RENUNGAN HARI BIASA: SENIN 30 SEPTEMBER 2013
(Pw. St. Hieronimus))
Za. 8:1-8 atau 2Tim 3:14-17; Mzm 102; Luk. 9:446-50
BACAAN INJIL:
Maka timbullah pertengkaran di antara murid-murid Yesus tentang siapakah yang terbesar di antara mereka. Tetapi Yesus mengetahui pikiran mereka. Karena itu Ia mengambil seorang anak kecil dan menempatkannya di samping-Nya, dan berkata kepada mereka: "Barangsiapa menyambut anak ini dalam nama-Ku, ia menyambut Aku; dan barangsiapa menyambut Aku, ia menyambut Dia, yang mengutus Aku. Karena yang terkecil di antara kamu sekalian, dialah yang terbesar." Yohanes berkata: "Guru, kami lihat seorang mengusir setan demi nama-Mu, lalu kami cegah orang itu, karena ia bukan pengikut kita." Yesus berkata kepadanya: "Jangan kamu cegah, sebab barangsiapa tidak melawan kamu, ia ada di pihak kamu."
RENUNGAN :
Siapa yang tidak ingin menjadi yang terbaik dari semua orang? Siapa yang ingin menjadi pemimpinyang membawahi banyak orang? Tentu semua orang pada umumnya menginginkan hal itu apalagi orang tua seringkali berpesan dan mengarahkan agar anaknya menjadi yang terbaik. Menjadi yang terbaik dan lebih unggul dari yang lain juga banyak didengunkan oleh para pengusaha dengan propaganda bahwa produk mereka lebih unggul dari yang lain. Juga kita bisa saksikan dalam kontes-kontes atau perlombaan yang mengedepankan menjadi yang terbaik. Sehingga memang wajar kalau hampir semua orang berlomba menjadi yang terbaik menjadi pemimpin, lebih unggul dari yang lain.
Kebiasaan dan prinsip ini ada baiknya karena dengan demikian orang dipacu untuk berusaha dengan sebaik-baiknya dan berjuang.
Namun yang menjadi persoalan bila pada akhirnya menjadi yang terbaik, menjadi pemimpin dan penguasa menjadi tujuan utama, sehingga akhirnya melahirkan persaingan yang tidak sehat. Orang yang terlalu mengutamakan hal demikian, pada akhirnya akan menyingkirkan kebersamaan, melahirkan ketidak harmonisan hidup karena orang demikian tidak lagi menghargai perbedaan dan tidak lagi menghargai kebaikan yang ada dalam diri orang lain.
Ambisi untuk menjadi yang terkemuka dan menjadi pemimpin juga merasuki dalam diri para murid.
Para murid berdebat antara mereka mengenai siapa diantara mereka paling hebat, paling besar. Yesus mengetahui hal itu, sehingga Yesus mengambil seorang anak kecil dan menempatkannya di samping-Nya dan berkata "Barangsiapa menyambut anak ini dalam nama-Ku, ia menyambut Aku; dan barangsiapa menyambut Aku, ia menyambut Dia, yang mengutus Aku. Karena yang terkecil di antara kamu sekalian, dialah yang terbesar." Yesus menempatkan anak kecil itu disamping-Nya dengan maksud bahwa Yesus tetap lebih utama, lebih besar sedangkan mereka harus senantiasa seperti anak kecil di samping Yesus.
Dengan maksud itu, bukan berarti Yesus memperlakukan para murid tetap seperti anak kecil. Tentu tidak. Maksudnya adalah, para murid tetap sadar bahwa mereka bukan untuk mengejar kehormatan atau menjadi yang paling besar, tetapi Yesuslah yang harus senantiasa diwartakan dan Yesuslah yang menjadi utama. Selain itu juga mengatakan bahwa mereka diterima atau dihargai orang lain bukan karena dirinya sendiri tetapi karena Yesus sendiri. Untuk itu Yesus mengharapkan agar para murid tetap bersikap rendah hati.
Namun kiranya para murid tidak mengerti perkataan Yesus, mereka tetap merasa diri lebih hebat dari orang lain, sehingga ketika mereka melihat ada orang yang mengusir setan dalam nama Yesus tetapi tidak termasuk dalam kumpulan para murid, mereka mengusirnya. Para murid melakukan demikian karena mereka berpikir bahwa merekalah yang lebih hebat dan hanya merekalah yang punya hak melakukan demikian. Yesus menegur mereka dengan mengatakan, “Jangan kamu cegah, sebab barangsiapa tidak melawan kamu, ia ada di pihak kamu."
Kitapun mungkin melakukan seperti yang dilakukan para murid. Mungkin karena kita sudah lebih banyak belajar tentang kitab suci dan ajaran Gereja, karena kita sudah banyak ikut dalam tugas pelayanan Gereja dan sudah melakukan banyak ziarah ke tempat-tempat Ziarah, kita merasa bahwa kitalah lebih beriman, lebih hebat dari orang lain. Bahkan seringkali kita dengan mudah menghakimi orang lain yang tidak melakukan seperti yang kita lakukan. Ada juga orang beriman yang karena menganggap dirinya lebih hebat dari orang lain, mereka menuntut dihormati dan diberi jabatan yang lebih tinggi dari orang lain. Ada pula yang merasa bahwa hanya dirinyalah yang punya hak untuk melayani orang lain.
Oleh sebab itu, lewat injil hari ini, kita diingatkan bahwa kita hanya seperti anak kecil di samping Yesus. Kita harus senantiasa bersikap rendah hati, tidak mencari hormat, tidak ingin dihormati orang lain, tetapi kita semata-mata hanya untuk mewartakan kebesaran Tuhan. Kita juga harus ingat bahwa kita akan dihargai orang lain karena kita Yesus sendiri, jadi bukan karena diri kita sendiri. Semoga dengan menghidupi demikian, kitapun berani menghargai orang lain dan juga menghargai orang yang dianggap kecil dan tidak berguna. Amin.
0 comments:
Post a Comment
Syalom. Terimakasih atas kunjungan dan komentarnya.Semoga Tuhan memberkati para Saudara.