RENUNGAN HARI RAYA SP MARIA DIANGKAT KE SURGA:
MINGGU 12 Agustus 2012
(Why 11:19a, 12:1,3-6a,10ab, Mzm 45:10bc,11,12ab, 1Kor 15:20-26, Luk 1:39-56)
(Why 11:19a, 12:1,3-6a,10ab, Mzm 45:10bc,11,12ab, 1Kor 15:20-26, Luk 1:39-56)
BACAAN INJIL: Luk 1:39-56
‘Yang Mahakuasa telah melakukan perbuatan-perbuatan besar kepadaku; dan meninggikan orang-orang yang rendah.”
Beberapa waktu kemudian berangkatlah Maria dan langsung berjalan ke pegunungan menuju sebuah kota di Yehuda. Di situ ia masuk ke rumah Zakharia dan memberi salam kepada Elisabet. Dan ketika Elisabet mendengar salam Maria, melonjaklah anak yang di dalam rahimnya dan Elisabetpun penuh dengan Roh Kudus, lalu berseru dengan suara nyaring: "Diberkatilah engkau di antara semua perempuan dan diberkatilah buah rahimmu. Siapakah aku ini sampai ibu Tuhanku datang mengunjungi aku? Sebab sesungguhnya, ketika salammu sampai kepada telingaku, anak yang di dalam rahimku melonjak kegirangan. Dan berbahagialah ia, yang telah percaya, sebab apa yang dikatakan kepadanya dari Tuhan, akan terlaksana."
Lalu kata Maria: "Jiwaku memuliakan Tuhan, dan hatiku bergembira karena Allah, Juruselamatku, sebab Ia telah memperhatikan kerendahan hamba-Nya. Sesungguhnya, mulai dari sekarang segala keturunan akan menyebut aku berbahagia, karena Yang Mahakuasa telah melakukan perbuatan-perbuatan besar kepadaku dan nama-Nya adalah kudus. Dan rahmat-Nya turun-temurun atas orang yang takut akan Dia. Ia memperlihatkan kuasa-Nya dengan perbuatan tangan-Nya dan mencerai-beraikan orang-orang yang congkak hatinya; Ia menurunkan orang-orang yang berkuasa dari takhtanya dan meninggikan orang-orang yang rendah; Ia melimpahkan segala yang baik kepada orang yang lapar, dan menyuruh orang yang kaya pergi dengan tangan hampa; Ia menolong Israel, hamba-Nya, karena Ia mengingat rahmat-Nya, seperti yang dijanjikan-Nya kepada nenek moyang kita, kepada Abraham dan keturunannya untuk selama-lamanya." Dan Maria tinggal kira-kira tiga bulan lamanya bersama dengan Elisabet, lalu pulang kembali ke rumahnya.
RENUNGAN:
Hari ini kita merayakan Maria diangkat ke surga dengan badan dan rohnya. Maria masuk dalam kemuliaan surga sebagaimana yang dijanjikan Yesus bagi siapapun yang percaya kepada-Nya. Marialah manusia pertama yang menerima pemenuhan janji Yesus. Ajaran ini memang hanya ajaran Gereja Katolik, tetapi tentu bukan tanpa dasar Gereja mengajarkan iman ini. Kita juga percaya bahwa Gereja mengajarkan imannya dalam terang Roh Kudus.
Mungkin dengan perayaan ini dan dengan banyaknya gelar penghormatan gereja kepada bunda Maria, kita berpikir bahwa sungguh Maria adalah manusia yang beruntung, manusia yang sangat bahagia. Kita tentu ingin kelak seperti bunda Maria. Benar bahwa bunda Maria sangat terberkati. Namun Maria beroleh semuanya itu bukan dengan sendirinya karena dia adalah bunda Yesus. Maria beroleh semuanya karena imannya yang teguh. Maria sungguh menjadi teladan dalam hidup beriman.
Perayaan hari ini merupakan harapan dan pendorong bagi kita bahwa kitapun kelak bisa berharap untuk menikmati kemuliaan Tuhan di surga seperti yang dialami oleh Maria. Namun untuk sampai ke situ, tidak ada jalan pintas selain tetap teguh dalam iman kepada Tuhan seperti yang diteladankan oleh bunda Maria. Maria menjadi teladan dalam hidup beriman.
Bunda Maria sungguh beriman dan imannya hidup dalam perbuatan nyata. Dia menjadi tabut Allah seperti yang digambarkan dalam perjanjian Lama. Dalam diri Maria sungguh Allah hadir, bukan hanya karena dia telah mengandung Yesus Anak Allah, tetapi kehadiran dirinya sungguh menjadi kehadiran Allah bagi manusia.
Sesudah Maria menerima kabar dari malaikat Gabriel bahwa saudarinya Elisabet telah mengandung dalam masa tuanya, Maria pergi ke rumah Zakaria untuk menemui Elisabet. Maria menemui Elisabet tentu bukan hanya mau bercerita akan pengalaman bahwa dia telah dikunjungi malaikat Gabriel, namun untuk membantu Elisabet yang sedang mengandung masa tuanya. Elisabet sungguh bahagia menerima kunjungan Maria demikianpun bayi dalam kandungan Elisabet sangat bahagia mendapat kunjungan Maria.
Memang secara rohani kebahagiaan mereka itu karena dalam diri Maria pada saat itu telah hadir Yesus Tuhan yang telah ada dalam kandungan Maria. Namun selain itu, karena kehadiran Maria membawa pertolongan bagi Elisabet. Elisabet dan bayinya merasa bahagia atas kebaikan hati Maria yang datang untuk menolong mereka. Sungguh Maria menghadirkan Allah yang penuh perhatian dan kasih, bukan hanya karena telah mengandung Yesus Tuhan, tetapi juga karena kasih, perhatian Maria yang relah memberi pertolongan.
Dalam kunjungan itu, Elisabet memuji Maria bahagia kerena apa kehendak Tuhan terjadi atas dirinya.
Dalam pujian Elisabet dijelaskan bahwa Maria menjadi wanita yang bahagia dan terpuji karena Maria terbuka atas kehendak Tuhan atas dirinya. Melaksanakan kehendak Tuhan, itulah yang menjadikan Maria menjadi wanita yang bahagia dan terberkati oleh Tuhan.
Namun sangat menarik bahwa walaupun Elisabet memuji Maria dan Maria mendapat kepercayaan dari Tuhan menjadi perantara kelahiran Yesus Putera Allah, Maria tetapi bersikap rendah hati. Rahmat yang diterimanya tidak dilihat sebagai sesuatu yang harus dibanggakan atau disombongkan. Maria tetap sadar akan kerendahannya dan bersyukur bahwa semuanya itu dia peroleh hanya karena kasih Allah atas dirinya. Maria menyatakan kerendahan hatinya dengan kerelaan mengunjungi Elisabet untuk membantunya. Terlebih lagi kerendahan hati Maria tampa dalam rasa syukur atas kasih Tuhan dan keyakinannya bahwa Tuhan pasti selalu memberkati orang yang rendah hati. Iman Maria tampak dalam kerendahan hati, dalam pujian dan syukur pada Tuan dan juga dalam keyakinan bahwa Tuhan selalu memberkati, setia pada janji untuk senantiasa memberkati umatnya.
Inilah sebagian gambaran iman yang diteladankan oleh Maria kepada kita. Sehingga kitapun akan seperti Maria, dimuliakan Allah dalam kemuliaan di surga bila kita hidup dan meneladan Maria. Amin.
0 comments:
Post a Comment
Syalom. Terimakasih atas kunjungan dan komentarnya.Semoga Tuhan memberkati para Saudara.