Renungan Minggu 21 Nopember 2010:
Hari Raya Yesus Kristus Raja Semesta Alam
2Sam 5:1-3, Mzm 122:1-2,4-5, Kol 1:12-20, Luk 23:35-43
Hari Raya Yesus Kristus Raja Semesta Alam
2Sam 5:1-3, Mzm 122:1-2,4-5, Kol 1:12-20, Luk 23:35-43
"Yesus, ingatlah akan aku, apabila Engkau datang sebagai Raja."
BACAAN INJIL:
Orang banyak berdiri di situ dan melihat semuanya. Pemimpin-pemimpin mengejek Dia, katanya: "Orang lain Ia selamatkan, biarlah sekarang Ia menyelamatkan diri-Nya sendiri, jika Ia adalah Mesias, orang yang dipilih Allah." Juga prajurit-prajurit mengolok-olokkan Dia; mereka mengunjukkan anggur asam kepada-Nya dan berkata: "Jika Engkau adalah raja orang Yahudi, selamatkanlah diri-Mu!" Ada juga tulisan di atas kepala-Nya: "Inilah raja orang Yahudi". Seorang dari penjahat yang di gantung itu menghujat Dia, katanya: "Bukankah Engkau adalah Kristus? Selamatkanlah diri-Mu dan kami!" Tetapi yang seorang menegor dia, katanya: "Tidakkah engkau takut, juga tidak kepada Allah, sedang engkau menerima hukuman yang sama? Kita memang selayaknya dihukum, sebab kita menerima balasan yang setimpal dengan perbuatan kita, tetapi orang ini tidak berbuat sesuatu yang salah." Lalu ia berkata: "Yesus, ingatlah akan aku, apabila Engkau datang sebagai Raja." Kata Yesus kepadanya: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya hari ini juga engkau akan ada bersama-sama dengan Aku di dalam Firdaus."
Demikianlah Warta Gembira bagi kita hari ini.
PERMENUNGAN
Mendengar kara raja, tentu kita langsung terbayang dengan sosok pribadi yang penuh wibawa, punya pangkat, kuasa, kedudukan dan tentu mereka dikelilingi oleh para pengawal dan duduk ditakhta kebesaran yang membuat orang-orang menjadi segan dan takut. Walaupun kerajaan di tempat kita sudah hampir tidak ada lagi, tetapi kesan itu pasti muncul dalam benak kita ketika mendengar kata raja.
Kata raja di daerah Batak berdeda lagi. Di daerah Batak sudah hampir tidak ada lagi kerajaan, tetapi kata raja masih kerap digunakan dan bahkan kata raja bukan hal yang luar biasa bagi orang Batak. Orang Batak menggunakan kata raja bukan lagi dalam konteks seperti yang kami katakan di atas, tetapi dikenakan kepada orang-orang yang dianggap dituakan. Misalnya ada istilah ‘raja parboru’ yang artinya yang dituakan dari pihak perempuan, raja nanidapot (keturuan atau orang tua-tua kampung), raja parhata (orang yang dianggap pintar dalam masalah adat), raja parhobas (kepala pelayan saat pesta) dan ada pula marga Rajagukguk, dll. Tetapi walaupun penggunaan kata raja di daerah Batak tidak lagi langsung menunjuk pada kekuasaan, pangkat, kuasa, dll, namun jelas secara umum seorang raja adalah dalam pikiran kita adalah orang yang kaya, punya kuasa, pangkat, kedudukan, dikawal oleh pengawal dan juga punya takhta kebesaran.
Hari ini kita merayakan Hari Raya Yesus Kristus Raja Semesta Alam. Mungkin kita bingung dengan hari raya ini, karena konsep raja sebagaimana raja dunia, tidak ditampakkan dalam bacaan Injil hari ini. Dalam Injil yang diwartakan kepada kita hari ini justru Yesus disalibkan dan diejek oleh masyarakat banyak, pemimpin-pemimpin bangsa, juga Pilatus mengejek Yesus dengan membuat tulisan di atas kepala Yesus “Inilah raja orang yahudi”. Lebih parah lagi, seorang penjahat yang disalibkan bersama Yesus, ikut pula mengejek Yesus. Dengan demikin, kita berpikir , “Di mana letak kemaharajaan Yesus yang tersalib?” Bagaimana kita bisa mengerti dan menerima bahwa Yesus adalah Raja semesta Alam, sebab Dia sendiri disalibkan dan nasib hidupNya tidak seperti yang dialami kebanyakan raja dunia ini.
