Renungan Harian : Sabtu 20 Nopember 2010
Why 11:4-12, Mzm 144:1,2,9-10, Luk 20:27-40
Why 11:4-12, Mzm 144:1,2,9-10, Luk 20:27-40
"Allah bukan Allah orang mati, melainkan Allah orang hidup, sebab di hadapan Dia semua orang hidup."
BACAAN INJIL:
Maka datanglah kepada Yesus beberapa orang Saduki, yang tidak mengakui adanya kebangkitan. Mereka bertanya kepada-Nya: "Guru, Musa menuliskan perintah ini untuk kita: Jika seorang, yang mempunyai saudara laki-laki, mati sedang isterinya masih ada, tetapi ia tidak meninggalkan anak, saudaranya harus kawin dengan isterinya itu dan membangkitkan keturunan bagi saudaranya itu. Adalah tujuh orang bersaudara. Yang pertama kawin dengan seorang perempuan lalu mati dengan tidak meninggalkan anak. Lalu perempuan itu dikawini oleh yang kedua, dan oleh yang ketiga dan demikianlah berturut-turut oleh ketujuh saudara itu, mereka semuanya mati dengan tidak meninggalkan anak. Akhirnya perempuan itupun mati. Bagaimana sekarang dengan perempuan itu, siapakah di antara orang-orang itu yang menjadi suaminya pada hari kebangkitan? Sebab ketujuhnya telah beristerikan dia." Jawab Yesus kepada mereka: "Orang-orang dunia ini kawin dan dikawinkan, tetapi mereka yang dianggap layak untuk mendapat bagian dalam dunia yang lain itu dan dalam kebangkitan dari antara orang mati, tidak kawin dan tidak dikawinkan. Sebab mereka tidak dapat mati lagi; mereka sama seperti malaikat-malaikat dan mereka adalah anak-anak Allah, karena mereka telah dibangkitkan. Tentang bangkitnya orang-orang mati, Musa telah memberitahukannya dalam nas tentang semak duri, di mana Tuhan disebut Allah Abraham, Allah Ishak dan Allah Yakub. Ia bukan Allah orang mati, melainkan Allah orang hidup, sebab di hadapan Dia semua orang hidup." Mendengar itu beberapa ahli Taurat berkata: "Guru, jawab-Mu itu tepat sekali." Sebab mereka tidak berani lagi menanyakan apa-apa kepada Yesus.
Demikianlah warta gembira bagi kita hari ini.
PERMENUNGAN.
Tantangan hidup beriman, makin hari bukan makin mudah, justru semakin berat karena semakin banyak tantangan. Ajaran iman seringkali bertolak belakang dengan kenyataan atau kebiasaan yang ada dalam hidup dan juga kadangkala bertolak belakang dengan keinginan manusiawi kita. Selain itu, orang sudah lebih menggunakan akal budi dalam menghadapi hidup ini, semuanya dinilai dan dihadapi dengan akal budi. Orang semakin banyak dan pintar dalam menghadapi dan menjawabi apa yang terjadi dalam hidup manusia. Hal ini bahkan bisa saja terjadi dalam penafsiran mukjizat yang terdapat dalam kitab Suci. Memang ilmu pengetahuan dan akal budi perlu dan dapat membantu kita dalam memahami Sabda Tuhan, tetapi tentunya tidak semuanya dapat dijawabi oleh akal budi dan iman. Namun kenyataan itu yang seringkali terjadi. Dengan lihainya orang mulai mempertanyakan keberadaan Tuhan, makna iman dalam hidup. Dengan demikian itu berarti juga mempertanyakan kebangkitan badan, dan hidup kekal yang dijanjikan oleh Yesus kepada siapa saja yang setia kepada-Nya. Saat ini sudah begitu banyak orang Saduki yang tidak mengakui kehidupan kekal, bahkan mungkin orang Saduki sekarang jauh lebih pintar. Menghadapi mereka kita bisa kelabakan menjawabnya, apalgi kalau kita kurang beriman dan pengetahuan iman kitapun kurang mendalam. Hal ini bisa menyebabkan kita terjebak dan menjadi Atheis dalam praktek meskipun di KTP masih tertulis katolik.
Dalam Injil hari ini, Yesus menghadapi orang Saduki yang tidak mengakui adanya kehidupan kekal. Mereka mau menjebak Yesus dengan ajaran soal kebangkitan, soal yang sulit untuk dijawab secara akal budi. Tetapi niat jahat dan jebakan mereka tidak berkekuatan apa-apa menghadapi Yesus. Yesus menjawabnya dengan sangat tepat dan pada akhir bacaan ini bahkan dikatakan mereka tidak berkutik dengan jawaban Yesus.
