MARI MELAKUKAN
MUDIK ROHANI/KEHIDUPAN!
Dalam Wikipedia mudik adalah kegiatan perantau/ pekerja migran untuk
kembali ke kampung halamannya. Kata mudik berasal dari sandi kata bahasa Jawa
ngoko yaitu mulih
dilik yang berarti pulang sebentar. Mudik di Indonesia
identik dengan tradisi tahunan yang terjadi menjelang hari raya besar keagamaan
misalnya menjelang Lebaran. Pada saat itulah ada kesempatan untuk berkumpul
dengan sanak saudara yang tersebar di perantauan, selain tentunya juga sowan
dengan orang tua.
Pada masa
sekarang mudik bukan hanya pada saat menjelang hari raya besar keagamaan, juga
terjadi saat menjelang tahun baru. Orang mudik ke kampung halaman bukan hanya
sekedar untuk bertemu atau berkumpul dengan keluarga, juga mau bertemu dengan
kerabat lain dan juga teman-teman sekampung. Selain itu orang mudik ke kampung
halaman yang tentunya tempat itu punya kenangan tersendiri bagi yang mudik, terutama
tentunya kenangan baik. Dengan mudik, orang mau mengenang kembali masa-masa
ketika bersama keluarga ataupun dengan sesama yang tinggal di kampung, berbagi
cerita dan berbagi sukacita.
Kalau umumnya
orang melakukan mudik ke kampun halaman menjelang tahun baru, baiklah kiranya
kita juga mengadakan mudik rohani atau juga mudik kehidupan. Menjelang
meninggalkan tahun 2013 ini dan menjelang memasuki tahun 2014, baiklah kita
mudik kehidupan, juga mudik rohani dengan melihat kembali bagaimana kehidupan
kita sepanjang tahun yang hendak kita lalui ini, sejak tahun baru 2013 hingga
akhir tahun 2013 ini. Hal ini kiranya perlu kita lakukan untuk menyadarkan kita
bahwa kita sungguh patut bersyukur pada Tuhan atas perlindungan-Nya kepada kita
sepanjang tahun ini. Juga perlu untuk melihat kembali hidup kita sepanjang
tahun ini untuk menjadi perbandingan dan juga menjadi modal kita untuk memasuki
tahun yang akan kita jalani.
Selama setahun
ini, pasti banyak yang telah kita alami, baik pengalaman yang tidak
menyenangkan maupun pengalaman yang menyenangkan. Pengalaman yang menyenangkan
selama tahun ini tentunya membuat kita bersemangat untuk memasuki tahun yang
akan kita jalani. Semuanya itu bisa menjadi modal kita dalam memasuki tahun
baru dengan harapan di tahun yang baru kita akan lebih baik lagi dan lebih
banyak mengalami pengalaman yang menyenangkan.
Namun kiranya,
hendaknya kita tidak hanya melihat kembali pengalaman yang menyenangkan
sepanjang tahun ini. Kita juga perlu melihat kembali pengalaman-pengalaman yang
tidak menyenangkan sepanjang tahun ini. Dengan mengingat kembali pengalaman
yang tidak menyenangkan selama tahun ini, bukan berarti kita mau mengungkit
luka lama hidup yang mungkin membuat kita bersedih. Namun dengan
mengingat-ingat kembali pengalaman yang tidak menyenangkan kita, kita mau
melajar untuk memperbaikinya kembali pada tahun yang baru nanti. Tidak bisa
dipingkuri bahwa kita pasti banyak mengalami pengalaman yang tidak menyenangkan,
pengalaman yang sangat berat selama tahun ini.
Namun sebelum
mengakhiri tahun ini baiklah kita menyadari bahwa betapun beratnya pengalaman
itu selama tahun ini, kita masih bisa bertahan dan saat ini bersiap-siap untuk
memasuki tahun yang baru. Kita bisa bertahan dan melalui tahun ini adalah
karena memang Tuhan selalu menyertai perjalanan hidup kita dan Dia juga memberi
kekuatan dan berkat-Nya kepada kita. Ini kiranya perlu kita sadari sehingga
saat meninggalkan tahun ini kita tinggalkan dengan ucapan syukur kepada Tuhan. Kalau
bukan karena Tuhan, kita tidak bisa bertahan dan melalui tahun ini. Jangan biarkan
tahun ini berlalu begitu saja tanpa mengucapkan syukur pada Tuhan. Jangan biarkan
tahun ini berlalu dengan rasa sedih atau dengan penuh beban berat karena
pengalaman yang tidak menyenangkan selama tahun ini, agar tidak membebani kita
dalam memasuki tahun yang akan kita masuki.