Memang kalau kita berpikir bahwa seorang raja hanya seperti yang kita ketahui berdasarkan raja-raja dunia ini, hal itu tidak kita temui dalam diri Yesus. Kerajaan dan kemaharajaan Yesus berbeda dengan kerjaan dunia ini. Namun coba kita melihat dari sisi hakekat seorang raja.
Seorang raja memiliki wibawa, kuasa dalam dirinya, dan diharapkan dia tidak takut kepada orang lain, karena memiliki kuasa. Tapi adakah raja yang berkuasa penuh dan tidak takut kepada orang lain? Pada kenyataannya seorang raja tidak memiliki kuasa penuh, dia pasti takut kepada raja-raja lain dan seringkali juga takluk dengan hal-hal lain. Sedangkan Yesus, dia sungguh raja yang memiliki kuasa penuh dalam diri-Nya, karena jelas bagi kita Yesus tidak takut kepada siapapun dalam membela manusia, dalam mewartakan keselamatan, bahkan kepada kematianpun Yesus tidak takut. Yesus sungguh raja yang penuh kuasa, karena Dia tidak takluk oleh godaan-godaan dunia, oleh godaan-godaan setan, Yesus tidak takluk oleh dosa dan Dia tidak takluk atau tunduk terhadap pemerintah, penguasa, para imam yang mau menghalangi Dia dalam mewartakan keselamatan. Dari aspek ini, jelas bahwa hanya Yesuslah raja yang sungguh memiliki kuasa penuh dalam diriNya, sebab kita ketahui bahwa raja-raja dunia ini banyak yang takluk terhadap ‘orang lain’, ditaklukkan oleh harta dunia, kekuasaan dan oleh dosa-dosa. Raja-raja dunia ini, kerajaannya hanya bentuk luarnya, sedangkan dalam dirinya sendiri dia tidak mampu menguasai dari godaan setan, tidak mampu menguasai dirinya terlepas dari dosa. Mungkin mereka menjadi raja atas orang lain, tetapi dia tidak bisa menjadi raja atas dirinya sendiri.
Seorang raja tentu diharapkan menjadi pengayom rakyatnya dan mengupayakan kesejahteraan bagi rakyatnya. Namun pada kenyataanya, banyak raja yang hanya mementingkan kepentingannya sendiri dan bahkan seringkali malah mengorbankan rakyatnya. Inilah raja dunia dan inipula yang seringkali membuat rakyat tidak puas atas raja-raja dunia ini dan hal itu seringkali menyebabkan dalam perkembangan zaman kerajaan-kerajaan menjadi hilang karena tidak disukai lagi.
Berbeda halnya dengan Yesus sang raja kita. Yesus adalah pemimpin kita, yang mewartakan keselamatan kekal, menghantar kita kepada kebahagian sejati. Yesus sebagai pemimpin kita sungguh seorang pemimpin atau raja yang sejati, karena Dia membela kita mati-matian dan bahkan rela berkorban kehilangan nyawanya demi membela kita. Yesus sebagai raja memang tidak mempunya seperti yang dimiliki raja-raja dunia ini, tetapi Dia lebih mememiliki jiwa seorang raja sejati, bukan hanya yang kelihatan.
Lebih dari itu, jelas bahwa tujuan hidup kita adalah untuk kehidupan kekal. Kita semua pasti rindu kelak masuk surga. Seorang raja dunia mungkin bisa membantu kita hidup makmur, aman dalam kehidupan dunia ini. Tetapi adakah raja dunia ini yang bisa menjamin kita masuk surga? Tidak ada raja dunia ini yang bisa menjamin kita masuk surga, hanya Yesus sendiri yang bisa menjamin itu karena Dia adalah raja dalam kerajaan surga. Kemaharajaan Yesus atas surga jelas-jelas dinyatakan bagi kita dalam bacaan Injil tadi. Salah seorang penyamun yang disalibkan bersama Yesus mengakui Yesus sebagai raja dan berkata "Yesus, ingatlah akan aku, apabila Engkau datang sebagai Raja." Sungguh luar biasa, Yesus menunjukkan kuasaNya yang penuh atas kerajaan Surga karena Yesus mengatakan bahwa hari itu juga penyamun itu akan ada bersama-sama dengan Yesus dalam kerajaan surga. Sungguh luar biasa kuasa Yesus, Dia sanggup mengampuni dosa manusia dan sanggup menjamin manusia itu masuk surge. Adalah raja dunia ini atau pemimpin dunia ini yang sanggup mengampuni dosa dan menjamin kita masuk surge? Tentu tidak akan ada yang bisa demikian.
Apa arti Perayaan ini bagi kita?
