RENUNGAN HARI BIASA:
SABTU 2 NOVEMBER 2013
(PERINGATAN MULIA ARWAH SEMUA ORANG BERIMAN)
2Mak. 12:43-46; Mzm. 130:1-2,3-4,5-6a,6-7,8; 1Kor. 15:12-34; Yoh. 6:37-40
BACAAN INJIL:
Suatu hari dalam doaNya Yesus berseru: 'semua yang diberikan Bapa kepada-Ku akan datang kepada-Ku, dan barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan Kubuang. Sebab Aku telah turun dari sorga bukan untuk melakukan kehendak-Ku, tetapi untuk melakukan kehendak Dia yang telah mengutus Aku. Dan Inilah kehendak Dia yang telah mengutus Aku, yaitu supaya dari semua yang telah diberikan-Nya kepada-Ku jangan ada yang hilang, tetapi supaya Kubangkitkan pada akhir zaman. Sebab inilah kehendak Bapa-Ku, yaitu supaya setiap orang, yang melihat Anak dan yang percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal, dan supaya Aku membangkitkannya pada akhir zaman'.
RENUNGAN :
Kematian adalah peristiwa hidup yang pasti akan dialami oleh manusia sebagai ciptaan, sama seperti ciptaan lainnya. Tidak ada orang tetap akan hidup selamanya di dunia ini. Yang menjadi persoalan, “Kepada kita bila sudah mati meninggalkan dunia ini? Badan kita memang akan dimakamkan tetapi dalam iman, jiwa dan roh kita akan menuju dua tempat yakni masuk surga atau neraka. Orang yang selama hidupnya berkenan di hadapan Tuhan, maka ia akan masuk surga, sedangkan orang yang selama hidupnya tidak berkenan di hadapan Tuhan, mereka akan masuk neraka.
Namun bagi kita orang beriman, percaya bahwa Tuhan menghendaki semua kita diselamatkan dan masuk surga sebagaimana kita dengarkan dalam injil hari ini. Oleh sebab itu, berdasarkan kasih Tuhan yang demikian, kita percaya bahwa Tuha masih memberi kesempatan bagi semua arwah yang belum layak masuk surga, yakni tempat atau masa menanti atau pembersihan sebelum diperkenankan masuk surga. Masa itu dalam iman kita disebut penantian.
Dalam masa penantian itu, para arwah orang beriman menantikan belas kasih Tuhan yang memperkenankan mereka masuk surga. Dari diri mereka sendiri, mereka tidak bisa lagi berbuat apa-apa untuk keselamatan mereka, untuk itu mereka mengharapkan doa-doa kita yang masih hidup di dalam dunia ini. Kitalah yang bisa menolong mereka, memohonkan belaskasihan Tuhan atas mereka. Inilah yang kita makna peringatan hari ini bagi kita. Masa ini juga disebut dengan api Penyucian, sebab setiap orang dipanggil kepada kekudusan dan keselamatan, dan setiap orang mempunyai kemampuan untuk menikmati keselamatan, karena setiap orang tercipta sesuai dengan gambar dan citra Allah.
Dalam api penyucian setiap orang harus menjalani pemurnian dari segala kuasa maut. Seseorang disucikan dan dimurnikan bagaikan dalam pemurnian dalam tanur api, dan bukannya dalam limpahan air yang menyegarkan. Kepercayaan adanya api penyucian adalah bukti akan belaskasih Tuhan yang selalu memberi kesempatan bagi setiap umatNya menikmati pengudusan diri. Mengingat ada kematian, maka setiap orang mengharapkan kebangkitan. Ini hal yang wajar, dan ini adalah sikap dan pikiran yang suci dan baik untuk mengharapkan kebangkitan bagi semua orang (Mak 12). Orang mengharapkan sesamanya beroleh keselamatan. Atas dasar inilah kita Gereja Umat Allah hari ini berdoa bagi mereka yang telah meninggal, agar mereka boleh menikmati sukacita illahi. Kiranya doa-doa kita menjadi tebusan bagi mereka yang masih berada dalam api penyucian. Mereka yang telah layak dan pantas menikmati kehidupan abadi bersamaNya sepertinya mereka tinggal dalam persekutuan para Kudus, sebagaimana telah kita rayakan hari kemarin. Mereka adalah orang yang telah membersihkan pakaian hidupnya dengan darah Anak Domba, sebagaimana dikatakan dalam Kitab Wahyu.
Pada peringatan hari ini, kita berdoa bagi arwah orang tua, sanak saudara, saudara/i kita, sesama dan orang yang tidak kita kenal yang merindukan doa dari kita, kita mohonkan agar Tuhan mengampuni dosa mereka ketika mereka masih hidup di dunia ini dan kita mohonkan agar mereka semua diperkenankan oleh Tuhan untuk menikmati kebahagiaan abadi di surga. Mereka membutuhkan doa-doa kita dan kelak bila kita sudah seperti mereka akan membutuhkan doa dari saudara yang masih hidup. Namun peringatan hari ini juga menjadi suatu penegasan dan peringatan bagi kita yang masih hidup bahwa hidup di dunia ini tidak akan selamanya.
