RENUNGAN HARIAN: Selasa 24 Januari 2012
MASA BIASA TAHUN B: Pekan III:
(Fransiskus dr Sales)
2Sam 6:12b-15,17-19, Mzm 24:7,8, 9,10, Mrk 3:31-35
MASA BIASA TAHUN B: Pekan III:
(Fransiskus dr Sales)
2Sam 6:12b-15,17-19, Mzm 24:7,8, 9,10, Mrk 3:31-35
BACAAN INJIL:
Lalu datanglah ibu dan saudara-saudara Yesus. Sementara mereka berdiri di luar, mereka menyuruh orang memanggil Dia. Ada orang banyak duduk mengelilingi Dia, mereka berkata kepada-Nya: "Lihat, ibu dan saudara-saudara-Mu ada di luar, dan berusaha menemui Engkau." Jawab Yesus kepada mereka: "Siapa ibu-Ku dan siapa saudara-saudara-Ku?" Ia melihat kepada orang-orang yang duduk di sekeliling-Nya itu dan berkata: "Ini ibu-Ku dan saudara-saudara-Ku! Barangsiapa melakukan kehendak Allah, dialah saudara-Ku laki-laki, dialah saudara-Ku perempuan, dialah ibu-Ku."
RENUNGAN:
Siapapun orang tua atau seorang ibu pasti akan tersinggung bila mendengar anaknya mengatakan kata-kata yang seakan tidak mengakui orang tuanya, apalagi bila hal itu dikatakan di depan orang banyak. Anak itu pasti akan dicap sebagai anak durhaka. Orang yang mendengarkan perkataan yang demikian juga pasti akan heran. Demikian halnya, orang-orang yang mendengar kata-kata Yesus sebagaimana kita dengarkan dalam injil ini, juga pasti heran. Sebab ketika mereka memberitahukan kepada Yesus bahwa ibu dan saudara-saudara-Nya ada di luar dan mau menemui-Nya, tapi Yesus mengatakan, “Siapa ibu-Ku dan siapa saudara-saudara-Ku?” Kata-kata Yesus ini seakan menyangkal Maria sebagai ibu-Nya. Tentu bukan demikian yang mau dimaksudkan oleh Yesus. Sebab bila kita baca calam Injil, Yesus sangat menghargai dan mencintai Maria ibu-Nya maupun yang lainnya, sehingga saat menderita sekalipun ketika disalibkan, Yesus masih memperhatikan nasib Maria ibu-Nya. Malahan dengan pernyataan itu, Maria adalah salah seorang contoh manusia yang sungguh-sungguh mendengarkan dan melakukan sabda Tuhan.
Yang terpenting bagi kita untuk kita renungkan adalah perkataan Yesus yang mengatakan bahwa Dia berkenan menjadikan kita saudara-saudarai-Nya, Dia mau menjadikan kita sebagai anggota keluarga-Nya, yakni bila kita mendengarkan dan melaksanakan sabda Tuhan. Sungguh luar biasa, Yesus Tuhan mau menjadikan kita anggota keluarga-Nya hanya bila kita mau melaksanakan kehendak Allah. Padahal, dalam hidup, bila seseorang mau menjadi dianggap sebagai saudara atau teman apalagi menjadi keluarga seorang yang terkenal, dia harus terkenal dulu atau menjadi orang kaya. Atau seringkali orang-orang mengusahakan dirinya agar menjadi bagian keluarga atau kenalan dari orang yang terkenal. Namun tidak demikian dengan Yesus. Yesus sendiri yang mau menjadikan kita saudara-saudari-Nya, walapun sebenarnya kita tidak layak. Bahkan kita semuanya sudah menjadi anggota keluarga kerajaan Allah lewat baptisan yang sudah kita terima.
Kita telah menjadi anggota keluarga kerajaan Allah, semata-mata karena kasih Allah yang sungguh besar kepada kita. Namun baiklah kita ingat dan renungkan selalu kata-kata Yesus, yakni yang mengatakan agar kita melaksanakan kehendak Allah. Seorang saudara-saudarai Yesus, orang yang menjadi anggota kerajaan Allah, dia harus melaksanakan kehendak Allah. Sudahkah kita hidup sebagai saudara-saudari Yesus dengan hidup melaksanakan kehendak Allah?
