Renungan Harian, 19 Nopember 2010
Why 10:8-11, Mzm 119:14,24,72, 103,111,131, Luk 19:45-48
(Mechtildis, Rafael dr Yosef Kalinowski )
"Hendaknya kita menjadi pelaku, pejuang bagi hidup yang lebih baik. Jangan takut! Sbab Yesus akan selalu berpihak kepada kita."Why 10:8-11, Mzm 119:14,24,72, 103,111,131, Luk 19:45-48
(Mechtildis, Rafael dr Yosef Kalinowski )
BACAAN INJIL:
Lalu Yesus masuk ke Bait Allah dan mulailah Ia mengusir semua pedagang di situ, kata-Nya kepada mereka: "Ada tertulis: Rumah-Ku adalah rumah doa. Tetapi kamu menjadikannya sarang penyamun." Tiap-tiap hari Ia mengajar di dalam Bait Allah. Imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat serta orang-orang terkemuka dari bangsa Israel berusaha untuk membinasakan Dia, tetapi mereka tidak tahu, bagaimana harus melakukannya, sebab seluruh rakyat terpikat kepada-Nya dan ingin mendengarkan Dia.
Demikianlah warta gembira bagi kita hari ini.
PERMENUNGAN:
Setiap orang pasti mengharapkan hal yang baik. Tidak ada seorangpun yang mengharapkan hidup ini penuh dengan kekacauan, tidak seorangpun yang mengharapkan orang lain melakukan hal yang jahat atas dirinya. Namun seringkali kita hanya mengharapkan kebaikan, tetapi tidak melakukannya dan bahkan seakan ikut ‘memelihara’ hal yang tidak baik dalam hidup ini. Mungkin kita tidak melakukannya, tetapi kita tidak berani menyuarakan kebaikan, kebenaran dan keadilan. Kita seringkali berdiam diri ketika melihat sesuatu yang tidak baik terjadi. Lebih banyak orang yang takut untuk memperjuangkan kebenaran karena takut resiko yang tidak baik. Karena memang dalam dunia sekarang ini seringkali orang yang berbuat baik, memperjuangkan kebaikan, kebenaran dan keadilan kurang disenangi dan bahkan ‘dibenci’ oleh banyak orang. Oleh karena itu, tidak sedikit orang yang memilih diam, seakan-akan tidak tahu bila melihat suatu hal yang tidak baik.
Berbeda halnya dengan Yesus, sebagaimana kita dengarkan dalam Injil hari ini. Yesus begitu marah ketika rumah ibadah yang harusnya menjadi tempat berdoa, tempat yang disucikan tetapi dijadikan sebagai sarang penyamun. Bait Allah bukan hanya dicemari dengan pelanggaran-pelanggaran kecil, tetapi justru menjadi sarang penyamun. Dengan ungkapan jadi sarang penyamun, itu menggambarkan betapa besarnya kejahatan yang sudah dilakukan di Bait Allah. Umumnya kejahatan besar terjadi dalam instansi atau lembaga resmi, tentu dibekingi oleh orang-orang besar, orang-orang kaya atau para pejabat tertentu. Contohnya bukan rahasia bahwa sudah ada peraturan bagi para kooruptu, tetapi tetap orang melakukannya, tidak ada rasa takut dan jera. Pasti mereka melakukannya karena di belakang mereka ada orang-orang berpengaruh, para penguasa. Buktinya, kalaupun ketahuan, hukuman mereka jauh lebih sedikit dibandingkan rakyat kecil yang mungkin karena lapat mencuri buah dari ladang orang lain. Masih banyak contoh lain yang bisa kita lihat dalam kehidupan kita. Karena itu pulalah seringkali orang takut untuk menegakkan kebenaran. Itu pulalah pasti yang terjadi di Bait Allah yang dihadapi oleh Yesus. Hal ini benar karena buktinya para imam dan ahli-ahli Taurat malah tidak senang atas sikap Yesus yang hendak mengembalikan fungsi Bait Allah sebagai tempat doa karena sudah menjadi sarang penyamun. Malah dikatakan mereka yang harusnya memelihara kekudusan Bait Allah merencanakan untuk secepatnya membinasakan Yesus. Benarlah bahwa sebenarnya mereka itulah kiranya yang menadi dalang dan beking dari kejahatan yang terjadi di Bait Allah. Walaupun demikian, Yesus tidak gentar, Dia tidak takut dan tetap mengajar di Bait Allah.
Syukurlah bahwa Yesus tetap konsekuen dan setia pada tugas perutusanNya, yakni membawa Kerajaan Allah, membela kebenaran, keadilan dan mengajak kita untuk bertobat dan masuk dalam Kerajaan Allah. Ini menjadi sukacita bagi kita. Lewa hal ini kita bersuka cita karena kita yakin bahwa Yesus tidak akan bisa dihalangi apapun untuk membela kita agar kita masuk surga. Dia adalah Tuhan yang setia, meskipun kita tidak setia. Berbeda dengan pemimpin bangsa ini yang seringkali hanya masin di bibir tetapi menyakitkan dan membinasakan dalam tindakan.
