RENUNGAN HAR BIASA:
SENIN 13 Agustus 2012
(Pontianus, Hippolitus, Markus dr Aviano)
Yeh 1:2-5,24-2:1a, Mzm 148:1-2,11-12ab,12c-14a,14bcd, Mat 17:22-27
BACAAN INJIL:
Pada waktu Yesus dan murid-murid-Nya bersama-sama di Galilea, Ia berkata kepada mereka: "Anak Manusia akan diserahkan ke dalam tangan manusia dan mereka akan membunuh Dia dan pada hari ketiga Ia akan dibangkitkan." Maka hati murid-murid-Nya itupun sedih sekali. Ketika Yesus dan murid-murid-Nya tiba di Kapernaum datanglah pemungut bea Bait Allah kepada Petrus dan berkata: "Apakah gurumu tidak membayar bea dua dirham itu?" Jawabnya: "Memang membayar." Dan ketika Petrus masuk rumah, Yesus mendahuluinya dengan pertanyaan: "Apakah pendapatmu, Simon? Dari siapakah raja-raja dunia ini memungut bea dan pajak? Dari rakyatnya atau dari orang asing?" Jawab Petrus: "Dari orang asing!" Maka kata Yesus kepadanya: "Jadi bebaslah rakyatnya. Tetapi supaya jangan kita menjadi batu sandungan bagi mereka, pergilah memancing ke danau. Dan ikan pertama yang kaupancing, tangkaplah dan bukalah mulutnya, maka engkau akan menemukan mata uang empat dirham di dalamnya. Ambillah itu dan bayarkanlah kepada mereka, bagi-Ku dan bagimu juga."
RENUNGAN:
Persoalan hidup, penderitaan dan kematian seringkali membuat kita merasa sedih dan bahkan merasa putus asa. Bahkan saat mengalami kematian seseorang yang dicintai, tidak jarang orang merasa seakan tidak ada lagi harapan untuk hidup. Itulah yang dialami oleh para murid ketika Yesus mengatakan perjalanan hidup-Nya bahwa dia akan diserahkan ke dalam tangan manusia dan akan dibunuh dan pada hari ketika akan dibangkitkan. Mendengar perkataan Yesus ini, para murid begitu sedih. Mereka hanya larut akan penderitaan dan kematian yang akan dialami oleh Yesus, tidak memperhatikan kebangkitan dalam kalimat terakhir yang diucapkan oleh Yesus.
Saat para murid masih dalam kesedihan, Yesus berbicara tentang kewajiban membayar pajak kepada pemerintah. Yesus tahu bahwa hidup-Nya tidak akan lama lagi, sehingga sebenarnya tidak menjadi persoalan baginya bila tidak membayar pajak. Demikian juga halnya, Yesus tidak wajib membayar pajak sebab pajak dikutip dari orang asing. Namun Yesus tidak mau menjadi batu sandungan bagi orang lain, Yesus tetap memberi contoh kepada para murid akan tanggungjawab membayar pajak. Yesus memberi contoh bahwa walaupun Dia akan mengalami penderitaan dan kematian, tetapi tetap ikut bertanggungjawab atas pajak.
Penderitaan dan kematian yang akan dialami-Nya tidak menjadi alasan untuk terlepas dari kewajiban dan tanggungjawab. Yesus tidak ingin diistewakan atau tidak ingin dilayani tetapi pada masa-akhir hidup-Nya pun Dia ingin melayani orang lain.
Sabda Yesus hari ini sungguh patut kita renungkan. Kita memang seringkali begitu sedih dalam menghadapi persoalan, penderitaan dan kematian. Kesedihan kita seringkali begitu besar sehingga kita seakan menganggap tidak ada lagi harapan untuk hidup. Bahkan terkadang kita begitu memusatkan perhatian pada penderitaan itu, kita tidak mampu melihat di balik semuanya itu masih ada kebangkitan atau harapan. Kita seringkali lebih mengarahkan pikiran pada penderitaan, persoalan dan kematian, menganggap bahwa semuanya itu adalah akhir segala-galanya. Oleh sebab itu, lewat sabda hari ini, Yesus mengajarkan kepada kita bahwa penderitaan dan kematian bukan akhir segala-galanya, masih ada kebangkitan asal kita tetap setia percaya kepada Yesus.
Yesus juga mengingatkan agar kita hidup tidak menjadi batu sandungan bagi orang lain, tetapi menjadi orang yang ikut bertanggungjawab dan melaksanakan kewajiban kita. Janganlah kiranya karena persoalan atau penderitaan yang kita alami, kita jadikan menjadi alasan untuk ikut bertanggungjawab dalam hidup dan tidak menjalankan kewajiban kita. Juga hendaknya kita meneladan Yesus, yang datang bukan untuk dilayani tetapi untuk melayani. Bahkan seperti Yesus, kita hendaknya juta tidak segan-segan memberikan atau membagikan yang ada pada kita walaupun mungkin hal itu tidak menjadi kewajiban bagi kita. Dengan demikian, kita bukan menjadi batu sandungan bagi sesama, tetapi justru menjadi teladan hidup yang baik. Amin.
0 comments:
Post a Comment
Syalom. Terimakasih atas kunjungan dan komentarnya.Semoga Tuhan memberkati para Saudara.