Lalu datanglah ibu dan saudara-saudara Yesus. Sementara mereka berdiri di luar, mereka menyuruh orang memanggil Dia. Ada orang banyak duduk mengelilingi Dia, mereka berkata kepada-Nya: "Lihat, ibu dan saudara-saudara-Mu ada di luar, dan berusaha menemui Engkau." Jawab Yesus kepada mereka: "Siapa ibu-Ku dan siapa saudara-saudara-Ku?" Ia melihat kepada orang-orang yang duduk di sekeliling-Nya itu dan berkata: "Ini ibu-Ku dan saudara-saudara-Ku! Barangsiapa melakukan kehendak Allah, dialah saudara-Ku laki-laki, dialah saudara-Ku perempuan, dialah ibu-Ku."
RENUNGAN:
Siapapun orang tua atau seorang ibu pasti akan tersinggung bila mendengar anaknya mengatakan kata-kata yang seakan tidak mengakui orang tuanya, apalagi bila hal itu dikatakan di depan orang banyak. Anak itu pasti akan dicap sebagai anak durhaka. Orang yang mendengarkan perkataan yang demikian juga pasti akan heran. Demikian halnya, orang-orang yang mendengar kata-kata Yesus sebagaimana kita dengarkan dalam injil ini, juga pasti heran. Sebab ketika mereka memberitahukan kepada Yesus bahwa ibu dan saudara-saudara-Nya ada di luar dan mau menemui-Nya, tapi Yesus mengatakan, “Siapa ibu-Ku dan siapa saudara-saudara-Ku?” Kata-kata Yesus ini seakan menyangkal Maria sebagai ibu-Nya. Tentu bukan demikian yang mau dimaksudkan oleh Yesus. Sebab bila kita baca calam Injil, Yesus sangat menghargai dan mencintai Maria ibu-Nya maupun yang lainnya, sehingga saat menderita sekalipun ketika disalibkan, Yesus masih memperhatikan nasib Maria ibu-Nya. Malahan dengan pernyataan itu, Maria adalah salah seorang contoh manusia yang sungguh-sungguh mendengarkan dan melakukan sabda Tuhan.
Yang terpenting bagi kita untuk kita renungkan adalah perkataan Yesus yang mengatakan bahwa Dia berkenan menjadikan kita saudara-saudarai-Nya, Dia mau menjadikan kita sebagai anggota keluarga-Nya, yakni bila kita mendengarkan dan melaksanakan sabda Tuhan. Sungguh luar biasa, Yesus Tuhan mau menjadikan kita anggota keluarga-Nya hanya bila kita mau melaksanakan kehendak Allah. Padahal, dalam hidup, bila seseorang mau menjadi dianggap sebagai saudara atau teman apalagi menjadi keluarga seorang yang terkenal, dia harus terkenal dulu atau menjadi orang kaya. Atau seringkali orang-orang mengusahakan dirinya agar menjadi bagian keluarga atau kenalan dari orang yang terkenal. Namun tidak demikian dengan Yesus. Yesus sendiri yang mau menjadikan kita saudara-saudari-Nya, walapun sebenarnya kita tidak layak. Bahkan kita semuanya sudah menjadi anggota keluarga kerajaan Allah lewat baptisan yang sudah kita terima.
Kita telah menjadi anggota keluarga kerajaan Allah, semata-mata karena kasih Allah yang sungguh besar kepada kita. Namun baiklah kita ingat dan renungkan selalu kata-kata Yesus, yakni yang mengatakan agar kita melaksanakan kehendak Allah. Seorang saudara-saudarai Yesus, orang yang menjadi anggota kerajaan Allah, dia harus melaksanakan kehendak Allah. Sudahkah kita hidup sebagai saudara-saudari Yesus dengan hidup melaksanakan kehendak Allah?
0 comments:
Post a Comment
Syalom. Terimakasih atas kunjungan dan komentarnya.Semoga Tuhan memberkati para Saudara.