Kita juga perlu
mudik sebentar ke kehidupan kita selama tahun ini. Bagaimana hidup kita selama
setahun ini; Apakah kita sungguh-sungguh hidup sebagai orang beriman? Apakah
sebagai orang beriman, hidup kita selama ini sudah memberi makna bagi banyak
orang? Atau apakah kita hidup hanya untuk diri sendiri, mencari kesenangan
sendiri dan hanya memikirkan diri sendiri? Apakah kita hidup hanya mengejar
prestasi, hanya sibuk dengan rutinitas pekerjaan tanpa peduli dengan hidup
rohani, hidup iman kita? Apakah selama ini kita punya kepedulian kepada sesama?
Masih banyak hal kiranya yang patut kita renungkan sehubungan dengan hidup iman
kita selama setahun ini. Ingatlah bahwa hidup kita selama setahun ini adalah
hidup penuh cukacita dan berarti bukan karena kita mendapatkan yang kita
inginkan, bukan pula karena selama setahun ini kita sukses dalam pekerjaan,
bukan pula karena selama setahun ini apa yang kita rencanakan berjalan dengan
baik. Namun yang terutama adalah bahwa hidup kita selama ini bermakna bukan
hanya untuk diri sendiri tetapi juga untuk sesama kita atau banyak orang. Bila hidup
kita selama setahun ini memberi makna kepada banyak orang, maka layaklah kita
meninggalkan tahun ini dan mamasuki tahun baru dengan penuh sukacita iman.
Apakah di tahun yang akan kita masuki, hidup
kita akan lebih baik daripada tahun ini? Kita hanya berharap demikian, tidak
ada yang bisa menjamin bahwa hidupnya akan lebih baik lagi di tahun baru ini. Namun
belajar dari pengalaman hidup selama setahun ini, kita boleh berharap banyak
akan hidup lebih baik pada tahun yang baru dengan suatu keyakinan pasti bahwa
Tuhan pasti selalu memberkati kita pada tahun yang baru ini. Tuhan tidak pernah
meninggalkan hidup kita, Dia akan selalu menyertai, membantu dan memberi
kekuatan kepada kita dalam perjalan hidup pada tahun yang baru nanti. Kita memasuki
tahun yang baru dengan keyakinan iman bahwa Tuhan pasti menyertai kita sehingga
apapun yang kita alami nanti pada tahun yang baru, kita akan mampu menghadapi
dan melaluinya kembali hingga akhir tahun yang baru nanti.
Tahun yang baru
adalah rahmat dan berkat Tuhan; kesempatan hidup yang diberikan oleh Tuhan bagi
kita, sehingga kita meninggalkan tahun yang sekarang dan memasuki tahun baru
dengan penuh sukacita iman kepada Tuhan. Tahun yang baru harus kita sambut
dengan penuh kegembiraan atau sukacita. Menyambut tahun yang baru dengan
kegembiraan atau sukacita bukan berarti harus dengan pesta pora atau
berfoya-foyah. Sangat disayangkan bahwa seringkali banyak orang menyambut tahun
baru hanya dengan pesta pora; baik itu dengan makan-makan, kembang api dan
hingar bingar musik atau kendaraan. Memang semuanya itu adalah bentuk luapan
kegembiraan.
Namun kiranya
semuanya itu tidak akan memberi makna apa-apa bagi kita pada tahun yang baru
bila kita tidak mensyukuri hidup pada tahun yang kita lewati dan berserah diri
pada Tuhan pada tahun yang baru dengan memohon perlindungan dan pertolongan
Tuhan selama tahun yang baru. Selain itu baiklah sebelum memasuki tahun yang
baru, kita memiliki tekat dan niat untuk hidup lebih baik lagi juga dalam hal
hidup iman. Sangat lebih baik lagi bila saat kita meninggalkan tahun 2013 kita
melakukan perbuatna baik, demikian juga saat memasuki tahun 2014 dengan
melakukan perbuatan baik. Kita mengakhiri tahun 2013 dan mengawali tahun 2014 dengan
melakukan perbuatan baik kepada sesama. Mungkin, sangat lebih menggembirakan
bila biaya yang kita persiapkan untuk kita habiskan dalam mengakhiri tahun 2013
dan menyongsong tahun 2014, itu kita persembahkan kepada Tuhan dengan memberi
kepada sesama yang berkekurangan.
Maka baiklah kita meninggalkan tahun
yang lama dengan sukacita iman dengan mengambil waktu sejenak berdoa baik
secara pribadi maupun bersama keluarga untuk bersyukur atas kasih perlindungan Tuhan kepada
kita selama tahun yang kita lalui dan memohon agar dalam perjalanan hidup selama tahun yang baru
Tuhan memberi yang terbaik kepada kita, dengan tidak lupa niat dan tekat untuk
hidup lebih baik lagi.
Selamat
meninggalkan tahun 2013 dengan sukacita iman dan selamat memasuki tahun 2014
dengan sukacita iman pula. Tuhan Yesus memberkati kita.
0 comments:
Post a Comment
Syalom. Terimakasih atas kunjungan dan komentarnya.Semoga Tuhan memberkati para Saudara.