RENUNGAN MASA Natal : 2 JANUARI 2014
(Peringatan Wajib Basilius Agung dan Gregorius dr Nazianze )
1Yoh. 2:22-28; Mzm. 98:1,2-3ab,3cd-4; Yoh. 1:19-28
BACAAN INJIL :
Inilah kesaksian Yohanes ketika orang Yahudi dari Yerusalem mengutus beberapa imam dan orang-orang Lewi kepadanya untuk menanyakan dia: "Siapakah engkau?" Ia mengaku dan tidak berdusta, katanya: "Aku bukan Mesias." Lalu mereka bertanya kepadanya: "Kalau begitu, siapakah engkau? Elia?" Dan ia menjawab: "Bukan!" "Engkaukah nabi yang akan datang?" Dan ia menjawab: "Bukan!" Maka kata mereka kepadanya: "Siapakah engkau? Sebab kami harus memberi jawab kepada mereka yang mengutus kami. Apakah katamu tentang dirimu sendiri?" Jawabnya: "Akulah suara orang yang berseru-seru di padang gurun: Luruskanlah jalan Tuhan! seperti yang telah dikatakan nabi Yesaya." Dan di antara orang-orang yang diutus itu ada beberapa orang Farisi. Mereka bertanya kepadanya, katanya: "Mengapakah engkau membaptis, jikalau engkau bukan Mesias, bukan Elia, dan bukan nabi yang akan datang?" Yohanes menjawab mereka, katanya: "Aku membaptis dengan air; tetapi di tengah-tengah kamu berdiri Dia yang tidak kamu kenal, yaitu Dia, yang datang kemudian dari padaku. Membuka tali kasut-Nya pun aku tidak layak."
Hal itu terjadi di Betania yang di seberang sungai Yordan, di mana Yohanes membaptis.
RENUNGAN :
Para saudara, kehadiran Yohanes membuat banyak orang yang kagum sehingga mereka ingin mengetahui siapa kiranya dia. Pada saat itu, banyak orang mengira bahwa dialah Mesias yang dijanjikan para nabi, ada pula yang berpikir bahwa dia adalah nabi Elia atau salah seorang nabi besar. Oleh sebab itu, orang bertanya kepada dia, siapa dia sebenarnya.
Menanggapi pertanyaan itu, Yohanes Pembaptis dengan rendah hati dan tegas mengatakan bahwa dia bukanlah Mesias, bukan pula nabi Elia ataupun dari salah seorang nabi. Dia mengakui diri bahwa dia hanya suara yang berseru-seru di padang gurun: Luruskanlah jalan Tuhan! seperti yang telah dikatakan nabi Yesaya. (Yoh. 1:19-28)
Sungguh Yohanes pembaptis tidak hanyat akan popularitas dirinya, dia menggunakan kesempatan itu menjadi jalan untuk mencari nama besar atau kemuliaan dirinya. Sebab bisa saja saat itu dia mengaku diri Mesias ataupun salah seorang nabi besar.
Namun kiranya Yohanes tetap setia pada tugas perutusannya yang hanya orang yang berseru-seru mempersiapkan jalan bagi kedatangan Sang Mesias. Dia tetap bersikap rendah hati, yang nyata dalam kejujuran mengakui siapa dirinya dan juga kesadaran bahwa dia hanya untuk memuliakan Tuhan.
Yohanes Pembaptis sungguh harus menjadi teladan bagi kita dalam menjalani hidup pada tahun 2014 ini. Pada awal tahun ini, hendaknya kita tanamkan dalam diri dan akan kita hayati yakni kerendahan hati di hadapan Tuhan dan sesama, dan kesadaran diri bahwa kita hidup untuk melayani serta memuliakan Tuhan. Sungguh Tentu kita masih merasakan kegembiaraan tahun baru, dan kita semua tentu berharap agar tahun ini lebih baik dari tahun sebelumnya.
Dalam kegembiraan memasuki tahun baru, kita perlu menyadari bahwa kita bisa melewati tahun yang lama dan memasuki tahun baru adalah karena Tuhan memberkati dan senantiasa menyertai kita. Tanpa Tuhan, semuanya itu tidak akan terjadi.
Oleh sebab itu, hendaknya kita senantiasa bersikap rendah hati di hadapan Tuhan, sehingga kita senantiasa memohonkan pertolongan Tuhan dan menyerahkan seluruh hidup kita kepadanya. Kitapun harus dengan rendah hati menyadari kita hidup karena Tuhan yang memberi dan kita hidup untuk memuliakan Tuhan. Sehingga seluruh hidup dan pelayanan kita hendaknya untuk memuliakan Tuhan.
Selemat melanjutkan aktifitas. Tuhan memberkati.
0 comments:
Post a Comment
Syalom. Terimakasih atas kunjungan dan komentarnya.Semoga Tuhan memberkati para Saudara.