Jawaban Yesus sekaligus menjadi suatu pembelajaran kepada kita bahwa iman dan hal kehidupan kekal atau kerajaan Allah itu melampaui akal budi manusia, melampaui hal yang menusiawi. Iman dan kehidupan kekal itu memang sungguh tidak sama dengan kehidupan dunia dan melampaui hidup dunia ini. Gambaran hidup kekal itu, bukan seperti yang terjadi dalam hidup dunia dan bukan seperti gambaran manusia dan bahkan tidak bisa digambarkan oleh akal budi manusia. Inilah rahasia iman dan rahasia kehidupan kekal. Justru karena iman dan kehidupan kekal itu berbeda dengan hidup dunia ini dan tidak bisa kita pahami dengan akal budi, itulah yang menjadi salah satu kekuatan dan alasan kita beriman. Kalau sama seperti hidup di dunia ini dan dapat kita mengerti dengan akal budi kita, buat apa kita mempercayainya. Tetapi karena tidak sama dengan hidup dunia ini, melampaui hidup dunia dan akal budi manusia, maka kita percaya. Akan tetapi dengan percaya, bukan berarti kita pasrah dan menerima begitu saja. Tentu bukan. Tetapi karena percaya Tuhan itu adalah Tuhan yang hidup, yang mahakuasa, Dia melampaui dunia ini.
Dengan iman ini, kita hendaknya menyatukan pikiran dan kehendak kita dengan pikiran dan kehendak Tuhan. Kita diajak memandang dan menghadapi hidup dunia ini dengan kacamata iman kepada Tuhan. Justru dengan diresapi iman ini, kita dimampukan untuk berjuang menghadapi dunia, hidup yang penuh dengan persoalan yang kadang kita tidak bisa mengerti. Tetapi dengan iman, kita akan dimampukan karena kita percaya bahwa mempunyai Tuhan yang melampaui manusia dan ada harapan kehidupan kekal yang melampaui dunia ini yang siap menanti kita. Untuk mampu hidup demikian, mari kita undang agar Roh Kudus berdiam dalam diri kita, dan membiarkan Roh itu yang membimbing dan berkuasa atas diri kita. Hidup yang demikian, akan membuat kita mampu melihat dan menikmati indahnya hidup ini. Semangat hidup kita semakin bertambah besar karena suatu keyakinan, kebahagiaan sejati dan kekal sudah siap menanti kedatangan kita. Semoga kita mampu hidup dalam iman. Amin.
REFLEKSI PRIBADI:
1. Cobalah hari ini mengahadapi hidup dengan kacamata iman, tidak melulu dengan akal budi.
2. Sebelum Anda memulai aktifitas hari ini, berusahalah memberi waktu untuk hening sejanak, berdoa dan mendengarkan apa kehendak Tuhan bagi Anda hari ini.
3. Cobalah semakin hari semakin menyatukan pikiran dengan pikiran Tuhan sendiri.
BACAAN INJIL:
Maka datanglah kepada Yesus beberapa orang Saduki, yang tidak mengakui adanya kebangkitan. Mereka bertanya kepada-Nya: "Guru, Musa menuliskan perintah ini untuk kita: Jika seorang, yang mempunyai saudara laki-laki, mati sedang isterinya masih ada, tetapi ia tidak meninggalkan anak, saudaranya harus kawin dengan isterinya itu dan membangkitkan keturunan bagi saudaranya itu. Adalah tujuh orang bersaudara. Yang pertama kawin dengan seorang perempuan lalu mati dengan tidak meninggalkan anak. Lalu perempuan itu dikawini oleh yang kedua, dan oleh yang ketiga dan demikianlah berturut-turut oleh ketujuh saudara itu, mereka semuanya mati dengan tidak meninggalkan anak. Akhirnya perempuan itupun mati. Bagaimana sekarang dengan perempuan itu, siapakah di antara orang-orang itu yang menjadi suaminya pada hari kebangkitan? Sebab ketujuhnya telah beristerikan dia." Jawab Yesus kepada mereka: "Orang-orang dunia ini kawin dan dikawinkan, tetapi mereka yang dianggap layak untuk mendapat bagian dalam dunia yang lain itu dan dalam kebangkitan dari antara orang mati, tidak kawin dan tidak dikawinkan. Sebab mereka tidak dapat mati lagi; mereka sama seperti malaikat-malaikat dan mereka adalah anak-anak Allah, karena mereka telah dibangkitkan. Tentang bangkitnya orang-orang mati, Musa telah memberitahukannya dalam nas tentang semak duri, di mana Tuhan disebut Allah Abraham, Allah Ishak dan Allah Yakub. Ia bukan Allah orang mati, melainkan Allah orang hidup, sebab di hadapan Dia semua orang hidup." Mendengar itu beberapa ahli Taurat berkata: "Guru, jawab-Mu itu tepat sekali." Sebab mereka tidak berani lagi menanyakan apa-apa kepada Yesus.
Demikianlah warta gembira bagi kita hari ini.
PERMENUNGAN.
