RENUNGAN HARIAN BIASA
RENUNGAN 22 JANUARI 2014
(Vincentius, Laura Vicuna )
1Sam. 17:32-33,37,40-51; Mzm. 144:1,2,9-10; Mrk. 3:1-6
INJIL :
Kemudian Yesus masuk lagi ke rumah ibadat. Di situ ada seorang yang mati sebelah tangannya. Mereka mengamat-amati Yesus, kalau-kalau Ia menyembuhkan orang itu pada hari Sabat, supaya mereka dapat mempersalahkan Dia. Kata Yesus kepada orang yang mati sebelah tangannya itu: "Mari, berdirilah di tengah!" Kemudian kata-Nya kepada mereka: "Manakah yang diperbolehkan pada hari Sabat, berbuat baik atau berbuat jahat, menyelamatkan nyawa orang atau membunuh orang?" Tetapi mereka itu diam saja. Ia berdukacita karena kedegilan mereka dan dengan marah Ia memandang sekeliling-Nya kepada mereka lalu Ia berkata kepada orang itu: "Ulurkanlah tanganmu!" Dan ia mengulurkannya, maka sembuhlah tangannya itu. Lalu keluarlah orang-orang Farisi dan segera bersekongkol dengan orang-orang Herodian untuk membunuh Dia.
RENUNGAN :
Yesus sungguh mengasihi manusia dan selalu berbuat baik kepada manusia. Yesus tidak pernah tega melihat manusia yang menderita, Yesus pasti akan memberi pertolongan, walaupun hari itu adalah hari Sabat dan Dia dianggap melanggar aturan hari sabat yang tidak memperbolehkan bekerja, juga berbuat baik. Bagi Yesus, berbuat baik kepada sesama terutama yang menderita, tidak mengenal waktu dan tempat. Yesus akan selalu berbuat baik kapanpun, di manapun dan kepada siapapun. Tidak ada yang bisa menghalangi Yesus dalam menyatakan kasih-Nya kepada manusia.
Berbeda halnya dengan orang-orang Farisi yang lebih mengutamakan aturan hari sabat dan tidak peduli dengan sesama yang menderita. Sungguh bagi kita terasa aneh sikap orang-orang Farisi sebagaimana kita dengarkan dalam injil hari ini. Sebagaimana kita dengarkan dalam injil hari ini, Yesus masuk ke rumah ibadat dan orang-orang Farisi juga hadir di tempat itu. Namun mereka masuk rumah ibadat bukan karena ingin mendengarkan pengajaran Yesus, tetapi ingin memata-matai Yesus siapa tahun Yesus menyembuhkan orang itu pada hari Sabat. Yesus tahu pikiran jahat mereka, dan bahkan Yesus malah menantang orang-orang Farisi dengan menyembuhkan orang yang mati sebelah tangannya yang ada di rumah ibadat itu.
Orang Farisi yang melihat hal itu mempersalahkan Yesus karena dianggap sudah melanggar aturan sabat. Sungguh aneh sikap orang-orang Farisi itu. Mereka tentunya sudah lama mengenal orang sakit itu dan tentunya senang karena akhirnya Yesus menyembuhkan orang sakit itu. Namun justru mereka mempersalahkan Yesus yang dianggap melanggar aturan hari sabat. Bagi mereka lebih utama mengikuti aturan daripada kesembuhan orang sakit itu. Mereka taat pada aturan tetapi tidak peduli dengan orang lain.
Semoga kita sebagai orang beriman juga meneladan Yesus, mengutamakan perbuatan kasih kepada sesama, selalu berusaha dan berjuang untuk berbuat kasih walaupun mungkin kita mendapat tantangan karena perbuatan baik itu.
Kita sungguh orang beriman kalau kita selalu berbuat baik kepada sesama. Janganlah kita seperti orang-orang Farisi dengan hidup beriman, taat pada aturan tetapi tidak peduli dengan sesama yang menderita yang ada di sekitar kita. Sudah seharusnya, mengasihi dan perbuatan baik kepada sesama lebih utama dengan liturgi atau ketaatan pada aturan agama. Janganlah kiranya kita tidak seperti orang Farisi yang mempersalahkan Yesus karena menyembuhkan orang sakit pada hari sabat.
Yesus bukan melanggar aturan hari sabat, tetapi Yesus mengembalikan makna hari sabat itu sendiri. Hari sabat adalah hari Tuhan, hari yang diperuntukkan untuk Tuhan.
Dengan demikian, hukum hari sabat mengajarkan kepada kita agar kita mempersembahkan hari itu untuk memuliakan Tuhan. Itu berarti pada hari sabat hendaknya kita menghindarkan pekerjaan yang merugikan orang lain atau perbuatan yang tidak sesuai dengan kehendak Tuhan. Dengan demikian, justru pada hari sabat kita diajak untuk melakukan perbuatan baik kepada sesama.
Maka semoga kita tidak hanya mengatakan diri sebagai orang beriman, tetapi tidak peduli dan tidak berbuat baik kepada sesama. Semoga kita mengisi hari Minggu dengan perbuatan-perbuatan baik kepada sesama. Amin.
0 comments:
Post a Comment
Syalom. Terimakasih atas kunjungan dan komentarnya.Semoga Tuhan memberkati para Saudara.