RENUNGAN HARI BIASA:
JUMAT 17 Agustus 2012
(HARI KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIA)
Sir 10-1; Mzm 101:1a.2ac.3a.6-7;R:Gal 5:13; 1Ptr 2:13-17; Mat 22:15-21
(HARI KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIA)
Sir 10-1; Mzm 101:1a.2ac.3a.6-7;R:Gal 5:13; 1Ptr 2:13-17; Mat 22:15-21
BACAAN INJIL:
Kemudian pergilah orang-orang Farisi; mereka berunding bagaimana mereka dapat menjerat Yesus dengan suatu pertanyaan. Mereka menyuruh murid-murid mereka bersama-sama orang-orang Herodian bertanya kepada-Nya: "Guru, kami tahu, Engkau adalah seorang yang jujur dan dengan jujur mengajar jalan Allah dan Engkau tidak takut kepada siapapun juga, sebab Engkau tidak mencari muka. Katakanlah kepada kami pendapat-Mu: Apakah diperbolehkan membayar pajak kepada Kaisar atau tidak?" Tetapi Yesus mengetahui kejahatan hati mereka itu lalu berkata: "Mengapa kamu mencobai Aku, hai orang-orang munafik? Tunjukkanlah kepada-Ku mata uang untuk pajak itu." Mereka membawa suatu dinar kepada-Nya. Maka Ia bertanya kepada mereka: "Gambar dan tulisan siapakah ini?" Jawab mereka: "Gambar dan tulisan Kaisar." Lalu kata Yesus kepada mereka: "Berikanlah kepada Kaisar apa yang wajib kamu berikan kepada Kaisar dan kepada Allah apa yang wajib kamu berikan kepada Allah."
RENUNGAN:
MERDEKA!!!!
Hari ini Indonesia merayakan hari raya kemerdekaan yang ke 67. Banyak kegiatan dilakukan meskipun tetap banyak mempertanyakan arti kemerdekaan ini. Pasti banyak orang berpikir bahwa memang bangsa indonesia sudah merdeka dari penjajahan bangsa asing, namun merasa saat ini banyak warga indonesia yang masih terjajah di negara Indonesia yang merdeka. Penjajahan tetap masih ada hanya mungkin bentuknya yang berbeda.
Keprihatinan atau pertanyaan akan makna kemerdekaan pada perayaan hari raya kemerdekaan ini ada sisi positifnya, yakni adanya suatu harapan bersama untuk hidup lebih baik. Harapan itu sangat kuat dan nampaknya masih harus diperjuangkan. Namun kiranya tidaklah cukup hanya berharap tetapi harus ikut ambil bagian untuk hidup yang lebih baik.
Dalam injil hari ini orang-orang Farisi dan kaum Herodian melemparkan pertanyaan tentang boleh tidaknya membayar pajak kepada kaisar atau tidak. Tujuan mereka bertanya bukan karena mereka tidak tahu, tetapi hanya untuk menjebak Yesus. Yesus tahu niat mereka, sehingga Yesus meminta mereka menunjukkan sebuah mata uang yang didalamnya terdapat gambar dan nama kaisar. Kenyataannya mereka menggunakan mata uang tersebut yang berarti mereka tahu akan kewajiban itu.
Namun Yesus menggunakan kesempatan itu untuk mengingatkan mereka bahwa selain mempunyai kewajiban kepada pemerintah dengan membayar pajak, mereka juga punya kewajiban kepada Allah karena mereka adalah orang yang percaya kepada Allah. Sehingga jelas bahwa pada dasarnya orang yang percaya kepada Allah memiliki kewajiban baik itu terhadap negara yang menjadi hak negara dan kepada Allah yang menjadi hak Allah.
Dalam hal ini, kita harus menjadi warga negara yang baik dan juga warga Allah yang baik. Istilah yang terkenal tentang hal ini adalah, 100% warga negara dan 100% Katolik.
Maka dari itu, pada perayaan kemerdekaan ini Yesus mengingatkan kita bahwa kita yang percaya kepadaNya harus ikut ambil bagian dalam mengisi kemerdekaan negara ini dengan bersama-sama mengupayakan hidup yang lebih baik, sehingga kemerdekaan itu sungguh dapat dirasakan oleh semua orang. Bahkan sebenarnya hidup yang ikut ambil bagian dalam hidup berbangsa dan bernegara ini merupakan perwujudan dari iman kepada Allah. Sebab Allah mengajarkan dan menghendaki kita hidup baik dan hidup dalam kasih satu sama lain.
Dari kewajiban sebagai warga negara dan kewajiban kepada Allah, mana yang lebih utama atau yang terlebih dahulu dilakukan? Jelas adalah taat dan melaksanakan kewajiban kepada Allah. Sebab hidup adalah milik Allah berasal dari Allah. Allah sudah memberi kita hidan berkat-Nya secara Cuma-Cuma sehingga Allah punya hak menuntut buah dari apa yang diberikan-Nya kepada kita. Selain dari itu, bila kita sungguh menjalankan kewajiban kita kepada Allah, pasti kewajiban kita kepada negara pun pasti akan terwujud. Sebab kewajiban kepada Allah akan berbuah hidup baik dan tanggungjawab dalam hidup. Warga negara yang baik belum tentu warga Allah yang baik. Tetapi warga Allah yang baik, pasti menjadi warga negara yang baik. Amin.
0 comments:
Post a Comment
Syalom. Terimakasih atas kunjungan dan komentarnya.Semoga Tuhan memberkati para Saudara.