1. Bagi kita jelas bahwa Yesus adalah sungguh raja sejati atas dunia ini dan surga. Memang kita tidak bisa memahami kemaharajaan Yesus dengan hanya bertitik tolak dari pemikiran kita sendiri atau perpedoman pada raja-raja dunia ini. Tetapi dalam hal ini kita diajak memahami dan menerima kemaharajaan Yesus melampui pikiran, pemahaman dan contoh yang ada dalam raja-raja dunia ini. Kerajaan Yesus sungguh berbeda dengan kerajaan dunia ini. Yesus adalah sungguh raja yang memiliki kuasa penuh atas dan dalam diriNya, sehingga Dia tidak dapat ditaklukkan oleh dosa, oleh godaan dunia, godaan harta, pangkat, kuasa, kedudukan dan tidak takut kepada siapapun dalam menjalankan tugasNya mewartakan keselamatan kepada kita. Bahkan lebih dari itu, Dia rela mengorbankan nyawanya demi membela kita umat-Nya. Yesus adalah raja yang membawa kedamaian sejati, keadilan, membawa pengampunan dan yang sanggup menjamin kita masuk dalam kebahagiaan surgawi. Dengan demikian, lewat perayaan ini, kita diajak untuk bersyukur karena kita mempunyai Yesus seorang raja dan pemimpin kita yang sejati. Kalau kita bisa kecewa karena dikecewakan oleh raja-raja dunia, tetapi Yesus tidak akan pernah mengecewakan kita.
2. Hal lain yang bisa kita petik dan kita renungkan dari perayaan ini adalah belajar dari salah seorang penyamun yang ikut disalibkan bersama dengan Yesus. Mungkin kita juga sering mengalami hidup seakan disalibkan, seperti hampir mati karena persoalan yang disebabkan diri kita sendiri atau orang lain. Saat itu pasti kita berpikir dan berseru dalam hati, “Yesus, jika Engkau Tuhan dan mengasihi aku, selamatlah aku.” Saat itu kita merasa Tuhan jauh, dan tak berdaya membela kita. Namun lewat perayaan ini, kepada kita diyakinkan bahwa saat seakan kita disalibkan, Yesuspun ada disamping kita dan ikut merasakan penderitaan kita. Seruan kita hendaknya seperti seruan salah seorang penyamun yang ikut disalibkan bersama dengan Yesus, "Yesus, ingatlah akan aku, apabila Engkau datang sebagai Raja." Yakinlah, seruan kita yang tulus dan penuh pertobatan serta pengharapan, akan mendapat balasan dari Yesus. Sehingga dalam setiap situasi yang demikian kita selalu berani berseru, : "Yesus, ingatlah akan aku, apabila Engkau datang sebagai Raja."
REFLEKSI PRIBADI:
1. Siapakah raja dalam hidupmu selama ini?
2. Kembalilah kepada Yesus, jadikanlah Dia sebagai raja dalam hidupmu.
3. Jika mengalami persoalan hidup hari ini, yakinlah Yesus ada di sampingmu dan ikut merasakan penderitaanmu dan berserulah kepadaNya, “Yesus, ingatlah akan aku, apabila Engkau datang sebagai Raja."
Demikianlah Warta Gembira bagi kita hari ini.
PERMENUNGAN
Mendengar kara raja, tentu kita langsung terbayang dengan sosok pribadi yang penuh wibawa, punya pangkat, kuasa, kedudukan dan tentu mereka dikelilingi oleh para pengawal dan duduk ditakhta kebesaran yang membuat orang-orang menjadi segan dan takut. Walaupun kerajaan di tempat kita sudah hampir tidak ada lagi, tetapi kesan itu pasti muncul dalam benak kita ketika mendengar kata raja.
Kata raja di daerah Batak berdeda lagi. Di daerah Batak sudah hampir tidak ada lagi kerajaan, tetapi kata raja masih kerap digunakan dan bahkan kata raja bukan hal yang luar biasa bagi orang Batak. Orang Batak menggunakan kata raja bukan lagi dalam konteks seperti yang kami katakan di atas, tetapi dikenakan kepada orang-orang yang dianggap dituakan. Misalnya ada istilah ‘raja parboru’ yang artinya yang dituakan dari pihak perempuan, raja nanidapot (keturuan atau orang tua-tua kampung), raja parhata (orang yang dianggap pintar dalam masalah adat), raja parhobas (kepala pelayan saat pesta) dan ada pula marga Rajagukguk, dll. Tetapi walaupun penggunaan kata raja di daerah Batak tidak lagi langsung menunjuk pada kekuasaan, pangkat, kuasa, dll, namun jelas secara umum seorang raja adalah dalam pikiran kita adalah orang yang kaya, punya kuasa, pangkat, kedudukan, dikawal oleh pengawal dan juga punya takhta kebesaran.
