RENUNGAN HARIAN BIASA
SENIN 20 JANUARI 2014
(Sebastianus, Fabianus Angelo Paoli, Siprianus Michael Tansi, Yoh. Pembaptis dr Triquerie)
1Sam. 15:16-23; Mzm. 50:8-9; 16bc-17,21,23; Mrk. 2:18-22
INJIL :
Pada suatu kali ketika murid-murid Yohanes dan orang-orang Farisi sedang berpuasa, datanglah orang-orang dan mengatakan kepada Yesus: "Mengapa murid-murid Yohanes dan murid-murid orang Farisi berpuasa, tetapi murid-murid-Mu tidak?" Jawab Yesus kepada mereka: "Dapatkah sahabat-sahabat mempelai laki-laki berpuasa sedang mempelai itu bersama mereka? Selama mempelai itu bersama mereka, mereka tidak dapat berpuasa. Tetapi waktunya akan datang mempelai itu diambil dari mereka, dan pada waktu itulah mereka akan berpuasa. Tidak seorangpun menambalkan secarik kain yang belum susut pada baju yang tua, karena jika demikian kain penambal itu akan mencabiknya, yang baru mencabik yang tua, lalu makin besarlah koyaknya. Demikian juga tidak seorangpun mengisikan anggur yang baru ke dalam kantong kulit yang tua, karena jika demikian anggur itu akan mengoyakkan kantong itu, sehingga anggur itu dan kantongnya dua-duanya terbuang. Tetapi anggur yang baru hendaknya disimpan dalam kantong yang baru pula."
RENUNGAN :
Berpuasa dan berpantang adalah salah satu bentuk penghyatan iman, dan masih banyak bentuk lain yang bisa dilakukan oleh manusia. Bentuk ulah kesalehan itu tidak sama bagi semua orang, namun tetap harus ada yang sama dalam semuanya itu, yakni motivasi melakukannya. Setiap orang bisa melakukan banyak kegiatan ulah kesalehan sebagai penghayatan iman, tetapi tetapi harus dilihat apa yang menjadi motivasi melakukan semuanya itu. Bisa saja orang malakukan ulah kesalehan rohani bukan dengan tujuan iman yang sungguh-sungguh.
Ketika orang-orang melihat bahwa murid-murid Yesus tidak berpuasa, mereka mempertanyakan hal itu kepada Yesus, sebab murid-murid Yohanes dan orang-orang Farisi biasa melaksanakan puasa. Yesus menanggapi protes itu dengan mengatakan, “Dapatkah sahabat-sahabat mempelai laki-laki berpuasa sedang mempelai itu bersama mereka? Selama mempelai itu bersama mereka, mereka tidak dapat berpuasa.” Jawaban Yesus seakan menyatakan bahwa berpuasa itu tidak perlu dan tidak baik. Jelas bukan demikian maksud Yesus dengan jawaban yang diberikan-Nya.
Namun Yesus mau mengingatkan mereka akan maksud dari berpuasa yang dilakukan. Yesus mengingatkan demikian karena mereka melakukan puasa bukan dengan tujuan untuk semakin mendekatkan diri dengan Tuhan dan malah untuk bersatu dengan Tuhan. Kalau sekiranya mereka melakukan puasa dengan benar, tentu mereka menyadari dan meyakini bahwa Yesus adalah Tuhan, Mesias yang telah hadir, sehingga mereka mengikuti Yesus seperti yang dilakukan oleh para murid. Namun kiranya tidak melakukan puasa dengan tujuan iman, hanya sekedar mengikuti aturan dan bahkan tidak jarang hanya untuk mendapat pujian dari orang lain.
Oleh sebab itu Yesus tetap mengajarkan bahwa puasa itu penting, tetapi bagi para murid yang mengikuti Dia, saat itu mereka tidak membutuhkan puasa karena Yesus telah hadir di tengah-tengah mereka, namun Yesus mengatakan bahwa kelak para murid juga akan melakukan puasa untuk mendekatkan diri dengan Yesus ketika Yesus tidak hadir lagi di tengah-tengah mereka.
Bila mereka melakukan puasa itu dengan benar, maka mereka percaya dan mengikuti Yesus. Percaya dan mengikuti Yesus berarti mereka hidup menjadi manusia baru karena hidup menurut ajaran dan teladan Yesus sendiri. Namun kiranya orang-orang Farisi melakukan puasa bukan dengan benar, karena mereka masih hidup dalam manusia lama mereka.
Nah sekarang, menjadi permenungan bagi kita; Bagaimana hidup iman kita selama ini? Apakah kita melakukan ulah kesalehan iman kita untuk mendekatkan diri dan bahkan bersatu dengan Tuhan? Kalau kita sungguh-sungguh menghayati iman kita dengan melakukan perbuatan-perbuatan baik dengan tulus, maka hidup kita semakin dekat dengan Tuhan dan kitapun hidup menjadi manusia baru. Dengan demikian, ulah kesalehan yang kita lakukan sebagai perngahayatan iman, haruslah dengan tujuan untuk mendekatkan diri kita dengan Tuhan. Kedekatan kita dengan Tuhan akan tampak dalam hidup nyata kita yang mana kita hidup menjadi manusia baru dalam Tuhan, yang hidup seturut sabda dan teladan hidup Yesus sendiri. Amin.
0 comments:
Post a Comment
Syalom. Terimakasih atas kunjungan dan komentarnya.Semoga Tuhan memberkati para Saudara.