RENUNGAN HARIAN BIASA
SELASA 21 JANUARI 2014
(Peringatan Wajib St. Agnes)
1Sam. 16:1-13; Mzm. 89:20,21-22,27-28; Mrk. 2:23-28
INJIL :
Pada suatu kali, pada hari Sabat, Yesus berjalan di ladang gandum, dan sementara berjalan murid-murid-Nya memetik bulir gandum. Maka kata orang-orang Farisi kepada-Nya: "Lihat! Mengapa mereka berbuat sesuatu yang tidak diperbolehkan pada hari Sabat?" Jawab-Nya kepada mereka: "Belum pernahkah kamu baca apa yang dilakukan Daud, ketika ia dan mereka yang mengikutinya kekurangan dan kelaparan, bagaimana ia masuk ke dalam Rumah Allah waktu Abyatar menjabat sebagai Imam Besar lalu makan roti sajian itu?yang tidak boleh dimakan kecuali oleh imam-imam?dan memberinya juga kepada pengikut-pengikutnya. Lalu kata Yesus kepada mereka: "Hari Sabat diadakan untuk manusia dan bukan manusia untuk hari Sabat, jadi Anak Manusia adalah juga Tuhan atas hari Sabat."
RENUNGAN :
Orang Farisi begitu kaget dan mungkin juga marah ketika melihat para murid Yesus berjalan sambil memetik gandam dan memakannya. Bagi orang Farisi tindakan para murid dianggap melanggar hukum hari Sabat karena memetik gandum pada hari Sabat dianggap bekerja sedangkan hari Sabat orang dilarang bekerja. Selain itu, jelas bagi mereka bahwa tindakan para murid dianggap salah karena mereka memetik gandum dari ladang orang lain. Karena itulah mereka langsung mempertanyakan kepada Yesus sehubungan dengan tindakan para murid, dan ini jelas juga bernada teguran kepada Yesus yang seakan tidak mengajari para murid-Nya.
Tanggapan Yesus atas teguran orang-oran Farisi, tentu bukan berarti bahwa Yesus tidak menghargai hari Sabat. Namun jawaban Yesus jelas sekaligus menegus sikap orang-orang Farisi yang tidak mengerti makna hari sabat. Yesus bukan mau membela para murid berjalan sambil memetik gandum dari kebun yang mereka lewati. Namun para murid melakukan demikian bukan berkamsud mencuri gandum orang lain tetapi karena mereka sedang dalam kelaparan sehabis perjalanan mereka mengikuti Yesus. Jawaban Yesus sekaligus mau menegur orang-orang Farisi yang tentunya sedang kelaparan dengan demikian harusnya membari para murid makan, bukannya menegur Yesus atas perbuatan para murid.
Yesus mengingatkan orang-orang Farisi bahwa aturan hari Sabat dibuat untuk membantu manusia semakin mendekatkan diri dengan Tuhan, bukannya menghalangi orang lain untuk mendekatkan diri dengan Tuhan. Orang-orang Farisi lebih mengutamakan aturan dibanding dengan perbuatan baik sebagaimana dikehendaki oleh Tuhan.
Memang pasti bahwa sikap orang Farisi banyak kita temukan dalam kehidupan sekarang. Begitu banyak orang yang mengaku diri beriman karena mereka mempunyai agama, taat pada aturan agama dan berpenampilan sebagai orang beriman.
Namun mereka tidak lebih dari hanya orang yang mengaku diri beriman tetapi tidak menghayati iman mereka. Begitu banyak kita temukan orang yang tidak peduli dengan sesama yang menderita. Bahkan tidak jarang kita temukan bahwa ketika melihat orang menderita, bukannya memberi pertolongan tetapi mempersalahkan mereka karena menganggap bahwa orang miskin menjadi miskin karena kesalahan mereka sendiri. Rasa peduli dan berbuat baik kepada orang miskin pada masa sekarang ini sudah sangat memprihatikan, orang sibuk hanya memikirkan kepentingan diri sendiri.
Mungkin kitapun demikian. Oleh sebab itu, Yesus hari ini mengingatkan kita bahwa kalau kita sungguh-sungguh berimann, kita harus peka, peduli dengan sesama yang menderita yang di sekitar kita. Rasa peka dan peduli harus kita nyatakan dalam memberi bantuan kepada sesama yang memang membutuhkan pertolongan kita. Jangan malah kita menyalahkan orang menderita. Janganlah kita hanya memberi nasihat ataupun mendoakan mereka yang menderita, tetapi kita harus berani berbuat nyata bagi mereka. Amin.
0 comments:
Post a Comment
Syalom. Terimakasih atas kunjungan dan komentarnya.Semoga Tuhan memberkati para Saudara.