Hari ini kita merayakan Hari Raya Yesus Kristus Raja Semesta Alam. Mungkin kita bingung dengan hari raya ini, karena konsep raja sebagaimana raja dunia, tidak ditampakkan dalam bacaan Injil hari ini. Dalam Injil yang diwartakan kepada kita hari ini justru Yesus disalibkan dan diejek oleh masyarakat banyak, pemimpin-pemimpin bangsa, juga Pilatus mengejek Yesus dengan membuat tulisan di atas kepala Yesus “Inilah raja orang yahudi”. Lebih parah lagi, seorang penjahat yang disalibkan bersama Yesus, ikut pula mengejek Yesus. Dengan demikin, kita berpikir , “Di mana letak kemaharajaan Yesus yang tersalib?” Bagaimana kita bisa mengerti dan menerima bahwa Yesus adalah Raja semesta Alam, sebab Dia sendiri disalibkan dan nasib hidupNya tidak seperti yang dialami kebanyakan raja dunia ini.
Memang kalau kita berpikir bahwa seorang raja hanya seperti yang kita ketahui berdasarkan raja-raja dunia ini, hal itu tidak kita temui dalam diri Yesus. Kerajaan dan kemaharajaan Yesus berbeda dengan kerjaan dunia ini. Namun coba kita melihat dari sisi hakekat seorang raja.
Seorang raja memiliki wibawa, kuasa dalam dirinya, dan diharapkan dia tidak takut kepada orang lain, karena memiliki kuasa. Tapi adakah raja yang berkuasa penuh dan tidak takut kepada orang lain? Pada kenyataannya seorang raja tidak memiliki kuasa penuh, dia pasti takut kepada raja-raja lain dan seringkali juga takluk dengan hal-hal lain. Sedangkan Yesus, dia sungguh raja yang memiliki kuasa penuh dalam diri-Nya, karena jelas bagi kita Yesus tidak takut kepada siapapun dalam membela manusia, dalam mewartakan keselamatan, bahkan kepada kematianpun Yesus tidak takut. Yesus sungguh raja yang penuh kuasa, karena Dia tidak takluk oleh godaan-godaan dunia, oleh godaan-godaan setan, Yesus tidak takluk oleh dosa dan Dia tidak takluk atau tunduk terhadap pemerintah, penguasa, para imam yang mau menghalangi Dia dalam mewartakan keselamatan. Dari aspek ini, jelas bahwa hanya Yesuslah raja yang sungguh memiliki kuasa penuh dalam diriNya, sebab kita ketahui bahwa raja-raja dunia ini banyak yang takluk terhadap ‘orang lain’, ditaklukkan oleh harta dunia, kekuasaan dan oleh dosa-dosa. Raja-raja dunia ini, kerajaannya hanya bentuk luarnya, sedangkan dalam dirinya sendiri dia tidak mampu menguasai dari godaan setan, tidak mampu menguasai dirinya terlepas dari dosa. Mungkin mereka menjadi raja atas orang lain, tetapi dia tidak bisa menjadi raja atas dirinya sendiri.
Seorang raja tentu diharapkan menjadi pengayom rakyatnya dan mengupayakan kesejahteraan bagi rakyatnya. Namun pada kenyataanya, banyak raja yang hanya mementingkan kepentingannya sendiri dan bahkan seringkali malah mengorbankan rakyatnya. Inilah raja dunia dan inipula yang seringkali membuat rakyat tidak puas atas raja-raja dunia ini dan hal itu seringkali menyebabkan dalam perkembangan zaman kerajaan-kerajaan menjadi hilang karena tidak disukai lagi.
Berbeda halnya dengan Yesus sang raja kita. Yesus adalah pemimpin kita, yang mewartakan keselamatan kekal, menghantar kita kepada kebahagian sejati. Yesus sebagai pemimpin kita sungguh seorang pemimpin atau raja yang sejati, karena Dia membela kita mati-matian dan bahkan rela berkorban kehilangan nyawanya demi membela kita. Yesus sebagai raja memang tidak mempunya seperti yang dimiliki raja-raja dunia ini, tetapi Dia lebih mememiliki jiwa seorang raja sejati, bukan hanya yang kelihatan.
