RENUNGAN HARIAN, PEKAN BIASA II:
SABTU 25 JANUARI 2014
(Pesta Bertobatnya S. Paulus, Hari Penutup Pekan Doa Sedunia)
Kis. 22:3-16 atau Kis. 9:1-22; Mzm. 117:1,2; Mrk. 16:15-18
INJIL :
Lalu Ia berkata kepada mereka: "Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk. Siapa yang percaya dan dibaptis akan diselamatkan, tetapi siapa yang tidak percaya akan dihukum. Tanda-tanda ini akan menyertai orang-orang yang percaya: mereka akan mengusir setan-setan demi nama-Ku, mereka akan berbicara dalam bahasa-bahasa yang baru bagi mereka mereka akan memegang ular, dan sekalipun mereka minum racun maut, mereka tidak akan mendapat celaka; mereka akan meletakkan tangannya atas orang sakit, dan orang itu akan sembuh."
RENUNGAN :
Menjadi murid Yesus tidak hanya sekedar untuk mengikuti Dia tetapi sekaligus siap menerima perutusan dari Yesus sendiri. Barang siapa mau menjadi murid Yesus, dia juga harus siap menerima perutusan untuk mewartakan Injil ke seluruh dunia. Tidak mungkin orang mau menjadi murid Yesus tetapi tidak mau diutus untuk mewartakan Injil kepada semua makhluk. Sehingga diutus mewartakan injil menjadi keharusan bagi siapapun yang mau menjadi murid Yesus.
Sebagaimana kita dengarkan dalam injil hari ini, Yesus memerintahkan para murid dan kita semua untuk pergi ke seluruh dunia, memberitakan Injil kepada segala makhluk. Siapa yang percaya dan dibaptis akan diselamatkan, tetapi siapa yang tidak percaya akan dihukum. Tujuan pewartaan kita dalah agar orang dan semua makhluk pada akhirnya diselamatkan, sebab Allah menghendaki semua orang beroleh keselamatan kekal. Maka tugas kitalah untuk mewujudkan kehendak Allah yang menghendaki semua orang selamat.
Dalam menjalankan tugas perutusan, tidak berarti kita harus meninggalkan pekerjaan atau dunia kita, dan kita pergi ke tempat asing atau menjadi misionaris ke tempat jauh. Tidak semuanya harus demikian, walaupun ada yang mendapat panggilan demikian. Semua kita harus menjadi misionaris dalam dunia kehidupan kita masing-masing dengan cara masing-masing sesuai dengan kemampuan dan kesanggupan kita. Dalam tugas perutusan itu, Yesus meminta kita agar orang yang dan dibaptis akan diselamatkan.
Hal ini bukan berarti bahwa kita mengharapkan agar orang dibaptis dalam arti masuk menjadi anggota dalam Gereja kita. Namun yang menjadi tujuan pertama adalah agar orang percaya kepada Yesus Tuhan, mengikuti Tuhan lewat baptisan dan pada akhirnya mereka beroleh keselamatan.
Kiranya tugas perutusan ini hingga saat ini masih sangat perlu kita jalankan. Sebagaimana kami katakan, kita tidak perlu pergi ke tempat jauh, tempat orang-orang yang belum mengenal Yesus.
Di sekitar kita, juga masih banyak orang yang belum sungguh percaya kepada Yesus, bahkan dalam kalangan orang yang mengaku diri sebagai pengikuti Yesus, masih banyak juga yang belum sungguh percaya kepada Yesus. Percaya kepada Yesus, berarti mengikuti sabda dan teladan hidup Yesus dan mau diutus mewartakan Injil Yesus. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa orang yang belum mejalankan tugas perutusan, itu sama halnya belum sungguh percaya kepada Yesus.
Yesus tidak hanya sekedar mengutus kita tanpa memberi bekal kepada kita.
Bekal yang paling penting diberikan-Nya kepada kita adalah bahwa Dia menjamin akan menyertai kita dengan kuasa dan kasih-Nya. Oleh sebab itu, kita tidak usah takut dan khawatir dalam menjalankan tugas perutusan itu, kita harus yakin bahwa Tuhan senantiasa menyertai dan menolong kita. Namun kiranya apa yang dikatakan oleh Yesus dalam injil hari ini tidak boleh ditafsirkan begitu saja, misalnya perkataan Yesus yang mengatakan, “...bagi mereka mereka akan memegang ular, dan sekalipun mereka minum racun maut, mereka tidak akan mendapat celaka; mereka akan meletakkan tangannya atas orang sakit, dan orang itu akan sembuh." Sehingga kita mencoba-coba untuk memegang ular. Bila hal itu kita lakukan, itu berarti sama halnya kita mencobai Tuhan Allah.
Maksud dari perkataan itu adalah, agar kita tidak usah takut dlaam menjalankan tugas perutusan, ktia harus hidup dalam iman dan keyakinan bahwa Tuhan akan senantiasa menyertai dan menolong kita. Dengan demikian, justru dengan keyakinan itu, kita sekaligus bersaksi bukan dengan kata-kata tetapi dengan hidup nyata, yakni hidup yang penuh iman dan percaya kepada Tuhan, walau menghadapi cobaan, persoalan dan hidup penuh cinta kasih.
Contoh teladan dalam menjalankan tugas perutusan ini adalah Santo Paulus. Sebagaimana tema perayaan liturgi hari ini adalah pertobatan santo paulus, jelas kepada kita dikatakan bahwa dulunya Paulus adalah orang yang menganiaya orang-orang Kristen. Pada akhirnya Paulus bertobat dan dia tidak sekedar menjadi percaya kepada Yesus, tetapi dia yang dulunya menganiaya para pengikuti Yesus, malah menjadi murid yang dengan berani mewartakan Yesus. Semoga kita seperti Paulus, mewartakan Yesus Kristus kepada semua orang. Amin.
0 comments:
Post a Comment
Syalom. Terimakasih atas kunjungan dan komentarnya.Semoga Tuhan memberkati para Saudara.