RENUNGAN HAR BIASA
HARI SENIN, 28 Mei 2012
Kis 3:11-26, Mzm 8:2a,5,6-7,8-9, Luk 24:35-48
BACAAN INJIL:
Pada waktu Yesus berangkat untuk meneruskan perjalanan-Nya, datanglah seorang berlari-lari mendapatkan Dia dan sambil bertelut di hadapan-Nya ia bertanya: "Guru yang baik, apa yang harus kuperbuat untuk memperoleh hidup yang kekal?" Jawab Yesus: "Mengapa kaukatakan Aku baik? Tak seorangpun yang baik selain dari pada Allah saja.
Engkau tentu mengetahui segala perintah Allah: Jangan membunuh, jangan berzinah, jangan mencuri, jangan mengucapkan saksi dusta, jangan mengurangi hak orang, hormatilah ayahmu dan ibumu!"
Lalu kata orang itu kepada-Nya: "Guru, semuanya itu telah kuturuti sejak masa mudaku." Tetapi Yesus memandang dia dan menaruh kasih kepadanya, lalu berkata kepadanya: "Hanya satu lagi kekuranganmu: pergilah, juallah apa yang kaumiliki dan berikanlah itu kepada orang-orang miskin, maka engkau akan beroleh harta di sorga, kemudian datanglah ke mari dan ikutlah Aku."
Mendengar perkataan itu ia menjadi kecewa, lalu pergi dengan sedih, sebab banyak hartanya. Lalu Yesus memandang murid-murid-Nya di sekeliling-Nya dan berkata kepada mereka: "Alangkah sukarnya orang yang beruang masuk ke dalam Kerajaan Allah."
Murid-murid-Nya tercengang mendengar perkataan-Nya itu.
Tetapi Yesus menyambung lagi: "Anak-anak-Ku, alangkah sukarnya masuk ke dalam Kerajaan Allah. Lebih mudah seekor unta melewati lobang jarum dari pada seorang kaya masuk ke dalam Kerajaan Allah." Mereka makin gempar dan berkata seorang kepada yang lain: "Jika demikian, siapakah yang dapat diselamatkan?"
Yesus memandang mereka dan berkata: "Bagi manusia hal itu tidak mungkin, tetapi bukan demikian bagi Allah. Sebab segala sesuatu adalah mungkin bagi Allah."
RENUNGAN:
Hidup beriman untuk beroleh keselamatan kekal, bukan hanya soal ketaatan dalam menjalankan hukum atau aturan, tetapi ketidaklekatan pada harta duniawi. Ketidaklekatan adalah berarti kerelaan berbagi kehidupan dengan sesama.
Bila kita menyimak Injil hari ini, kita mungkin kagum akan orang yang datang bertanya kepada Yesus sehubungan dengan jalan untuk beroleh hidup kekal. Kita merasa kagum karena dia begitu peduli akan hidup kekal, ada kerinduan dalam hatinya untuk beroleh hidup kekal. Kekaguman kita mungkin bertambah ketika dia mengatakan bahwa dia telah mengukuti perintah Allah sejak masa mudanya. Namun kekaguman kita sirna ketika dia pergi dengan sedih mendengat perkataan Yesus, "Hanya satu lagi kekuranganmu: pergilah, juallah apa yang kaumiliki dan berikanlah itu kepada orang-orang miskin, maka engkau akan beroleh harta di sorga, kemudian datanglah ke mari dan ikutlah Aku." Sebab dikatakan karena banyak hartanya.