Apa yang dialami Yesus memang juga masih banyak terjadi dalam kehidupan sekarang ini. Orang yang berusaha hidup baik, benar, jujur dan adil seringkali malah disingkirkan dari percaturan hidup ini. Melakukannya untuk diri sendiri saja sudah mendapat resiko tidak baik apalagi bila menjadi pembela kebaikan, kebenaran, keadilan dan kejujuran. Zaman ini malah caranya lebih canggih dalam menyingkirkan orang-orang baik. Oleh karena itulah orang lebih banyak memilih diam dan bahkan ikut ambil bagian dalam kejahatan dunia ini.
Walaupun demikian, apakah kita para pengikut Yesus harus berdiam diri dan melah ikut memelihara kejahatan dalam hidup ini? Tentu tidak demikian yang diharapkan oleh Yesus. Memang dunia tidak berpihak pada kita bila kita berusaha hidup baik, berusaha membela kebenaran, kebaikan, kejujuran dan keadilan, tetapi kita yakin bahwa Yesus Tuhan berpihak kepada kita. Yesus tidak hanya berpihak kepada kita, tetapi Dia sendiri akan menjadi pembela kita karena Dia tidak pernah takut kepada siapapun dalam melakukan kebaikan. Ini hendaknya menjadi semangat dan kekuatan bagi kita agar kita berani menjadi pelaku kebaikan, kebenaran, keadilan dan kejujuran dalam hidup. Ini memang bukan tugas yang mudah. Oleh karena itu, kita tetap memohon kekuatan daripada-Nya, agar Roh Kudus memampukan dan memberanikan kita melakukan seperti yang telah dilakukan oleh Yesus. Kita juga berdoa dan semoga semakin banyak orang yang berani berjuang untuk menciptakan hidup yang lebih baik. Kalaupun kita tidak berani menjadi pelaku kebaikan, paling tidak kita berpihak, mendoakan dan mendukung saudara-saudari kita yang berani memperjuangkan kebaikan. Atau paling tidak kita berusaha melakukan dengan memulainya dengan hal-hal yang kecil di sekitar kita, misalnya dalam keluarga kita, kepada anggota keluarga kita dan juga dalam lingkup Gereja kita. Semoga berkat kuasa Roh Kudus, kita dimampukan dan diberanikan menjadi pelaku dan pejuang kebaikan. Amin.
REFLEKSI RPIBADI:
1. Hari ini, cobalah berani menegur pelanggaran-pelanggaran kecil yang terjadi di sekitar Anda.
2. Coba juga terbuka atas teguran atau kritik dari orang lain.
3. Cobalah melakukan hal-hal yang baik pada hari ini, mulai dari diri Anda dan mulailah dengan hal-hal yang kecil yang kelihatannya sepela.
Lalu Yesus masuk ke Bait Allah dan mulailah Ia mengusir semua pedagang di situ, kata-Nya kepada mereka: "Ada tertulis: Rumah-Ku adalah rumah doa. Tetapi kamu menjadikannya sarang penyamun." Tiap-tiap hari Ia mengajar di dalam Bait Allah. Imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat serta orang-orang terkemuka dari bangsa Israel berusaha untuk membinasakan Dia, tetapi mereka tidak tahu, bagaimana harus melakukannya, sebab seluruh rakyat terpikat kepada-Nya dan ingin mendengarkan Dia.
Demikianlah warta gembira bagi kita hari ini.
PERMENUNGAN:
Setiap orang pasti mengharapkan hal yang baik. Tidak ada seorangpun yang mengharapkan hidup ini penuh dengan kekacauan, tidak seorangpun yang mengharapkan orang lain melakukan hal yang jahat atas dirinya. Namun seringkali kita hanya mengharapkan kebaikan, tetapi tidak melakukannya dan bahkan seakan ikut ‘memelihara’ hal yang tidak baik dalam hidup ini. Mungkin kita tidak melakukannya, tetapi kita tidak berani menyuarakan kebaikan, kebenaran dan keadilan. Kita seringkali berdiam diri ketika melihat sesuatu yang tidak baik terjadi. Lebih banyak orang yang takut untuk memperjuangkan kebenaran karena takut resiko yang tidak baik. Karena memang dalam dunia sekarang ini seringkali orang yang berbuat baik, memperjuangkan kebaikan, kebenaran dan keadilan kurang disenangi dan bahkan ‘dibenci’ oleh banyak orang. Oleh karena itu, tidak sedikit orang yang memilih diam, seakan-akan tidak tahu bila melihat suatu hal yang tidak baik.
