RENUNGAN HARI BIASA:
JUMAT, 7 SEPTEMBER 2012
1Kor 4:1-5, Mzm 37:3-4,5-6,27-28,39-40, Luk 5:33-39
BACAAN INJIL:
Orang-orang Farisi itu berkata pula kepada Yesus: "Murid-murid Yohanes sering berpuasa dan sembahyang, demikian juga murid-murid orang Farisi, tetapi murid-murid-Mu makan dan minum." Jawab Yesus kepada mereka: "Dapatkah sahabat mempelai laki-laki disuruh berpuasa, sedang mempelai itu bersama mereka? Tetapi akan datang waktunya, apabila mempelai itu diambil dari mereka, pada waktu itulah mereka akan berpuasa." Ia mengatakan juga suatu perumpamaan kepada mereka: "Tidak seorang pun mengoyakkan secarik kain dari baju yang baru untuk menambalkannya pada baju yang tua. Jika demikian, yang baru itu juga akan koyak dan pada yang tua itu tidak akan cocok kain penambal yang dikoyakkan dari yang baru itu. Demikian juga tidak seorang pun mengisikan anggur yang baru ke dalam kantong kulit yang tua, karena jika demikian, anggur yang baru itu akan mengoyakkan kantong itu dan anggur itu akan terbuang dan kantong itu pun hancur. Tetapi anggur yang baru harus disimpan dalam kantong yang baru pula. Dan tidak seorang pun yang telah minum anggur tua ingin minum anggur yang baru, sebab ia akan berkata: Anggur yang tua itu baik.
RENUNGAN:
Berpuasa dan berdoa merupakan kewajiban bagi orang yang beriman. Oleh sebab itulah orang-orang Farisi begitu heran ketika mereka melihat bahwa murid-murid Yesus tidak berpuasa. Bagi mereka seakan Yesus tidak mengajarkan kebiasaan baik itu kepada para murid-Nya. Tentu Yesus bukannya tidak mengajarkan hal itu kepada para murid-Nya. Namun justru kesempatan itu digunakan oleh Yesus untuk menerangkan makna puasa dan doa.
Yesus mengajarkan bahwa puasa dan doa hendaknya menjadi jalan untuk semakin mendekatkan diri dengan Tuhan. Puasa dan doa bukan menjadi tujuan akhir, tetapi persatuan dengan Tuhan itulah yang menjadi tujuan akhir. Orang-orang Farisi melaksanakan puasa dan doa tetapi mereka tidak semakin bersatu dengan Tuhan, dan bahkan di hadapan mereka telah hadir Tuhan yakni Yesus, tetapi mereka tidak mengenal Yesus dan tidak merasakan persatuan dengan Allah dalam diri Yesus. Puasa dan doa yang mereka lakukan hanya sekedar melakukan kewajiban, tidak membawa mereka pada iman kepada Yesus. Jawaban Yesus yang mengatakan, "Dapatkah sahabat mempelai laki-laki disuruh berpuasa, sedang mempelai itu bersama mereka? Tetapi akan datang waktunya, apabila mempelai itu diambil dari mereka, pada waktu itulah mereka akan berpuasa." Menyatakan bahwa Dia adalah Tuhan yang telah hadir di tengah-tengah mereka. Oleh sebab itu, para murid bergembira karena bersatu dengan Yesus Tuhan.
Puasa dan doa adalah bagian dari banyak ulah kesalehan lain yang bisa kita lakukan. Dengan sabda Yesus hari ini kita diajak merenungkan, “Bagaimana ulah kesalehan yang kita lakukan selama ini, apakah semakin mendekatkan diri kita dengan Tuhan? Atau kita lakukan hanya sekedar rutinitas atau kewajiban belaka, atau hanya sekedar mencari hormat?
Mungkin saja selama ini masih banyak orang yang melakukan puasa, doa dan ulah kesalehan lain, tetapi hidupnya tidak semakin dekat dengan Tuhan. Ada orang yang berkali-kali melakukan ziarah rohani, tetapi hidupnya tidak semakin dekat dengan Tuhan. Hidup yang semakin dekat dengan Tuhan adalah hidup dalam manusia baru dalam Tuhan. Hidup menjadi manusia baru dalam Tuhan, adalah hidup sesuai dengan sabda dan kehendak Tuhan. Sebab sebagaimana dikatakan Yesus, anggur yang baru harus dimasukkan ke dalam kantong yang baru. Janganlah kata beriman tetapi masih bertahan pada hidup yang lama sebelum mengenal Yesus. Amin.
0 comments:
Post a Comment
Syalom. Terimakasih atas kunjungan dan komentarnya.Semoga Tuhan memberkati para Saudara.