RENUNGAN HARI BIASA: SELASA 1 OKTOBER 2013
(Pesta Santa Teresia dari Kanak-kanak Yesus )
1Kor 13: 1-13 + Mzm 131 + Mat 18: 1-5
BACAAN INJIL:
Pada waktu itu datanglah murid-murid itu kepada Yesus dan bertanya: "Siapakah yang terbesar dalam Kerajaan Sorga?" Maka Yesus memanggil seorang anak kecil dan menempatkannya di tengah-tengah mereka lalu berkata: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika kamu tidak bertobat dan menjadi seperti anak kecil ini, kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga. Sedangkan barangsiapa merendahkan diri dan menjadi seperti anak kecil ini, dialah yang terbesar dalam Kerajaan Sorga. Dan barangsiapa menyambut seorang anak seperti ini dalam nama-Ku, ia menyambut Aku."
RENUNGAN :
Kalau injil kemarin para murid bersoal jawab mengenai siapa yang paling besar di natara mereka, hari ini dalam injil para murid kembali berdebat soal siapa yang paling besar di natara mereka dalam Kerajaan Sorga. Para murid sama seperti manusia lainnya, masih gila akan jabatan dan kehormatan, bahkan bukan hanya di dunia tetapi juga di surga.
Perdebatan para murid sungguh aneh, sebab mereka sangat yakin bahwa mereka pasti masuk surga, sehingga memperdebatakan siapa kelak yang terbesar diantara mereka dalam Kerajaan Surga. Ini bisa dikatakan bahwa para murid jatuh pada kesombongan rohani yang menganggap diri sudah layak masuk surga.
Menanggapi pertanyaan para murid, Yesus Yesus memanggil seorang anak kecil dan menempatkannya di tengah-tengah mereka lalu berkata: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika kamu tidak bertobat dan menjadi seperti anak kecil ini, kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga.
Pertobatan menjadi syarat utama untuk masuk ke dalam Kerajaan Sorga. Pertobatan yang dimaksudkan oleh Yesus adalah pertobatan seperti anak kecil. Dalam hal ini Yesus bukan mengajak kita menjadi seperti anak kecil atau beriman kekanak-kanakan. Namun yang dimaksud adalah pertobatan hidup seperti seorang anak kecil.
Yesus memberi gambaran pertobatan yang sejati seperti seorang anak kecil. Kita ketahui anak kecil itu sangat bergantung pada orang tuanya, sangat membanggakan orang tuanya entah bagaimanapun orang tuanya, anak kecil itu begitu senang dan bahagia bila bersama orang tuanya dan anak kecil itu berbicara tulus tanpa punya niat tertentu atau kepentingan tertentu.
Yesus melanjutkan pengajaran-Nya dengan mengatakan bahwa orang yang selalu merendahkan diri seperti anak kecil, dialah yang terbesar dalam Kerajaan Sorga. Sungguh ini bertolak belakang dengan pengertian manusia sehubungan dengan menjadi yang terbesar. Kita ketahui bahwa anak kecil adalah makhluk yang lemah, yang harus selalu dilindungi dan butuh perlindungan dari orang tua dan dari orang yang lebih tua. Anak kecil tidak pernah merasa dirinya hebat, tetapi mengandalkan orang tuanya.
Kerendahan hati itu seperti seorang anak kecil yang tidak merasa dirinya kuat, tetapi senantiasa sadar bahwa dirinya lemah, sehingga selalu tergantung pada Tuhan dan tidak mengandalkan kekuatan dalam hidup tetapi mengandalkan Tuhan. Kerendahan hati seperti anak kecil juta berarti selalu menyadari bahwa tanpa Tuhan, dirinya tidak bisa berbuat apa-apa. Orang yang senantiasa hidup dalam kerendahan hati, akan selalu mampu menerima dan mencintai orang lain bahkan yang paling kecil, miskin seperti anak kecil yang dianggap makhluk lemah sekalipun.
Apa untungnya menerima dan mengasihi anak kecil? Tidak bisa kita harapkan dari anak kecil, justru kita harus memberi kepada mereka dan menolong mereka. Menerima anak kecil yang dimaksudkan oleh Yesus berarti bahwa kerendahan hati itu harus berbuah dalam sikap mengasihi orang kecil dan bahkan mengasihi dengan rela berbagi dengan orang-orang kecil.
Kita semua tentu mengharapkan masuk surga. Kerinduan ini harus senantiasa kita tanamkan dalam hidup kita. Namun kita harus sadar dan menghidupi syarat yang diberikan oleh Yesus, yakin senantiasa hidup dalam pertobatan. Sebagaimana diajarkan oleh Yesus, pertobatan sejati berarti kita senantiasa sadar bahwa kita seperti anak kecil di hadapan Tuhan, bahwa Tuhan Bapa kita. Sehingga kita senantiasa hidup tidak mengandalkan diri tetapi mengandalkan Tuhan dalam hidup, bergantung pada Tuhan Bapa kita, harus senantiasa punya kerinduan dan perasaan betapa bahagianya hidup dekat dengan Tuhan dan senantiasa seperti anak kecil selalu hidup dengan tulus, tidak mengutamakan niat apa-apa selain untuk memuji dan memuliakan Tuhan.
Pertobatan sejati itu juga harus berbuah dalam kerendahan hati. Sebab bisa saja kita jatuh pada kesombongan rohani. Orang yang rendah hati, dia akan mampu menghargai orang lain, juga orang kecil seperti anak kecil dan orang itupun akan senantiasa mengasihi semua orang dan mampu menyadari kehadiran Tuhan dalam diri sesama, juga dalam diri orang-orang kecil. kerendahan hati itu harus berbuah dalam sikap mengasihi orang kecil dan bahkan mengasihi dengan rela berbagi dengan orang-orang kecil.
Contoh teladan akan injil hari ini, kita bisa belajar dari Teresia Kecil yang hari ini kira rayakan. Hidup Teresia Kecil sungguh menghayati kerendahan hati seperti anak kecil. Dia selalu menganggap dirinya seperti anak kecil di hadapan Tuhan, menganggap dirinya seperti bola kecil di tangan Tuhan sehingga Tuhan bebas mau melemparkan dia kemana Tuhan suka. Teresia kecil juga menganggap dirinya seperti pensil kecil di tangan Tuhan, sehingga Tuhan bebas mau melakukan apa saja untuk dirinya. Kerendahan hatinya juga nyata dalam menayadari kelemahannya yang memang lemah karena sakit-sakitan.
Namun walaupun demikian, dia bukannya pasrah dan berpikir bahwa dirinya tidak bisa berbuat apa-apa untuk memuliakan Tuhan. Teresia kecil sadar bahwa dia lemah sehingga dia tidak berpikir untuk melakukan hal-hal besar seperti orang lain pada umumnya. Sehingga dia berpikir bahwa melakukan hal-hal kecil sesuai dengan kamampuan dirinya, bila itu dilakukan dalam iman kepada Yesus Kristus, itu juga berkenan pada Tuhan. Oleh sebab itu, Teresia Kecil berusaha melakukan hal-hal kecil dengan disemangati oleh iman. Karena itulah dia digelarai Teresia Kecil. Ajarannya yang terkenal adalah Jalan Kecil menuju surga, atau jalan kecil memuliakan Tuhan. Amin.
0 comments:
Post a Comment
Syalom. Terimakasih atas kunjungan dan komentarnya.Semoga Tuhan memberkati para Saudara.