Tantangan hidup beriman, makin hari bukan makin mudah, justru semakin berat karena semakin banyak tantangan. Ajaran iman seringkali bertolak belakang dengan kenyataan atau kebiasaan yang ada dalam hidup dan juga kadangkala bertolak belakang dengan keinginan manusiawi kita. Selain itu, orang sudah lebih menggunakan akal budi dalam menghadapi hidup ini, semuanya dinilai dan dihadapi dengan akal budi. Orang semakin banyak dan pintar dalam menghadapi dan menjawabi apa yang terjadi dalam hidup manusia. Hal ini bahkan bisa saja terjadi dalam penafsiran mukjizat yang terdapat dalam kitab Suci. Memang ilmu pengetahuan dan akal budi perlu dan dapat membantu kita dalam memahami Sabda Tuhan, tetapi tentunya tidak semuanya dapat dijawabi oleh akal budi dan iman. Namun kenyataan itu yang seringkali terjadi. Dengan lihainya orang mulai mempertanyakan keberadaan Tuhan, makna iman dalam hidup. Dengan demikian itu berarti juga mempertanyakan kebangkitan badan, dan hidup kekal yang dijanjikan oleh Yesus kepada siapa saja yang setia kepada-Nya. Saat ini sudah begitu banyak orang Saduki yang tidak mengakui kehidupan kekal, bahkan mungkin orang Saduki sekarang jauh lebih pintar. Menghadapi mereka kita bisa kelabakan menjawabnya, apalgi kalau kita kurang beriman dan pengetahuan iman kitapun kurang mendalam. Hal ini bisa menyebabkan kita terjebak dan menjadi Atheis dalam praktek meskipun di KTP masih tertulis katolik.
Dalam Injil hari ini, Yesus menghadapi orang Saduki yang tidak mengakui adanya kehidupan kekal. Mereka mau menjebak Yesus dengan ajaran soal kebangkitan, soal yang sulit untuk dijawab secara akal budi. Tetapi niat jahat dan jebakan mereka tidak berkekuatan apa-apa menghadapi Yesus. Yesus menjawabnya dengan sangat tepat dan pada akhir bacaan ini bahkan dikatakan mereka tidak berkutik dengan jawaban Yesus.
Jawaban Yesus sekaligus menjadi suatu pembelajaran kepada kita bahwa iman dan hal kehidupan kekal atau kerajaan Allah itu melampaui akal budi manusia, melampaui hal yang menusiawi. Iman dan kehidupan kekal itu memang sungguh tidak sama dengan kehidupan dunia dan melampaui hidup dunia ini. Gambaran hidup kekal itu, bukan seperti yang terjadi dalam hidup dunia dan bukan seperti gambaran manusia dan bahkan tidak bisa digambarkan oleh akal budi manusia. Inilah rahasia iman dan rahasia kehidupan kekal. Justru karena iman dan kehidupan kekal itu berbeda dengan hidup dunia ini dan tidak bisa kita pahami dengan akal budi, itulah yang menjadi salah satu kekuatan dan alasan kita beriman. Kalau sama seperti hidup di dunia ini dan dapat kita mengerti dengan akal budi kita, buat apa kita mempercayainya. Tetapi karena tidak sama dengan hidup dunia ini, melampaui hidup dunia dan akal budi manusia, maka kita percaya. Akan tetapi dengan percaya, bukan berarti kita pasrah dan menerima begitu saja. Tentu bukan. Tetapi karena percaya Tuhan itu adalah Tuhan yang hidup, yang mahakuasa, Dia melampaui dunia ini.
Dengan iman ini, kita hendaknya menyatukan pikiran dan kehendak kita dengan pikiran dan kehendak Tuhan. Kita diajak memandang dan menghadapi hidup dunia ini dengan kacamata iman kepada Tuhan. Justru dengan diresapi iman ini, kita dimampukan untuk berjuang menghadapi dunia, hidup yang penuh dengan persoalan yang kadang kita tidak bisa mengerti. Tetapi dengan iman, kita akan dimampukan karena kita percaya bahwa mempunyai Tuhan yang melampaui manusia dan ada harapan kehidupan kekal yang melampaui dunia ini yang siap menanti kita. Untuk mampu hidup demikian, mari kita undang agar Roh Kudus berdiam dalam diri kita, dan membiarkan Roh itu yang membimbing dan berkuasa atas diri kita. Hidup yang demikian, akan membuat kita mampu melihat dan menikmati indahnya hidup ini. Semangat hidup kita semakin bertambah besar karena suatu keyakinan, kebahagiaan sejati dan kekal sudah siap menanti kedatangan kita. Semoga kita mampu hidup dalam iman. Amin.
REFLEKSI PRIBADI:
1. Cobalah hari ini mengahadapi hidup dengan kacamata iman, tidak melulu dengan akal budi.
2. Sebelum Anda memulai aktifitas hari ini, berusahalah memberi waktu untuk hening sejanak, berdoa dan mendengarkan apa kehendak Tuhan bagi Anda hari ini.
3. Cobalah semakin hari semakin menyatukan pikiran dengan pikiran Tuhan sendiri.
0 comments:
Post a Comment
Syalom. Terimakasih atas kunjungan dan komentarnya.Semoga Tuhan memberkati para Saudara.