RENUNGAN HARI BIASA:
JUMAT 23 NOVEMBER 2012
(Klemens I, Kolumbanus)
Why. 10:8-11; Mzm. 119:14,24,72,103,111,131; Luk. 19:45-48
BACAAN INJIL:
Lalu Yesus masuk ke Bait Allah dan mulailah Ia mengusir semua pedagang di situ, kata-Nya kepada mereka: "Ada tertulis: Rumah-Ku adalah rumah doa. Tetapi kamu menjadikannya sarang penyamun." Tiap-tiap hari Ia mengajar di dalam Bait Allah. Imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat serta orang-orang terkemuka dari bangsa Israel berusaha untuk membinasakan Dia, tetapi mereka tidak tahu, bagaimana harus melakukannya, sebab seluruh rakyat terpikat kepada-Nya dan ingin mendengarkan Dia.
RENUNGAN:
Suatu ketika, ada umat yang mengeluh bahwa di gereja stasinya beberapa kali dipakai untuk rapat membicarakan proyek pembangunan sarana desa. Beliau mengeluhkan bahwa dalam rapat tersebut dihadiri bukan hanya umat katolik saja, dan orang merokok seenaknya, tidak ada ubahnya seperti di gedung biasa dan di kedai. Beliau lebih mengeluhkan lagi, bahwa proyek tersebut biasanya penuh dengan perbuatan jahat, yakni korupsi. Memang sepintas proyek itu baik, untuk pembangunan dan pengembangan desa, tetapi selalu ada perbuatan korupsi. Umat tersebut mengeluh karena Gereja adalah rumah doa, tetapi malah dijadikan menjadi tempat untuk membicarakan rencana perbuatan yang tidak baik.
Seringkali gedung Gereja dianggap sama halnya dengan gedung lain, baik rumah maupun tempat-tempat umum. Malahan ada pula yang menganggap bahwa rumahnya lebih berharga karena lebih bagus daripada gereja. Ada pula yang mengatakan bahwa gereja di stasi itu tidak berbeda dengan tempat lain, karena tidak terdapat sakristi. Orang demikian melihat bahwa kesakralan gereja stasi hanya dilihat bila di Gereja itu ada sakristi.
Dalam injil hari ini, kita mendengar bahwa Yesus marah dan mengusir para pedagang yang berjualan di sekitar Bait Allah. Para pedagang itu memang sepintas berdagang untuk membantu orang-orang yang datang ke bait Allah dalam menyampaikan persembahan kepada Allah. Namun perbuatan mereka merusak kesakralan Bait Allah. Bait Allah yang merupakan tempat kudus, tempat doa, malah dijadikan sebagai tempat bisnis, menjadi tempat transaksi kejahatan.
Yesus mengingatkan kepada kita bahwa Gereja adalah tempat kudus, karena gedung itu dikhususkan untuk tujuan suci, yakni tempat umat untuk bertemu dan bersatu dengan Tuhan.
Gereja menjadi tempat Allah berdiam, sehingga di dalamnya umat bisa merasakan kehadiran Tuhan dan di situ pula orang bertemu dan bersatu dengan Tuhan dan juga dengan sesama. Sehingga jelas bahwa gedung gereja bukanlah sekedar tempat berkumpul sebagaimana dengan aula atau tempat umum.
Memang seringkali banyak gedung Gereja, terutama di pedesaan jauh dari layak disebut sebagai rumah Tuhan. Banyak gedung Gereja di pedesaan lebih jelek dibandingkan dengan rumah umat atau rumah biasa. Bahkan banyak gedung Gereja yang tidak terurus. Keadaan seperti itu seringkali membuat orang kurang melihat makna Gereja dan kurang mampu merasakan bahwa Gereja itu adalah tempat yang kudus.
Namun lewat sabda hari ini, kita harus mendengarkan sabda Yesus, bahwa Gereja adalah tempat doa. Dengan demikian kita harus ikut menjaga, menciptakan dan memelihara Gedung Gereja sebagai tempat doa, tempat dikuduskan. Penghayatan kita bahwa Gereja adalah tempat kudus, kita nyatakan dengan menjaga sikap dan pikiran selama kita berada di dalam Gereja maupun di pelatarannya.
Juga menjadi tanggungjawab kita bersama untuk mengupayakan agar gedung Gereja sungguh layak menjadi rumah Tuhan, tempat Tuhan berdiam sehingga umat bisa merasakan kehadiran Tuhan dalam tempat itu. Memang sangat disayangkan bahwa banyak Gereja yang tidak layak, yang tidak mencerminkan tempat khusus untuk Tuhan, karena gedungnya tidak bagus. Kiranya itu juga menjadi tanggungjawab bersama. Amin.
0 comments:
Post a Comment
Syalom. Terimakasih atas kunjungan dan komentarnya.Semoga Tuhan memberkati para Saudara.