Lebih dari itu, jelas bahwa tujuan hidup kita adalah untuk kehidupan kekal. Kita semua pasti rindu kelak masuk surga. Seorang raja dunia mungkin bisa membantu kita hidup makmur, aman dalam kehidupan dunia ini. Tetapi adakah raja dunia ini yang bisa menjamin kita masuk surga? Tidak ada raja dunia ini yang bisa menjamin kita masuk surga, hanya Yesus sendiri yang bisa menjamin itu karena Dia adalah raja dalam kerajaan surga. Kemaharajaan Yesus atas surga jelas-jelas dinyatakan bagi kita dalam bacaan Injil tadi. Salah seorang penyamun yang disalibkan bersama Yesus mengakui Yesus sebagai raja dan berkata "Yesus, ingatlah akan aku, apabila Engkau datang sebagai Raja." Sungguh luar biasa, Yesus menunjukkan kuasaNya yang penuh atas kerajaan Surga karena Yesus mengatakan bahwa hari itu juga penyamun itu akan ada bersama-sama dengan Yesus dalam kerajaan surga. Sungguh luar biasa kuasa Yesus, Dia sanggup mengampuni dosa manusia dan sanggup menjamin manusia itu masuk surge. Adalah raja dunia ini atau pemimpin dunia ini yang sanggup mengampuni dosa dan menjamin kita masuk surge? Tentu tidak akan ada yang bisa demikian.
Apa arti Perayaan ini bagi kita?
1. Bagi kita jelas bahwa Yesus adalah sungguh raja sejati atas dunia ini dan surga. Memang kita tidak bisa memahami kemaharajaan Yesus dengan hanya bertitik tolak dari pemikiran kita sendiri atau perpedoman pada raja-raja dunia ini. Tetapi dalam hal ini kita diajak memahami dan menerima kemaharajaan Yesus melampui pikiran, pemahaman dan contoh yang ada dalam raja-raja dunia ini. Kerajaan Yesus sungguh berbeda dengan kerajaan dunia ini. Yesus adalah sungguh raja yang memiliki kuasa penuh atas dan dalam diriNya, sehingga Dia tidak dapat ditaklukkan oleh dosa, oleh godaan dunia, godaan harta, pangkat, kuasa, kedudukan dan tidak takut kepada siapapun dalam menjalankan tugasNya mewartakan keselamatan kepada kita. Bahkan lebih dari itu, Dia rela mengorbankan nyawanya demi membela kita umat-Nya. Yesus adalah raja yang membawa kedamaian sejati, keadilan, membawa pengampunan dan yang sanggup menjamin kita masuk dalam kebahagiaan surgawi. Dengan demikian, lewat perayaan ini, kita diajak untuk bersyukur karena kita mempunyai Yesus seorang raja dan pemimpin kita yang sejati. Kalau kita bisa kecewa karena dikecewakan oleh raja-raja dunia, tetapi Yesus tidak akan pernah mengecewakan kita.
2. Hal lain yang bisa kita petik dan kita renungkan dari perayaan ini adalah belajar dari salah seorang penyamun yang ikut disalibkan bersama dengan Yesus. Mungkin kita juga sering mengalami hidup seakan disalibkan, seperti hampir mati karena persoalan yang disebabkan diri kita sendiri atau orang lain. Saat itu pasti kita berpikir dan berseru dalam hati, “Yesus, jika Engkau Tuhan dan mengasihi aku, selamatlah aku.” Saat itu kita merasa Tuhan jauh, dan tak berdaya membela kita. Namun lewat perayaan ini, kepada kita diyakinkan bahwa saat seakan kita disalibkan, Yesuspun ada disamping kita dan ikut merasakan penderitaan kita. Seruan kita hendaknya seperti seruan salah seorang penyamun yang ikut disalibkan bersama dengan Yesus, "Yesus, ingatlah akan aku, apabila Engkau datang sebagai Raja." Yakinlah, seruan kita yang tulus dan penuh pertobatan serta pengharapan, akan mendapat balasan dari Yesus. Sehingga dalam setiap situasi yang demikian kita selalu berani berseru, : "Yesus, ingatlah akan aku, apabila Engkau datang sebagai Raja."
REFLEKSI PRIBADI:
1. Siapakah raja dalam hidupmu selama ini?
2. Kembalilah kepada Yesus, jadikanlah Dia sebagai raja dalam hidupmu.
3. Jika mengalami persoalan hidup hari ini, yakinlah Yesus ada di sampingmu dan ikut merasakan penderitaanmu dan berserulah kepadaNya, “Yesus, ingatlah akan aku, apabila Engkau datang sebagai Raja."
0 comments:
Post a Comment
Syalom. Terimakasih atas kunjungan dan komentarnya.Semoga Tuhan memberkati para Saudara.