RENUNGAN HARIAN: Kamis 26 Januari 2012
MASA BIASA TAHUN B: Pekan III:
(Timotius dan Titus)
2Tim 1:1-8 atau Tit 1:1-5 Mzm 96:1-2a,2b-3,7-8a,10 Mrk 4:21-25
MASA BIASA TAHUN B: Pekan III:
(Timotius dan Titus)
2Tim 1:1-8 atau Tit 1:1-5 Mzm 96:1-2a,2b-3,7-8a,10 Mrk 4:21-25
BACAAN INJIL:
Lalu Yesus berkata kepada mereka: "Orang membawa pelita bukan supaya ditempatkan di bawah gantang atau di bawah tempat tidur, melainkan supaya ditaruh di atas kaki dian. Sebab tidak ada sesuatu yang tersembunyi yang tidak akan dinyatakan, dan tidak ada sesuatu yang rahasia yang tidak akan tersingkap. Barangsiapa mempunyai telinga untuk mendengar, hendaklah ia mendengar!" Lalu Ia berkata lagi: "Camkanlah apa yang kamu dengar! Ukuran yang kamu pakai untuk mengukur akan diukurkan kepadamu, dan di samping itu akan ditambah lagi kepadamu. Karena siapa yang mempunyai, kepadanya akan diberi, tetapi siapa yang tidak mempunyai, apapun juga yang ada padanya akan diambil dari padanya."
RENUNGAN:
Bersaksi akan iman, bagi para saudara Protestan bukan hal yang langka, bukan sesuatu yang sulit, tetapi bagi umat katolik pada umumnya begitu sulit bersaksi apalagi di depan umum. Dari sebab itulah, bila dalam perkumpulan marga atau masyarakat, umat katolik pada waktu doa tidak berani bersaksi atau membuat tanda salib sebagai salah satu bukti nyata iman kekatolikannya. Bahkan bila doa diadakan di rumah seorang katolik, tidak jarang yang membawakan adalah protestan dengan cara protestan pula. Juga sering bila ada pemberkatan pernikahan di Gereja Katolik, umat seringkali tidak mengikuti Liturgi katolik dengan baik, bila ditanya, Kenapa? Katanya karena yang hadir bukan hanya katolik. Di rumah sendiri, tidak berani bersaksi akan iman kekatolikan, apalagi di luar.
Memang bersaksi yang dikehendaki oleh Tuhan sebagaimana dikatakan dalam Injil hari ini, bukanlah hanya delam bentuk lahiriah begitu. Yesus mengharapkan suatu kesaksian iman yang lebih mendalam yakni penghayatan iman. Namun bagaimana kita bersaksi dengan penghayatan iman, sedangkan yang lahiriah saja kita sudah tidak berani? Seringkali alasan yang diberikan adalah demi kebersamaan, toleransi beragama, menghargai agama orang lain. Namun seringkali itu hanya alasan saja untuk tidak bersaksi. Bahkan tidak jarang terjadi malah, kita kehilangan identitas kita sendiri. Orang sulit bersaksi karena kurang mengimani apa yang diimani dan kurang menghayatinya.
Sehingga bicara soal bersaki akan iman, hal pertama yang kita lakukan adalah memperdalam iman dan berusaha menghayati iman kita. Dengan menghayati iman di dalam kehidupan sehari-hari, saat itu pula kita bersaksi akan iman kita. Iman kita itu menerangi hidup kita dan juga menerangi hidup sesama kita. Hidup kristiani hendaknya menjadi kesaksian iman pada Kristus dan seorang kristiani harus menjadi saksi-saksi yang hidup akan Yesus Kristus.
Lalu Yesus berkata kepada mereka: "Orang membawa pelita bukan supaya ditempatkan di bawah gantang atau di bawah tempat tidur, melainkan supaya ditaruh di atas kaki dian. Sebab tidak ada sesuatu yang tersembunyi yang tidak akan dinyatakan, dan tidak ada sesuatu yang rahasia yang tidak akan tersingkap. Barangsiapa mempunyai telinga untuk mendengar, hendaklah ia mendengar!" Lalu Ia berkata lagi: "Camkanlah apa yang kamu dengar! Ukuran yang kamu pakai untuk mengukur akan diukurkan kepadamu, dan di samping itu akan ditambah lagi kepadamu. Karena siapa yang mempunyai, kepadanya akan diberi, tetapi siapa yang tidak mempunyai, apapun juga yang ada padanya akan diambil dari padanya."
RENUNGAN:
Bersaksi akan iman, bagi para saudara Protestan bukan hal yang langka, bukan sesuatu yang sulit, tetapi bagi umat katolik pada umumnya begitu sulit bersaksi apalagi di depan umum. Dari sebab itulah, bila dalam perkumpulan marga atau masyarakat, umat katolik pada waktu doa tidak berani bersaksi atau membuat tanda salib sebagai salah satu bukti nyata iman kekatolikannya. Bahkan bila doa diadakan di rumah seorang katolik, tidak jarang yang membawakan adalah protestan dengan cara protestan pula. Juga sering bila ada pemberkatan pernikahan di Gereja Katolik, umat seringkali tidak mengikuti Liturgi katolik dengan baik, bila ditanya, Kenapa? Katanya karena yang hadir bukan hanya katolik. Di rumah sendiri, tidak berani bersaksi akan iman kekatolikan, apalagi di luar.
Memang bersaksi yang dikehendaki oleh Tuhan sebagaimana dikatakan dalam Injil hari ini, bukanlah hanya delam bentuk lahiriah begitu. Yesus mengharapkan suatu kesaksian iman yang lebih mendalam yakni penghayatan iman. Namun bagaimana kita bersaksi dengan penghayatan iman, sedangkan yang lahiriah saja kita sudah tidak berani? Seringkali alasan yang diberikan adalah demi kebersamaan, toleransi beragama, menghargai agama orang lain. Namun seringkali itu hanya alasan saja untuk tidak bersaksi. Bahkan tidak jarang terjadi malah, kita kehilangan identitas kita sendiri. Orang sulit bersaksi karena kurang mengimani apa yang diimani dan kurang menghayatinya.
Sehingga bicara soal bersaki akan iman, hal pertama yang kita lakukan adalah memperdalam iman dan berusaha menghayati iman kita. Dengan menghayati iman di dalam kehidupan sehari-hari, saat itu pula kita bersaksi akan iman kita. Iman kita itu menerangi hidup kita dan juga menerangi hidup sesama kita. Hidup kristiani hendaknya menjadi kesaksian iman pada Kristus dan seorang kristiani harus menjadi saksi-saksi yang hidup akan Yesus Kristus.
0 comments:
Post a Comment
Syalom. Terimakasih atas kunjungan dan komentarnya.Semoga Tuhan memberkati para Saudara.