RENUNGAN HARI BIASA:
RABU 19 JUNI 2013
RABU 19 JUNI 2013
BACAAN INJIL:
"Ingatlah, jangan kamu melakukan kewajiban agamamu di hadapan orang supaya dilihat mereka, karena jika demikian, kamu tidak beroleh upah dari Bapamu yang di sorga. Jadi apabila engkau memberi sedekah, janganlah engkau mencanangkan hal itu, seperti yang dilakukan orang munafik di rumah-rumah ibadat dan di lorong-lorong, supaya mereka dipuji orang. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya mereka sudah mendapat upahnya. Tetapi jika engkau memberi sedekah, janganlah diketahui tangan kirimu apa yang diperbuat tangan kananmu. Hendaklah sedekahmu itu diberikan dengan tersembunyi, maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu." "Dan apabila kamu berdoa, janganlah berdoa seperti orang munafik. Mereka suka mengucapkan doanya dengan berdiri dalam rumah-rumah ibadat dan pada tikungan-tikungan jalan raya, supaya mereka dilihat orang. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya mereka sudah mendapat upahnya. Tetapi jika engkau berdoa, masuklah ke dalam kamarmu, tutuplah pintu dan berdoalah kepada Bapamu yang ada di tempat tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu. "Dan apabila kamu berpuasa, janganlah muram mukamu seperti orang munafik. Mereka mengubah air mukanya, supaya orang melihat bahwa mereka sedang berpuasa. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya mereka sudah mendapat upahnya. Tetapi apabila engkau berpuasa, minyakilah kepalamu dan cucilah mukamu, supaya jangan dilihat oleh orang bahwa engkau sedang berpuasa, melainkan hanya oleh Bapamu yang ada di tempat tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu."
RENUNGAN:
Tadi malam (17 Juni 2013) dalam rapat DPR RAPBN telah disahkan. Dengan demikian BBM akan dinaikkan dan akan ada dana kompensasi untuk rakyat, yakni BLSM (Bantuan Lansung Sementara Masyarakat). Pihak pemerintah yang memutuskan kenaikan BBM mengatakan bahwa ini dilakukan untuk rakyak. Pihak yang menolak kebaikan BBM juga mengatakan hal itu demi rakyat. Kedua belah pihak mengatasnamakan rakyat. Rakyat yang mana?
Hal itu bukan menjadi pembahasan kita. Yang menjadi permenungan kita, pada umumnya orang menilai bahwa kenaikan BBM dan adanya dana konvensasi BBM untuk rakyat dinilai tidak murni karena perhatian dan pro rakyat, tetapi lebih pada pencitraan. Pencitraan yang dimaksud adalah pihak tertentu yang dalam hal ini pemerintah ingin dipuji atau dihormati sebagai orang yang berpihak kepada rakyat. Dengan kata lain, mereka melakukan semuanya itu demi untuk kepentingan diri sendiri ataupun kepentingan kelompok.
Memang pada umumnya setiap orang dalam melakukan sesuatu pasti punya tujuan yang hendak dicapai. Tujuang itu bagi masing-masing berbeda, ada yang memang sungguh ingin hidup baik, tetapi ada juga yang melakukan sesuatu perbuatan baik bukan karena perbuatan baik itu tetapi demi mengejar kehormatan dan pujian dari orang lain. Kiranya yang lebih banyak terjadi, orang melakukan perbuatan baik kepada sesama adalah demi mengejar kehormatan dari orang lain.
Hal demikian sering juga kita temukan ketika adanya pemilihan kepala daerah atau pemiliha legislatif, yakni banyak orang yang mengatakan diri berpihak kepada masyarakat dengan membagi-bagikan uang atau barang demi suatu tujuan untuk kepentingan sendiri atau kelompok.
Kalau demikian kebiasaan yang ada dalam hidup kita, tidaklah demikian kiranya yang dilakukan oleh orang beriman. Hari ini Yesus mengajarkan agar hidup iman kita tidak hanya sekedar penampilan saja, dan bukan pula untuk mencari kepentingan sendiri dengan mengharapkan imbalan baik itu dalam hal materi maupun hormat dan pujian dari orang lain. Hendaknya perbuatan baik dan hidup iman kita, kita lakukan dengan tulus, dilandasi oleh iman kepada Tuhan sehingga kita melakukannya semata-mata karena iman, maka kita tidak mengharapkan imbalan dan mencari hormat dari orang lain. Amin.
0 comments:
Post a Comment
Syalom. Terimakasih atas kunjungan dan komentarnya.Semoga Tuhan memberkati para Saudara.