Namun kiranya dapat kita lihat bahwa dia bertanya tentang apa yang harus dilakukan untuk beroleh hidup kekal, bukanlah keluar dari hatinya yang tulus untuk beroleh hidup kekal. Dia bertanya, namun sebenarnya dia mau membanggakan diri di hadapan Yesus karena merasa sudah hidup baik dan kiranya layak mendapat pujian dari Yesus dan layak pula mendapatkan hidup kekal. Hal ini bisa mengerti dari jawabannya yang lantang mengatakan bahwa dia sudah melaksanakan perintah Allah sejak masa mudanya. Dari jawabannya ada nada kebanggan atau membanggakan diri sehingga mengarapkan pujian dari Yesus atas apa yang dilakukannya dan dia juga berpikir bahwa Yesus akan memujinya dan mengatakan bahwa dia layak beroleh hidup kekal. Namun jawaban yang didengarnya dari Yesus bukan pujian tetapi mengatakan bahwa dia masih belum layak beroleh hidup kekal. Yesuspun mengatakan bahwa untuk beroleh hidup kekal, tidak cukup hanya taat pada perintah Tuhan, tetapi harus mau melepaskan hartanya dengan menjulnya dan membagikannya kepada orang. Yesus meminta dia untuk tidak melekat pada hartanya tetapi melekat atau mengikuti Yesus.
Juga bisa kita mengerti bahwa hidup beriman harus juga nyata dalam kepedulian kepada sesama.
Sehingga dengan demikian, orang itu pergi dengan sedih bukan hanya karena dia tidak mau melepaskan hartanya yang banyak, tetapi juga karena ternyata Yesus bukan memuji dia dan mengatakan bahwa dia sudah layak beroleh hidup kekal. Malahan Yesus mengatakan bahwa apa yang dilakukannya masih kurang, karena dia masih melekat pada hartanya, dia hanya taat pada aturan, tetapi tidak mempunyai cintakasih kepada sesama.
Kitapun mungkin merasa bangga dan menggap diri bahwa kita adalah orang beriman yang sudah baik karena kita taat pada perintah Allah, merasa baik karena kita akif dalam kegiatan Gereja, juga karena terlibat dalam banyak kepengurusan Gereja. Ada juga yang merasa bangga merasa orang yang sungguh beriman karena begitu menguasai kitab suci, sehingga dalam pembicaraan selalu mengutip ayat-ayat kitab suci, adapula merasa dirinya sudah orang beriman karena sudah melakukan ziarah ke banyak tempat ziarah. Sehingga dengan semuanya itu merasa diri layak mendapat pujian dari orang lain dan juga dari Yesus, juga merasa diri memang sudah layak kelak beroleh hidup kekal.
Namun kiranya lewat sabda Yesus hari ini, kita disadarkan bahwa semuanya itu belumlah cukup dalam kehidupan beriman untuk beroleh hidup kekal. Hidup beriman bukan sekedar taat pada perintah Tuhan, bukan hanya sekedar aktif dalam kegiatan gereja, tetapi harus tampak dalam hidup yang rela berbagi kehidupan dengan sesama. Rela berbagi kehidupan dengan seseama, berarti rela melepaskan milik dan dibagikan kepada sesama yang membutuhkannya. Ini juga mengandung makna bahwa kita tidak melakat pada harta duniawi, tetapi berani melepaskannya dan membagikannya kepada sesama. Tidak melekat pada harta dunia, juga berarti sikap percaya dan pasrah pada penyelenggaraan ilahi dalam kehidupan kita.
Dalam Injil hari ini Yesus mengatakan "Alangkah sukarnya orang yang beruang masuk ke dalam Kerajaan Allah." Tentu bukan berarti bahwa orang kaya umumnya sukar masuk Kerajaan Allah. Lewat perkataan ini, Yesus bukan melarang kita untuk menjadi kaya, tetapi mengajak kita untuk selalu waspada akan harta dunia. Harta itu juga perlu, tetapi janganlah kita melekat padanya sehingga hartalah yang paling utama bagi kita dan kitapun menggantungkan diri pada harta dunia. Namun hendaknya harta dunia itu kita gunakan dengan sebaik-baiknya sebagai jalan untuk beroleh hidup kekal. Caranya adalah berani berbagi dengan sesama. Amin.
terima kasih dengan renungan sabda hari ini ..
ReplyDelete