshawar, Pakistan
Oleh Reporter ucanews.com, Peshawar, Pakistan
Warga desa bersenjata di Amritnagar, sebuah desa mayoritas Kristen di Punjab, telah memiliki pasukan keamanan untuk menjada diri sendiri selama satu dawarsa. (Foto: Michael Coyne)
Beberapa sekolah dan kantor Gereja di sini ditutup pada Jumat 6 Mei karena takut ada reaksi terhadap orang Kristen setelah Osama bin Laden di bunuh di Abbottabad, kota garnisun di utara Pakistan.
Sementara dunia terus dibombardir dengan berita pemburuan pemimpin Al-Qaeda, Gereja dan kelompok-kelompok Kristen tetap tenang di seluruh Pakistan.
Jamaat-e-Islami, partai agama terbesar di Pakistan, menyerukan agar Jumat 6 Mei dijadikan hari protes terhadap serangan Amerika Serikat (AS) dan terhadap ketidakbecusan pemerintah dan badan intelijen Pakistan.
“Sebagai tanda siaga, berbagai lembaga di sekitar gedung gereja ditutup,” kata Yousaf Masih Yaad, seorang sarjana dan analis Kristen di Peshawar, yang berdekatan dengan Afghanistan.
“Di Peshawar, kota yang sudah dijadikan sedemikian ekstrem oleh Taliban, ancaman bom telah meningkat,” katanya.
Enam orang Kristen telah tewas dalam ledakan bunuh diri di Peshawar, ibukota Propinsi Pakhtunkhwa Khyber di utara Pakistan.
“Terorisme telah mencakar orang-orang Kristen maupun Muslim. Kami belum bereaksi terhadap pembunuhan bin Laden seperti dipelihatkan oleh kelompok militan yang marah,” kata anggota dewan keuskupan dari Gereja Pakistan tersebut.
Gereja di Pakistan belum mengomentari serangan yang menewaskan bin Laden itu.
“Mengutuk seorang teroris, yang ditempatkan pihak Muslim sebagai pahlawan, dapat mengundang masalah,” kata Khalid Gill, pemimpin All Pakistan Minority Alliance. “Perang melawan ekstremisme agama telah menjadi inti perjuangan kami, namun kami tetap berpihak pada lembaga kami dan pemerintah untuk mempertahankan kedaulatan negara.”
Partai politik Kristen kehilangan pelindungnya, Shahbaz Bhatti, mantan menteri federal Katolik untuk kelompok minoritas, ketika dia dibunuh pada 2 Maret di Islamabad. “Taliban al-Qaeda Punjab” mengaku bertanggung jawab atas pembantaian Shahbaz Bhatti itu.
Meskipun ketegangan meningkat pekan ini, kekhawatiran akan keamanan bukanlah hal yang baru bagi orang Kristen di Pakistan. Desa Amritnagar di Propinsi Punjab yang mayoritas warganya beragama Kristen telah mengadakan jaga malam guna “membantu diri sendiri” selama satu dasawarsa, sebuah prakarsa yang dimulai warga setempat setelah Pakistan terlibat dalam “perang melawan teror.”
“Setiap keluarga memberi sumbangan 30 rupee (US$ 0,35) per bulan untuk upah dari 12 pria yang berjaga-jaga dengan kapak dan senjata. Ini membantu mencegah setiap serangan dari kelompok fundamentalis serta memerangi pencurian di daerah tersebut,” kata Mehran Khan, kepala desa tersebut, kepada ucanews.com.
“Masyarakat sangat berhati-hati dalam membicarakan bin Laden di depan umum. Meskipun dalam hati gembira, mereka tidak bisa mengutuk dia di perusahaan Muslim,” katanya.
ucanews.com
Disadur dari : www.cathnewsindonesia.com, Tanggal publikasi: 9 Mei 2011
0 comments:
Post a Comment
Syalom. Terimakasih atas kunjungan dan komentarnya.Semoga Tuhan memberkati para Saudara.