Akan tiba waktunya kitapun akan mati seperti para saudara yang sudah mendahului kita. Kita semua tentu mengharapkan kelak kita diselamtkan dan beroleh keselamatan kekal di surga. Kita akan masuk surga bila selama hidup, kita hidup seturut kehendak Tuhan, tidak ada jalan lain selain itu. Hidup sekarang adalah persiapan untuk menuju keselamtan kekal. Kita tidak tahu kapan kita mati, dan bagaimana kita mati. Oleh sebab itu, kita harus senantiasa mempersiapkan diri agar bila kematian itu menjemput kita, para malaikatpun menjemput kita untuk masuk ke dalam surga.
Oleh sebab itu, mari kita hidup senantiasa seperti orang yang sudah mengetahui ajalnya tiba sehingga senantiasa mempersiapkan diri dengan hidup seturut kehendak Tuhan dan perbuatan baik kepada sesama. Perbautan baik kita kepada sesama akan sangat berguna kelak bila kita mati, seandainya kita belum layak masuk surga, ada orang yang masih hidup yang mengasihi kita akan berdoa untuk kita. Amin.
Namun bagi kita orang beriman, percaya bahwa Tuhan menghendaki semua kita diselamatkan dan masuk surga sebagaimana kita dengarkan dalam injil hari ini. Oleh sebab itu, berdasarkan kasih Tuhan yang demikian, kita percaya bahwa Tuha masih memberi kesempatan bagi semua arwah yang belum layak masuk surga, yakni tempat atau masa menanti atau pembersihan sebelum diperkenankan masuk surga. Masa itu dalam iman kita disebut penantian.
Dalam masa penantian itu, para arwah orang beriman menantikan belas kasih Tuhan yang memperkenankan mereka masuk surga. Dari diri mereka sendiri, mereka tidak bisa lagi berbuat apa-apa untuk keselamatan mereka, untuk itu mereka mengharapkan doa-doa kita yang masih hidup di dalam dunia ini. Kitalah yang bisa menolong mereka, memohonkan belaskasihan Tuhan atas mereka. Inilah yang kita makna peringatan hari ini bagi kita. Masa ini juga disebut dengan api Penyucian, sebab setiap orang dipanggil kepada kekudusan dan keselamatan, dan setiap orang mempunyai kemampuan untuk menikmati keselamatan, karena setiap orang tercipta sesuai dengan gambar dan citra Allah.
Dalam api penyucian setiap orang harus menjalani pemurnian dari segala kuasa maut. Seseorang disucikan dan dimurnikan bagaikan dalam pemurnian dalam tanur api, dan bukannya dalam limpahan air yang menyegarkan. Kepercayaan adanya api penyucian adalah bukti akan belaskasih Tuhan yang selalu memberi kesempatan bagi setiap umatNya menikmati pengudusan diri. Mengingat ada kematian, maka setiap orang mengharapkan kebangkitan. Ini hal yang wajar, dan ini adalah sikap dan pikiran yang suci dan baik untuk mengharapkan kebangkitan bagi semua orang (Mak 12). Orang mengharapkan sesamanya beroleh keselamatan. Atas dasar inilah kita Gereja Umat Allah hari ini berdoa bagi mereka yang telah meninggal, agar mereka boleh menikmati sukacita illahi. Kiranya doa-doa kita menjadi tebusan bagi mereka yang masih berada dalam api penyucian. Mereka yang telah layak dan pantas menikmati kehidupan abadi bersamaNya sepertinya mereka tinggal dalam persekutuan para Kudus, sebagaimana telah kita rayakan hari kemarin. Mereka adalah orang yang telah membersihkan pakaian hidupnya dengan darah Anak Domba, sebagaimana dikatakan dalam Kitab Wahyu.
Pada peringatan hari ini, kita berdoa bagi arwah orang tua, sanak saudara, saudara/i kita, sesama dan orang yang tidak kita kenal yang merindukan doa dari kita, kita mohonkan agar Tuhan mengampuni dosa mereka ketika mereka masih hidup di dunia ini dan kita mohonkan agar mereka semua diperkenankan oleh Tuhan untuk menikmati kebahagiaan abadi di surga. Mereka membutuhkan doa-doa kita dan kelak bila kita sudah seperti mereka akan membutuhkan doa dari saudara yang masih hidup. Namun peringatan hari ini juga menjadi suatu penegasan dan peringatan bagi kita yang masih hidup bahwa hidup di dunia ini tidak akan selamanya.
Akan tiba waktunya kitapun akan mati seperti para saudara yang sudah mendahului kita. Kita semua tentu mengharapkan kelak kita diselamtkan dan beroleh keselamatan kekal di surga. Kita akan masuk surga bila selama hidup, kita hidup seturut kehendak Tuhan, tidak ada jalan lain selain itu. Hidup sekarang adalah persiapan untuk menuju keselamtan kekal. Kita tidak tahu kapan kita mati, dan bagaimana kita mati. Oleh sebab itu, kita harus senantiasa mempersiapkan diri agar bila kematian itu menjemput kita, para malaikatpun menjemput kita untuk masuk ke dalam surga.
Oleh sebab itu, mari kita hidup senantiasa seperti orang yang sudah mengetahui ajalnya tiba sehingga senantiasa mempersiapkan diri dengan hidup seturut kehendak Tuhan dan perbuatan baik kepada sesama. Perbautan baik kita kepada sesama akan sangat berguna kelak bila kita mati, seandainya kita belum layak masuk surga, ada orang yang masih hidup yang mengasihi kita akan berdoa untuk kita. Amin.
0 comments:
Post a Comment
Syalom. Terimakasih atas kunjungan dan komentarnya.Semoga Tuhan memberkati para Saudara.