Berbeda halnya dengan Yesus, sebagaimana kita dengarkan dalam Injil hari ini. Yesus begitu marah ketika rumah ibadah yang harusnya menjadi tempat berdoa, tempat yang disucikan tetapi dijadikan sebagai sarang penyamun. Bait Allah bukan hanya dicemari dengan pelanggaran-pelanggaran kecil, tetapi justru menjadi sarang penyamun. Dengan ungkapan jadi sarang penyamun, itu menggambarkan betapa besarnya kejahatan yang sudah dilakukan di Bait Allah. Umumnya kejahatan besar terjadi dalam instansi atau lembaga resmi, tentu dibekingi oleh orang-orang besar, orang-orang kaya atau para pejabat tertentu. Contohnya bukan rahasia bahwa sudah ada peraturan bagi para kooruptu, tetapi tetap orang melakukannya, tidak ada rasa takut dan jera. Pasti mereka melakukannya karena di belakang mereka ada orang-orang berpengaruh, para penguasa. Buktinya, kalaupun ketahuan, hukuman mereka jauh lebih sedikit dibandingkan rakyat kecil yang mungkin karena lapat mencuri buah dari ladang orang lain. Masih banyak contoh lain yang bisa kita lihat dalam kehidupan kita. Karena itu pulalah seringkali orang takut untuk menegakkan kebenaran. Itu pulalah pasti yang terjadi di Bait Allah yang dihadapi oleh Yesus. Hal ini benar karena buktinya para imam dan ahli-ahli Taurat malah tidak senang atas sikap Yesus yang hendak mengembalikan fungsi Bait Allah sebagai tempat doa karena sudah menjadi sarang penyamun. Malah dikatakan mereka yang harusnya memelihara kekudusan Bait Allah merencanakan untuk secepatnya membinasakan Yesus. Benarlah bahwa sebenarnya mereka itulah kiranya yang menadi dalang dan beking dari kejahatan yang terjadi di Bait Allah. Walaupun demikian, Yesus tidak gentar, Dia tidak takut dan tetap mengajar di Bait Allah.
Syukurlah bahwa Yesus tetap konsekuen dan setia pada tugas perutusanNya, yakni membawa Kerajaan Allah, membela kebenaran, keadilan dan mengajak kita untuk bertobat dan masuk dalam Kerajaan Allah. Ini menjadi sukacita bagi kita. Lewa hal ini kita bersuka cita karena kita yakin bahwa Yesus tidak akan bisa dihalangi apapun untuk membela kita agar kita masuk surga. Dia adalah Tuhan yang setia, meskipun kita tidak setia. Berbeda dengan pemimpin bangsa ini yang seringkali hanya masin di bibir tetapi menyakitkan dan membinasakan dalam tindakan.
Apa yang dialami Yesus memang juga masih banyak terjadi dalam kehidupan sekarang ini. Orang yang berusaha hidup baik, benar, jujur dan adil seringkali malah disingkirkan dari percaturan hidup ini. Melakukannya untuk diri sendiri saja sudah mendapat resiko tidak baik apalagi bila menjadi pembela kebaikan, kebenaran, keadilan dan kejujuran. Zaman ini malah caranya lebih canggih dalam menyingkirkan orang-orang baik. Oleh karena itulah orang lebih banyak memilih diam dan bahkan ikut ambil bagian dalam kejahatan dunia ini.
Walaupun demikian, apakah kita para pengikut Yesus harus berdiam diri dan melah ikut memelihara kejahatan dalam hidup ini? Tentu tidak demikian yang diharapkan oleh Yesus. Memang dunia tidak berpihak pada kita bila kita berusaha hidup baik, berusaha membela kebenaran, kebaikan, kejujuran dan keadilan, tetapi kita yakin bahwa Yesus Tuhan berpihak kepada kita. Yesus tidak hanya berpihak kepada kita, tetapi Dia sendiri akan menjadi pembela kita karena Dia tidak pernah takut kepada siapapun dalam melakukan kebaikan. Ini hendaknya menjadi semangat dan kekuatan bagi kita agar kita berani menjadi pelaku kebaikan, kebenaran, keadilan dan kejujuran dalam hidup. Ini memang bukan tugas yang mudah. Oleh karena itu, kita tetap memohon kekuatan daripada-Nya, agar Roh Kudus memampukan dan memberanikan kita melakukan seperti yang telah dilakukan oleh Yesus. Kita juga berdoa dan semoga semakin banyak orang yang berani berjuang untuk menciptakan hidup yang lebih baik. Kalaupun kita tidak berani menjadi pelaku kebaikan, paling tidak kita berpihak, mendoakan dan mendukung saudara-saudari kita yang berani memperjuangkan kebaikan. Atau paling tidak kita berusaha melakukan dengan memulainya dengan hal-hal yang kecil di sekitar kita, misalnya dalam keluarga kita, kepada anggota keluarga kita dan juga dalam lingkup Gereja kita. Semoga berkat kuasa Roh Kudus, kita dimampukan dan diberanikan menjadi pelaku dan pejuang kebaikan. Amin.
REFLEKSI RPIBADI:
1. Hari ini, cobalah berani menegur pelanggaran-pelanggaran kecil yang terjadi di sekitar Anda.
2. Coba juga terbuka atas teguran atau kritik dari orang lain.
3. Cobalah melakukan hal-hal yang baik pada hari ini, mulai dari diri Anda dan mulailah dengan hal-hal yang kecil yang kelihatannya sepela.
0 comments:
Post a Comment
Syalom. Terimakasih atas kunjungan dan komentarnya.Semoga Tuhan memberkati para Saudara.