Vatikan ingin perwakilan permanen di Vietnam
Takhta Suci Vatikan telah menekan pemerintah Vietnam untuk memungkinkan pembentukan “sesegera mungkin” perwakilan diplomatic permanen di negara itu, selam
a dialog resmi putaran terbaru di Roma pekan lalu.
Selama pertemuan, yang berlangsung di Vatikan pada 13-14 Juni, pemerintah Vietnam meminta Gereja Katolik “berperan aktif dalam pembangunan bangsa dan sosial-ekonomi.”
Sebuah komisi bilateral antara Vietnam dan Takhta Suci dibentuk tahun 2009 dan mereka telah bertemu tiga kali dalam beberapa tahun terakhir.
Kerja komisi itu berhasil mengangkat Uskup Agung Leopoldo Girelli sebagai wakil Vatikan non-residen di negeri itu, duta besar Takhta Suci pertama sejak kemenangan komunis tahun 1975.
Uskup Agung Girelli saat ini berbasis di Singapura.
Vietnam telah berjanji memfasilitasi kunjungan ke negara itu “untuk memungkinkan dia menjalankan misi Gereja,” demikian pernyataan bersama yang dirilis setelah pertemuan di Roma.
Pembentukan keduatan Vatikan permanen di Vietnam akan membawa “kepentingan semua pihak”, kata Vatikan.
Selama sesi dua hari, delegasi Vietnam menekankan upaya negara Komunis itu untuk “mengimplementasikan secara konsisten dan perbaikan terus menerus” terhadap berbagai kebijakan guna “menghormati dan menjamin kebebasan beragama dan berkeyakinan.”
Pada akhir Mei, wakil presiden majelis nasional, Uong Chu Lu, mulai merevisi kerangka hukum yang mengatur agama di negara ini.
Ketika Vietnam merevisi konstitusinya, Gereja Katolik telah mengajukan proposal sendiri. Hal ini dianggap menentang Partai Komunis yang “menjadi kekuatan negara dan masyarakat,” dan Marxisme-Leninisme adalah ideologinya.
Sebuah amandemen konstitusi juga diminta oleh 72 intelektual terkemuka negara itu termasuk Uskup Vinh Mgr Nguyen Thai Hop, ketua Komisi Keadilan dan Perdamaian Konferensi Waligereja Vietnam, yang telah ditandatangani oleh ribuan orang.
Menurut pernyataan akhir, selama pertemuan Vietnam dan Takhta Suci pekan ini “mengakui pelayanan Gereja mengenai ‘penyebaran Injil di negara itu dan ‘menjadi seorang Katolik yang baik juga harus menjadi seorang warga negara yang baik’.”
Selain itu, Vatikan menegaskan bahwa Gereja Katolik ingin “berkontribusi, dengan cara khusus demi kebaikan bersama.”
Kedua negara juga mengakui kemajuan yang dibuat dalam beberapa tahun terakhir, terutama dengan rapat pleno Federasi Konferensi-Konferensi Waligereja Asia di Negara itu pada Desember 2012.
Pertemuan itu berlangsung dalam suasana “ketulusan, keterbukaan, dan saling menghormati,” kata pernyataan akhir.
Delegasi Vatikan dipimpin oleh Monsignor Antoine Camilleri, wakil sekretaris Menteri Luar Negeri, sedangkan Vietnam dipimpin oleh Bui Thanh Son, wakil Menteri Luar Negeri.
Sumber: Vatican seeks stable representation in Vietnam
Disadur dari: indonesia.ucanews.com
Sumber: Vatican seeks stable representation in Vietnam
Disadur dari: indonesia.ucanews.com
0 comments:
Post a Comment
Syalom. Terimakasih atas kunjungan dan komentarnya.Semoga Tuhan memberkati para Saudara.