Paus: Tahun 2014, mengubah permusuhan menjadi persaudaraan
Paus Fransiskus meletakkan harapannya untuk tahun yang baru saja dimulai dengan mendesak orang-orang untuk bekerja bagi sebuah dunia di mana setiap orang menerima perbedaan satu sama lain, dan di mana musuh mengakui bahwa mereka adalah saudara.
“Kita semua adalah anak-anak dari satu ayah surgawi, kita milik keluarga manusia yang sama dan kita berbagi nasib yang sama,” kata Paus hari Rabu (1/1) ketika berbicara dari jendela studionya menghadap Lapangan Santo Petrus, Roma, di mana penuh sesak dengan puluhan ribu umat, wisatawan.
“Hal ini membawa tanggung jawab masing-masing untuk bekerja agar dunia menjadi sebuah komunitas persaudaraan yang saling menghormati, saling menerima dalam keragaman, dan mengurus satu sama lain,” kata Paus seperti dilansir satuharapan.com.
Paus sempat sejenak menyisihkan teks yang telah disiapkan, dia menyatakan ketidaksabarannya dengan kekerasan di dunia ini. “Apa yang terjadi di hati manusia? Apa yang terjadi di jantung manusia?” tanya Paus. “Sudah waktunya untuk berhenti.”
Dia mengatakan tentang refleksi ini terinspirasi oleh surat yang dia terima dari seorang laki-laki. ”Mungkin salah satu dari kalian,” kata dia. Yang menyesalkan bahwa ada “begitu banyak tragedi dan perang di dunia.”
“Saya juga percaya bahwa hal itu akan baik bagi kita untuk menghentikan jalan kekerasan dan mencari perdamaian,” kata Paus.
Dia juga menyatakan harapan bahwa “Injil persaudaraan berbicara kepada setiap hati nurani dan merobohkan dinding yang menghalangi musuh untuk mengakui bahwa mereka adalah saudara.”
Paus mengatakan, tahun baru akan lebih cerah hanya jika semua orang langkah ke luar dengan aman dalam surga mereka, akan terlibat dan bekerja sama untuk memecahkan masalah-masalah lokal dengan kemurahan hati dan cinta.
Dengan menutup tahun 2013, biarkan semua orang meminta Tuhan untuk pengampunan dan berterima kasih atas kesabaran dan kasih-Nya, kata Paus ketika memimpin doa malam hari Selasa (31/12).
Paus meminta orang untuk merenungkan bagaimana mereka telah menghabiskan tahun lalu, hari-hari yang berharga, minggu dan bulan yang Tuhan berikan sebagai hadiah untuk semua orang.
“Apakah kita menggunakannya sebagian besar untuk diri kita sendiri, untuk kepentingan kita sendiri atau untuk orang lain juga?”
Kualitas hidup di masyarakat, sebagaimana terlihat, bergantung pada setiap orang. “Wajah kota adalah seperti sebuah mosaik di mana keramik semua orang yang tinggal di sana,” kata dia.
Disadur dari: indonesia.ucanews.com
0 comments:
Post a Comment
Syalom. Terimakasih atas kunjungan dan komentarnya.Semoga Tuhan memberkati para Saudara.